Malam itu, Nia sering menanyakan siapakah lelaki yang sudah merebut hati adiknya, tapi Sari selalu menghindar dan mengatakan kalau ia hanya bercanda. Tak jarang Nia mengancam akan memberitahu ibunya, jika Sari tidak mau jujur. Akhirnya Sari mengaku, memang lelaki yang duduk di bawah pohon bersamanya waktu itu yang disukai olehnya. Nia berpesan, jika hanya sekadar suka tidak masalah, tapi jangan sampai merendahkan harga diri dan menjadi gadis tak tahu malu yang rela melakukan apa saja untuk mengejar dan mendapatkan lelaki yang disukai.
"Denger?"
"Iya, denger, Mbak. Aku memang suka sama dia, tapi nggak ada niat buat pacaran sama dia."
"Halah, bohong. Nanti kalau dia nembak juga pasti kamu terima."
"Nggak, Mbak. Aku memang suka banget sama dia, tapi hanya sebatas ini, aku tidak ingin lebih."
"Rasa suka itu kalau ditempatkan pada tempat yang benar akan berpengaruh positif, tapi jika ditempatkan pada tempat yang salah, dia bisa berpengaruh negatif."
"Contohnya?"
