Chereads / THE NEIGHBOR / Chapter 4 - HARI PERTAMA BERTETANGGA

Chapter 4 - HARI PERTAMA BERTETANGGA

Pagi menjelang, para ibu tentu sudah terbangun dari tidur dan melakukan aktivitas rutinnya di pagi hari, seperti Dewi dan Rahayu. Ketika sedang membuka kulkas sembari berfikir menyiapkan apa untuk sarapan pagi, terdengar suara tangisan Sean dari kamar yang berada di lantai atas. Dewi segera menutup kulkas dan menghampiri sumber suara tersebut. Dengan langkah yang cepat menaiki tangga, Dewi dengan sigap menuju kamarnya. Suara tangisan Sean kini tidak hanya terdengar sendiri, tapi juga ada suara Ardi yang berusaha mendiamkan tangis anaknya. "Huuhu.. huuu... Mama.. Mama.." suara Sean.

Dewi membuka pintu dan melihat Sean sedang digendong Ardi sambil menangis memegangi boneka hiu kecil di tanggannya. "Mama...." Tangis Sean ketika melihat mamanya datang. Dewi bergegas menggendong Sean dan menghapus air mata yang sudah membasahi pipi gemasnya. "Anak mama udah bangun, jangan nangis yaa.. mau ikut mama masak? Atau mandi sama papa?" kata Dewi dengan lucu."Itut Mama..." Jawab Sean dengan pelan dan wajah sedihnya. Ardi dan Dewi tersenyum mendengarnya. "Kalo gitu kamu mandi duluan ya.. mau sarapan apa?" Tanya Dewi kepada Ardi. "Apa aja, yang Sean lagi mau makan, aku juga makan." Jawab Ardi. "Oke (Sambil mengangguk), aku sama Sean kebawah yaa". Ardi juga membalasnya dengan menganggukkan kepala. Dewi dan Sean keluar kamar dan menuruni tangga menuju dapur. "Anak mama mau makan apa?" tanyanya. Sean hanya diam dipelukan sang mama dengan bibir bagian bawah yang ditekuknya. Dewi melihat dan menirukan bibirnya sambil tersenyum."hmm.. mama.." kata Sean. "Mau makan apa anak mama?" tanyanya kembali ketika sampai di dapur, Sean hanya diam dan duduk di kursi meja makan. "Kalau mama buat pancake Sean mau?" tanyanya. Sean mengangguk-anggukkan kepalanya, "Pakai Stobeli" tambah Sean. "Oke, nanti mama kasih Strawbery yang banyak buat anak mama yaa" Kata Dewi yang kemudian mencubit pipi Sean. Dewi mulai membuat adonan, sembari melakukannya, Dewi memberikan biskuit dan membiarkan Sean bermain bersama dengan boneka hiu kecil yang dibawanya.

Adonan pancake hampir selesai, terdengar suara langkah kaki menuruni tangga. Ardi turun dan menghampiri istri dan anaknya. "Wih anak papa lagi makan biskuit, hiu nya kok ngga dikasih juga?". Sean tersenyum lebar kepada papanya dengan sedikit remahan biskuit yang menempel di sekitar bibirnya. Ardi mengambil tisu lalu membersihkan mulut Sean, dan mereka pun tertawa bersama. "Mama masak apa?" tanya Ardi pada Dewi. "Pancake stobeli" Dijawab langsung oleh Sean. Dewi menoleh dan tersenyum, "Tuh udah dijawab" lanjut Dewi. Mereka pun tertawa bersama. Setelah adonan pancake selesai, Dewi langsung memasak dan menyajikannya, tidak lupa ia memotong banyak strawbery, buah kesukaan putranya.

Hal yang sama juga dilakukan Ramdan dan keluarga kecilnya dalam mengawali pagi. Namun, berbeda dengan Dewi yang membuat pancake, Rahayu membuat nasi goreng dipagi hari untuknya dan Ramdan, sedangkan untuk Sere, ia membuatkan roti bakar dengan selai coklat didalamnya. Setelah selesai memasak, merekapun makan bersama-sama. Sere anak yang pintar dan tidak cengeng. Ketika dibangunkan oleh ibunya, ia tidak menangis. Tidak butuh waktu yang lama untuk membangunkannya, karena Sere langsung terbangun beberapa saat setelah dibangunkan. Sere juga bisa makan sendiri tanpa harus disuapi, Rahayu hanya perlu memastika roti bakarnya sudah dingin, memotongnya dengan ukuran kecil yang cukup untuk sekali masuk kemulutnya, serta disajikan diatas piring berwarna biru muda kesukaan putrinya. Ramdan, Rahayu dan Sere bisa makan bersama-sama dengan tenang. Setelah selesai, Sere dan Rahayu segera mandi, sedangkan Ramdan mengambil kotak hitam besar yang berisi alat-alat perkakas seperti obeng, tang, dan lain-lainnya untuk disimpan di garasi mobil. Setelah selesai mandi, Sere dan Rahayu menghampiri Ramdan yang berada di garasi. Sere menunjuk sepeda dengan kombinasi warna biru muda dan abu-abu miliknya itu. Sepeda itu adalah sepeda Sere yang dipilihnya secara langsung, ketika di toko sepeda bersama ayah dan neneknya, Sere tidak mau ketika dipilihkan sepeda berwarna pink, dia terus menggeleng-gelengkan kepalanya dengan mata yang berkaca-kaca ingin menangis, lalu ia menunjuk dan menghampiri sepeda berwarna biru muda dan abu-abu itu, jadi ayahnya mengambil sepeda yang dipilih putrinya itu, meskipun tidak seperti sepeda anak perempuan, malah lebih seperti sepeda anak laki-laki. Namun, untuk membahagiakan putri semata wayangnya itu, Ramdan tetap membelikannya.

"Sere mau main sepeda?" Tanya Ramdan. "Iya" Sere menganggukkan kepalanya. Ramdan langsung mengambil sepeda dan mengajak Sere ke depan rumah untuk bermain sepeda di sekitar rumah mereka. "Bu, Sere biar main sepeda sama ayah ya" kata Ramdan. "Iya, Ibu buatkan kopi ya" Kata Rahayu, "Boleh bu" Jawab Ramdan. Ramdan menaikkan Sere ke sepeda dan mendorong sambil memegangi dari arah samping. Sere sedikit tertawa karena ayahnya mendorong sambil bercanda. Suatu kebahagiaan untuk Ramdan bisa melihat putrinya tertawa.

Disaat Sere dan ayahnya sedang bersenda gurau sambil menaiki sepeda, Ardi dan Sean membuka pintu dan keluar dari rumah. "Wah, ada Sere lagi naik sepeda nak" kata Ardi sambil menunjuk kedepan. Sean senang dan bertepuk tangan. "Eh ada Sean, sini, main sepeda sama Sere" Ajak Ramdan. Sere menoleh dan menengok ke arah Sean dan papanya yang sedang berjalan menuju mereka. Sean turun dari gendongan papanya dan memgang sepeda Sere. Rupanya sepeda itu mirip dengan sepeda Sean.

"Sepeda Sere mirip sama punya Sean pak, tapi kalau Sean warnanya Full biru, terus ada corak ikan hiu dan warna biru tua" kata Ardi.

"Oh ya, ini sepeda yang dipilih langsung sama Sere, awalnya kami tunjukan warna pink, tapi kayanya Sere nggak suka, dia lebih pilih yang ini, jadi saya ambil yang ini, biar Sere senang." Jawab Ramdan.

Ardi tersenyum mendengar jawaban Ramdan. "Kebetulan sepeda Sean dibawa kesini, Sean mau naik sepeda juga bareng sama Sere ya?" Tanya Ardi pada Sean.

Sean tersenyum dan mengiyakan tawaran papanya. Sere dan Sean pun bermain sepeda bersama. Meskipun Sere tampak tidak tersenyum sedikitpun walau Sean terlihat sangat gembira, tapi mereka tetap bermain bersama. Rahayu dan Dewi keluar rumah secara bersamaan. Mereka menghampiri anak dan suami yang sedang mengobrol bersama itu. "Wah senengnya lagi pada main sepeda" Kata Rahayu. Mereka pun saling mengobrol bersama.

Setelah selesai bermain sepeda, mereka pun kembali masuk ke rumah dan melanjutkan aktivitas masing-masing. "Nanti kalau sudah beres dan nggak sibuk, main-main ya mbak," kata Rahayu kepada Dewi. Dewi menganggukkan kepala sambil tersenyum. Hari itu mereka kembali sibuk. Ardi dan Dewi masih harus merapihkan barang dan memasang wallpaper serta berbagai hiasan dinding di kamar Sean dan ruangan lainnya. Sedangkan Ramdan dan Rahayu sibuk memilih warna cat dan membuat list beberapa perabotan rumah yang harus dipesan untuk mengisi rumah baru mereka.