Chereads / Cinta Tulus Wanita Malam / Chapter 11 - Resmi Menjadi Anak Tante Rose

Chapter 11 - Resmi Menjadi Anak Tante Rose

Setibanya aku di rumah, aku berdoa dulu.

"Tuhan tolonglah hamba, semoga saja proses pengangkatan hamba sebagai anak Tante Rose berjalan lancar," ucapku dengan berdoa secara khusyu sebelum akhirnya aku tertidur.

Aku terbangun pagi sekali, aku terbangun sekitar jam empat pagi. Aku segera mandi, hari ini aku sangat cantik sekali dengan gaun senada dengan kemeja dan jas milik Pak Angga. Pak Angga dengan penuh perhatiannya membantu aku menggendong Indah sementara aku menggendong Bagus. Sementara Husein, dia menggengam erat tanganku yang satunya.

Ketika akan memasuki mobil, Pak Angga dengan penuh perhatiannya membukakan mobilnya.

"Terima kasih banyak Pak Angga, anda sangat baik sekali. Saya sangat bersyukur sekali Pak," ucapku dengan tersenyum.

"Sama-sama Vanessa, kamu sebentar lagi akan menjadi anak Tante Rose. Saya sangat senang sekali, akhirnya kamu akan memiliki orang tua dan calon sepupu yang layak. Berbeda dengan kedua orang tua dan adik kamu yang jahat," ucap Pak Angga dengan tersenyum.

"Saya sungguh sangat bahagia sekali, saya akhirnya menemukan Tante Rose dan Kak Dias. Mereka berdua sangat baik dulu terhadap saya. Bahkan karena mereka berdua saya sangat bahagia dulu," ucap aku dengan tersenyum.

"Lalu saya harus membalas kebaikan Pak Angga seperti apa? Saya sangat bingung sekali Pak, apakah Bapak mau kue cokelat atau kue pie? Jika Bapak mau akan aku buatkan?" tanyaku dengan tersenyum.

"Saya nggak mnta apa-apa Vanessa, saya hanya minta kamu selalu tersenyum. Kamu jangan pernah murung lagi, aku sangat menyukai kamu Vanessa. Kamu mau apa pun pasti akan aku kabulkan asakan saya hanya minta satu dari kamu. Kamu harus selalu tersenyum," ucap Pak Angga dengan tersenyum.

Setibanya di rumah Tante Rose dan Kak Dias, kami akhirnya berangkat dengan menaiki mobil Pak Angga.

Setibanya kami di pengadilan, Pak Angga dan orang suruhannya langsung mengurusnya. Sekarang di akte kelahiran aku dan di surat apa pun menyatakan Tante Rose sebagai Ibuku.

Akte kelahiran dua buah hati kembarku, aku cantumkan Namaku saja. Karena hanya aku Ibunya. Mungkin suatu saat akan aku ubah ketika anak ini sudah dewasa. Ketika adalelaki yang tulus kepadaku.

"Sayangku kenapa kamu melamun nak?" tanya Tante Rose dengan tersenyum.

"Saya nggak apa-apa Tante," jawabku dengan tersenyum.

"Vanessa sayang, kamu kok masih memangil saya Tante. Pangil saya Mama, karena sekarang saya adalah Mama kamu nak," ucap Tante Rose dengan memelukku.

"Selamat iya Vanessa, sekarang kamu sudah resmi sebagai saudara sepupuku. Aku janji akan menjaga sdan melindungi kamu dengan baik sayang. Jadi kamu jangan khawatir sayang," ucap Kak Dias dengan tersenyum.

Pak Angga pun medndekatiku, dia mulai memeluk dan mengecup kening dan kedua pipiku.

"Selamat iya Vanessa, sekarang kamu sudah resmi memiliki Mama dan saudara sepupu. Aku sangat bahagia sekali, bagaimana jika kita ke Jerman atau ke Turki sebagai merayakan untuk kamu dan keluarga baru kamu?" tanya Pak Angga dengan tersenyum sangat manis.

"Pak Angga nggak usah Pak, kita makan saja. Tidak perlu perayaan mewah segala," tolak aku dengan sangat halus.

Tetapi Mama Rose dan Kakak Dias rupanya sependapat dengan Pak Angga, bahkan dia mau untuk merayakannya.

"Kalau Mama setuju dengan usul Nak Angga, Nak Angga memang calon menantu idaman. Mama mendukung kamu nak," ucap Mama Rose dengan menepuk bahu Pak Angga.

"Saya juga setuju Tante, Angga ini memang calon suami yang baik dan cocok dengan Vanessa. Tolong jaga dan lindungi Vanessa adik aku dengan baik iya Angga" ucap Kakak Dias dengan menepuk bahu Pak Angga.

Setelah kami dari pengadilan, kami pergi ke mall dulu. Pak Angga membelikan aku gaun dan barang -barang mewah. Tidak hanya itu, dia juga membelikan aku rumah mewah yang tidak terlalu jauh dari toko bunga.

Ketika kami sedang makan di mall, aku dan sekeluargaku. Bertemu dengan Ibu Angkat dan adik angkatku Pelangi.

Mereka berdua dengan sangat jahatnya menyiram air kewajahku, Pak Angga yang emosi akhirnya menampar wajah Ibu dan Adik angkatku Pelangi.

"Anda siapa? Kenapa anda ikut campur urusan saya?" tanya Ibu angkatku dengan penuh emosi.

"Saya adalah Angga, saya adalah pengusaha yang memiliki pengaruh besar di Asia. Nama saya adalah Angga," jawab Angga dengan memperkenalkan dirinya.

Tetapi Mama angkatku memang nggak berubah, Mama malahan menghina Angga halu.

"Ya ampun anak muda, saya yakin kamu pasti halu iya nak. Saya nggak percaya nak. Jika kamu ini adalah pengusaha sukses, jika di bandingkan Yudha perusahaan jkamu tak ada bandingannya," ejek Mama angkatku dengan tersenyum meledek.

"Terserah tante saja, mau bilang halu atau nggak. Itu urusan Tante, tetapi saya minta sama Tante jangan hina Vanessa, Vanessa adalah calon istri saya. Saya nggak akan biarkan orang menghina calon istri saya," ucap Pak Angga dengan tersenyum.

Tante Rose juga nggak terima dengan apa yang Mama angjkatku lakukan, dengan penuh emosi dan amarah Mama Rose ikut membela.

"Ibu kok jadi orang jahat banget, Ibu sakit iya? Apa ibnu butuh uang untuk berobat? Sebenarnya ada masalah apa dengan anak saya? Saya adalah Rose sekarang saya adalah Ibu Vanessa, sebagai seorang Ibu saya nggak akan terima jika anaknya di perlakukan seperti itu," ucap Mama Rose dengan penuh emosi.

"Ya ampun kok semua orang pada membela sampah seperti Vanessa, saya kasih tau iya Vanessa itu anak permbawa sial dan bencana. Pasti kamu bakalan menyesal sudah mengadopsi anak seperti Vanessa," ucap Mama angkatku dengan tertawa menyeringai.

Mama Rose seakan tak terima aku di bilang anak pembawa sial. dia mulai menjenguk rambut Mama angkatku.

"Cukup Ibu, hentikan hinaan Ibu kepada Vanessa. Ibu seakan nggak punya malu iya merendahkan Vanessa seperti itu. Jika dia anak pembawa sial Ibu dan suami Ibu nggak akan punya anak, nyatanya setelah Ibu mengadopsi Vanessa, Ibu langsung hamil. Ibu dan suami Ibu memiliki anak yang kalian sangat banggakan bernama Pelangi,"ucap Mama Rose dengan penuh emosi.

Pelangi menatap Angga, Pelangi akhirnya teringat jika Angga adalah orang yang sangat penting. Pelangi lantas menarik tangan Mamanya supaya pergi dari restauran tersebut.

Sepanjang jalan, Ibu dan Pelangi berdebat kenapa mereka harus pergi?

"Nak kenapa kamu menarik Ibui menjauh nak? Ibu belum puas mempermalukan jalang itu? Ibu mau menghancurkan Vanessa nak. Ibu sangat benci dengannya," tanya Ibu dengan keheranan.

"Ibu aku ngak mau lelaki yang bernama Vanessa itu menghancurkan kita, Ibu mau perusahaan Ayah hancur?" tanya Pelangi dengan menatap lekat Ibunya.

"Tentu saja nggak nak, memangnya kenapa nak?" tanya Ibu dengan menatap Pelangi tajam.

Bersambung.