"Su ... suka gimana, Mbak? Jangan asal nebak-nebak."
"Siapa yang nebak-nebak? Keliatan kok kalau kamu suka sama dia."
"Sembarangan! Dia cuma senior di sekolah kok, nggak lebih!"
Sari langsung kembali melanjutkan mengerjakan PR-nya, sementara Nia masih fokus menatap adiknya dengan mata menyipit.
"Kalau bohong dosa loh, ya," lanjut Nia penuh ancaman.
"Yang berhak menentukan dosa atau nggak itu cuma Allah."
"Tapi bohong emang dosa, kok. Gugup nih mukanya, takut ketahuan ya. Biasa ajalah Dek. Kalau suka ya bilang suka. Mbak nggak akan marah kok. Cukup tau aja, berarti selera adikku yang begitu."
Nia menggoda, lalu kembali fokus pada bukunya. Melihat itu, Sari hanya melirik sinis ke arah saudaranya. Ia tidak suka saudaranya itu kepo dengan perasaannya. Bukan apa-apa, gadis itu hanya malu jika ketahuan menyukai seorang pria. Terlebih Nia suka jahil, Sari takut diolok-olok di rumah dan bisa ketahuan oleh ibu dan bapaknya.