Chereads / Cinta Tulus Wanita Malam / Chapter 10 - Bertemu Kakak Dias Dan Tante Rose

Chapter 10 - Bertemu Kakak Dias Dan Tante Rose

Aku sangat bahagia sekali, tatkala Pak Angga bilang telah menemukan Kak Dias dan Tante Rose. Tanpa sadar, sangking bahagianya. Aku memeluk tubuh Pak Angga karena sangking bahagianya.

"Vanesa aku sudah menemukan Kak Dias

dan Tante Rosemu sayang, kamu jangan murung lagi sayang. Aku tempatkan mereka ke tempat yang aman sekali. Aku nggak mau kamu kenapa-kenapa sayang. Sekarang tersenyumlah jangan cemas," pinta Angga dengan tersenyum.

"Terima kasih banyak Pak Angga, saya sangat berterima kasih Pak Angga. Pak Angga sangat baik sekali," ucap aku dengan memeluk Pak Angga.

"Iya sama-sama Vanessa, kamu sekarang istirahatlah. Jangan terlalu capek kamu istirahat saja dulu. Kamu mau ke salon ajak anak-anak. Nanti sore mau ngak?" tanya Pak Angga dengan tersenyum.

"Iya Pak Angga saya mau banget, terima ksih banyak Pak Angga. Jika Bapak mau ajak saya ke salon," ucapku dengan tersenyum.

Akhirnya sore hari Pak Angga mengajak aku dan anak-anak perawatan, aku sangat menikmati sekali. Kegiatan mandi susu dan spa.

Setelah selesai perawatan, kami semua pergi ke sebuah restoran berkonsep Jepang.

"Kamu mau makan apa Vanessa?" tanya Pak Angga dengan menatap aku sangat lekat.

"Saya mau sushi dan taisuki Pak,"jawabku dengan tersenyum.

Setelah selesai kami kini pergi ke sebuah Toko kue. Pak Angga sangat perhatian sekali, rupanya Pak Angga mau membelikan kue tersebut untuk Tante Rose dan Kak Dias.

"Pak kita kan sudah makan, terus kita mau ke mana lagi?" tanyaku dengan tersenyum.

"Kita tentu saja akan ke toko kue, kita akan membelikan kue untuk Tante Rose dan Kak Dias kamu itu. Mereka berdua suka kue apa Vanessa?" tanya Pak Angga dengan tersenyum.

"Mereka berdua suka kue apa saja, jadi tak masalah untuk memakan kue apa saja. Kue pasti rasanya sangat enak sekali. Aku mau beli ke toko yang baru buka Pak," ungkapku dengan tersenyum.

Otomatis kami memesan kue di toko yang baru buka, kami mendapatkan diskon lima puluh persen.

Setelah selesai kami pergi ke toko kue, kami akhirnya pergi ke sesuatu tempat. Kesebuah apartemn bagus dan mewah. Aku snagat bahagia sekali. Aku memeluk dan mengecup kedua pipi Tante Rose dan Kak Dias.

"Tante Rose..., Kak Dias.... Aku sangat merindukan kalian berdua," ungkapku dengan tersenyum di iringi dengan senyuman.

"Aku juga sangat merindukan kamu Vanessa, kamu sangat cantik sekali. Apakah anak yang kamu kandung sudah terlahir Vanessa?" tanya Kak Dias dengan tersenyum.

"Iya Kak, aku melahirkan bayi kembar Kak. Namanya adalah Bagus dan Indah. Mereka bayi kembar kak," ungkapku dengan tersenyum.

"Tante sangat baik nak, maaf kami harus pergi meninggalkan kamu karena ancaman orang suruhan Yudha. Yudha datang ke rumah kami, Yudha mengancam dan akhirnya kami pergi, aku sempat mencari kamu nak. Tetapi kami nggak berrhasil menemukan kamu nak," ungkap Tante Rose dengan berlinang air mata.

"Iya Tante, aku juga hampir mati dan di celakai. Aku pergi ke Bandung. Demoi hidup aku hartus menjadi kupu-kupu malam. Sedangkan Yudha datang kembali dan menemuiku, aku sangat bersyukur dengan Pak Angga, aku di pertemukan oeh Pak Angga. Pak Angga baik sekali, Pak Angga membeliku dari tempat hina dan kelam itu," ungkapku dengan tersenyum.

"Apakah kalian berdua saling cinta nak? Sepertinya lelaki tersebut orang baik, dia sepertinya sangat mwenyukai kamu nak. Apakah kamu ada rasa untuk lelaki tersebut?" tanya Tante Rose dengan tersenyum.

"Saya tidak tau Tante, saya sangat kagum dan suka akan kebaikan Pak Angga. Tetapi saya begitu hina dan rendah Tante. Saya nggak pantes untuk Pak Angga, wajah say memang mirip dengan mendiang istrinya. Tetapi Pak Angga pasti hanya kagum saja kepada saya. Tidak mungkin ada rasa cinta untuk saya Tante Rose," ucapku dengan tersenyum.

"Nak kamu baik, nak kamu jangan merendah seperti itu. Tidak pernah ada yang salah untuk cinta. Tante akan selalu mendoakan kamu nak," ucap Tante Rose dengan memelukku.

"Vanessa apa yang di katakan Tanteku ada benarnya, kamu nggak pantes berkata seperti itu. Secara kamu itu gadis yang sangat baik dan sempurna, aku sungguh sangat mendukung. Jika lelaki itu menjadi suami kamu," ungkap Dias dengan tersenyum.

"Kapan-kapan kamu menginaplah di sini, temanin Tante dan Dias. Maaf kan Tante iya nak, kamu pasti sudah banyak menderita. Tante mau mengadopsi kamu Vanesa, apakah kamu mau?" tanya Tante Rose dengan penuh kelembutan.

Tentu saja aku mau, jika Tante Rose mau menjadikan aku anaknya. Aku tak akan menolak karena Tante Rose orang yang baik sekali.

"Iya Tante, aku mau Tante menjadi anak Tante. Secara Tante adalah wanita yang sangat baik dan berhati lembut," ucapku dengan tersenyum.

Pak Angga juga mendukung sekali, jika Tante Rose mau menjadikan aku anak.

"Iya Tante, saya akan mendukung Tante. Jika Tante mau menjadikan Vanesaa anak," ucap Pak Angga dengan penuh senyuman.

Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul delapan malam, kami segera berpamitan kepada Tante Rose dan Kak Dias.

"Tidak terasa sudah malam Tante, saya dan Pak Angga kami berdua pamit pulang iya Tante," ucapku dengan tersenyum.

"Iya nak, kamu hati-hati di jalan iya nak. Kamu dan Angga hati-hati di jalan nanti jangan mengebut," ucap Tante Rose dengan penuh kelembutan.

"Tante saya pulang dulu, besok kita pengadilan. Nanti anak buah saya yang akan urus," ucap Pak Angga dengan tersenyunm.

"Iya nak Angga, terima kasih banyak iysa. Kamu orang baik," ucap Tante Rose dengan tersenyum.

"Sama-sama Tante Rose, saya sangat senang sekali. Karena dapat menolong Vanessa, apa lagi Vanesaa sangat bereati untuk saya dan Husein anak saya. Vanesaa tidak hanya cantik tetapi baik hati," ucap Pak Angga dengan memujijku.

"Sepertinya pujian Bapak untuk saya, terlalu berlebihan. Saya tidak seperti itu Pak," ucapku dengan tersipu malu.

"Aku serius Vanessa, aku tulus dan tak membual. Tetapi setelah kamu menjadi anaknya Tante Rose, berati kamu akasn tinggal di sini. Berati kamu tidak akan tinggal di rumahku lagi," ucap Pak Angga dengan penuh kekecewaan.

"Pak Angga nggak perlu khawatir dan risau, sekali pun kita nggak tinggal serumah lagi. Bapak bisa berkunjung ke sini saya juga dapat berkunjung ke rumah Pak Angga," ucapku dengan tersenyum.

"Iya nak Angga nggak perlu khawatir, tempat kami terbuka untuk pemuda baik dan tampan seperti nak Angga. Nak Angga juga boleh menginap di sini," ungkap Tante Rose dengan sangat ramahnya.

"Pak Angga nggak perlu khawatir, saya merestui Pak Angga jika mau menikahi Vanessa. Vanessa sudah saya anggap adik sejak kami masih sekolah dulu ," ungkap Dias dengan tersenyum.

Bersambung.