Chereads / THE NEIGHBOR / Chapter 5 - KESUKAAN YANG SAMA

Chapter 5 - KESUKAAN YANG SAMA

Dipagi hari, Ramdan dan keluarganya sudah bersiap-siap untuk pergi. Terlihat Ramdan yang sedang memanaskan mobilnya sambil menunggu Rahayu dan Sere yang sedang bersiap-siap. Mereka hendak berbelanja membeli berbagai furniture dan perlengkapan lainnya. Ditengah Ramdan yang sedang memanaskan mobilnya itu, Ardi yang sedang menggendong Sean menyapanya dari atas balkon. "Pa Ramdan, pagi-pagi udah panasin mobil" sapanya. Ramdan melihat kearah Ardi dan menjawabnya. "Iya pak, rencana saya dan keluarga mau beli beberapa barang, sekalian jalan-jalan kesekitar sini" jawab Ramdan."Wah.. semoga lancar ya pak dan hati-hati di jalan" kata Ardi. "Terimakasih pak" Jawab Ramdan.

Rahayu dan Sere pun keluar dari rumah. Sere tampak cantik dengan setelan baju berwarna coklat muda lengkap dengan bentuk kepala beruang didadanya. "Sere cantik, hati-hati ya" Kata Ardi menirukan suara anak kecil sambil memegang tangan Sean untuk melambai ke arah Sere. Rahayu melihat ke arah balkon dan tersenyum ke arah Sean. "Terimakasih Sean, Sere jalan dulu" kata Rahayu mewakili dan melambaikan tangan Sere kepada Sean. Merekapun segera masuk ke dalam mobil dan pergi. Ramdan membunyikan klakson mobil sebagai tanda ia pamit kepada Ardi, Ardi dan Sean pun melambaikan tangan kearah mobil mereka.

Ardi dan Sean menuju lantai bawah rumah mereka. "Kita liat mama yuk, mama lagi ngapain ya" Kata Ardi sembari menuruni tangga. "Yuk" Jawab Sean. Rupanya Dewi sedang di dapur dan membuat kue. Dewi tengah menuangkan adonan ke dalam loyang. Terlihat ada beberapa loyang dengan bentuk lingkaran, persegi, dan persegi panjang yang ada di meja dapur serta bahan-bahan kue yang berjajar di meja yang sama.

"Banyak banget bikin kuenya ma" Kata Ardi sambil mendudukkan Sean di kursi

"Aku mau bagiin ke tetangga, bikin buat kita, dan kirim ke rumah kakek sama nenek Sean, ya nak ya? (sambil melihat ke arah Sean)" Jawab Dewi sambil menuangkan adonan.

"Tapi Ayah Ibu Sere tadi pergi ma, mereka mau belanja furniture sama jalan-jalan sekitar komplek"

"Hmm.. nggapapa, nanti aku pisahin buat mereka."

Beberapa menit kemudian kue yang sedang dipanggang dalam oven pun matang. Dewi segera mengeluarkannya dan menaruhnya diatas meja. "Hmmm... Wangi banget kue nya ya nak?" kata Ardi kepada Sean. "Iya, Wangii" Jawab Sean. "Tapi belum boleh dimakan ya, masih panas. Nanti mama hias dulu terus mama kasih strawbery yang banyak buat Sean" Kata Dewi. "Yeeeyyy... Stobeli! Stobeli! Stobeli!" Sorak Gembira Sean.Dewi memasukkan loyang berisi adonan kue yang tadi dituangnya.

Sementara itu, Ramdan dan keluarga tengah sibuk di toko furniture memilih mana yang pas untuk mereka beli. Sere anak yang tenang dan tidak rewel. Sere tidak suka warna yang cerah, oleh sebab itu ketika Ayah dan Ibunya memilih warna yang cerah, Sere selalu menolaknya. Setelah sekian lama di toko furniture merekapun pergi untuk berjalan-jalan sebentar dan mampir ke supermarket, setelah itu pada siang harinya mereka pulang ke rumah.

"Permisi, Bu Ayu, Pa Ramdan" Kata Dewi yang datang bersama anak dan suaminya.

Rahayu pun keluar dan membuka pintu.

"Eh ada tamu, mari masuk" sambut Rahayu dengan ramah.

Dewi, Ardi dan Sean pun masuk ke dalam rumah mereka. Ketika masuk, terlihat bahwa rumah mereka masih terlihat kosong, namun terdapat 1 set sofa berwarna abu-abu di ruang tamu mereka. "Silahkan duduk, maaf pak, bu rumah kami memang masih kosong" Ujar Ramdan sambil menuntun Sere. "Terimakasih, nggapapa ko pak, bu.. kami datang kemari karena mama Sean habis bikin kue" Kata Ardi sambil merangkul pundak Dewi. Dewi tersenyum dan memberikan kue buatannya kepada Rahayu. "Iya, Mudah-mudahan rasa kuenya bisa diterima Ayah, Ibu, dan Sere ya" Sahut Dewi sambil mengusap kepala Sere.

"Stoberi bu, Sere mau kue stoberi" kata Sere sambil melihat dan menunjuk ke arah kue yang dipegang ibunya itu. Ucapan Sere itu tentu membuat semua orang disekitarnya kaget sekaligus senang, terutama untuk Ardi dan Dewi yang akhirnya mendengar suara lucu Sere.

"Iya, tunggu ibu potongin ya, kita makan sama-sama" kata Rahayu

Sere mengangguk dan tersenyum sambil mendongak melihat ibunya. Sean berjalan mendekati Sere dan kemudian berdiri dihadapannya.

"Kamu suka stobeli?" tanya Sean. Sere hanya menjawabnya dengan menganggukkan kepala secara perlahan sambil sedikit menundukkan kepalanya.

"Aku juga suka stobeli!" Ujar Sean dengan kencang dan penuh antusias

"Yuk kita makan kue, kue bikinan mamaku enak loh!" Kata Sean sambil menunjuk dirinya sendiri.

Kedua orang tua mereka tertawa mendengarnya, Dewi mengusap rambut Sean dan mencubit halus pipi putra kecilnya itu.

"Nak, itu kan kue Sere, lagian Sean kan udah makan banyak kue tadi, hayo lupa ya?" Kata Ardi

Sean menengok ke arah papa dan mamanya sambil menaikkan sedikit bibir bawahnya dan mengerutkan dahinya. Hal itu membuat Ardi dan Dewi menahan tawanya. Sean kembali melihat Sere dan berkata, "Boleh ngga aku ikut makan kue?" tanya Sean dengan pelan tidak sesemangat tadi. Sere diam sejenak dan menganggukkan kepalanya. Seketika ekspresi wajah Sean pun berubah, ia mulai senyum dengan lebar dan mengucapkan terimakasih sambil memegang bahu kiri Sere.

Tidak berselang lama, Rahayu datang dengan kue yang sudah di potong-potong dan disusun rapih diatas piring putih dengan corak bunga-bunga kecil berwarna pink dan kuning dipinggirnya, serta teh hangat untuk teman makan kue. Rahayu juga membawakan 2 piring kecil lengkap dengan sendok yang sepotong kue dengan banyak strawberry untuk Sere dan Sean, rupanya Rahayu sudah mendengar dari dapur bahwa Sere dan Sean sama-sama suka Strawberry.

"Ini untuk Sere dan Sean, Ibu kasih strawberry yang banyak" kata Rahayu

"Asyik, terimakasih tante!" Sorak Sean

"Sama-sama sayang" Jawab Rahayu

Rahayu mempersilahkan Ramdan, Ardi dan Dewi untuk minum dan makan kue beserta cemilan yang dihidangkannya di meja tamu mereka. Sere dan Sean yang semula duduk diantara kedua orang tua mereka pun berpindah ke bawah dan duduk di karpet karena ajakan Sean. Mereka makan kue dengan berhadapat dan tampak lahap, terutama memakan Strawberry. Suasana sore itu terhanyut dalam obrolan dan berbagi cerita diantara mereka. Sean yang cerewet dan aktif tampak antusias dan terus berbicara kepada Sere. Sesekali Sere menjawab pertanyaannya dengan singkat, meskipun lebih banyak dijawab lewat gestur tubuhnya seperti mengangguk, menggelengkan kepala, tersenyum tipis, dan menunjuk sesuatu.

Hari menjelang sore, obrolan pun dipecah oleh seorang kurir toko furniture yang mengetok pintu dan hendak mengirim barang pesanan mereka. Akhirnya Ardi, Dewi dan Sean pun pamit pulang. Ramdan dan Rahayu pun kembali sibuk menata dan mengarahkan para pengantar barang itu untuk menaruhnya. Setelah selesai, mereka pun segera membereskan berbagai perlengkapan dan ketika malam menjelang, mereka pun langsung beristirahat,sama halnya dengan Ardi dan keluarga.