Aku hanya terdiam, aku sama sekali tak menyangka jika hari ini adalah hari ulang tahunku. Bayangkan saja, aku mendapatkan hadiah ulang tahun yang sangat indah dan mewah.
Aku baru kali ini, merasakan meniup kue ulang tahun kembali dan make uwais.
Dengan menutup mataku, aku kini sedang berdoa dan memohon kepada Tuhan sambil menutup mata sebelum aku meniup kue ulang tahunnya.
"Selamat ulang tahun iya adik aku yang sangat cantik dan manis, Kakak akan selalu berdoa untuk kebaikan kamu. Semoga kamu selalu bahagia dan sellau sentosa," ucap Kakak Dias dengan tersenyum.
"Sayang selamat ulang tahun iya nak, Mama doakan semoga kebahagian selalu menyertai kamu nak. Kamu harus sellau bahagia nak," ucap Mama Rose dengan tersenyum manis.
"Selamat ulang tahun Vanesa, kamu belajar bahasa German iya. Karena kita akan ke German aku mau mengajak kamu dan keluarga kamu untuk jalan-jalan. Kami akan membuat kamu bahagia Vanessa, kita akan pergi dengan menaiki kapal pesiar," ungkap Pak Angga dengan tersenyum.
"Selamat ulang tahun Tante Vanessa, Husein harap Tante selalu bahagia. Aku berharap Tante mau menikah dengan Papa aku. Aku sangat sayang kepada Tante Vanessa," ucap Husein dengan tersenyum manis sekali.
Aku sangat bahagia dan tersanjung sekali, mereka semua sangat baik kepada aku.
Aku sangat bahagia yang tak dapat aku ucapkan dengan kata-kata.
"Terima kasih banyak Mama, terima kasih banyak Kak Dias. Terima kasih banyak Pak Angga dan Husein atas doa kalian yang sangat tulus sekali untuk saya. Saya akan belajar Bahasa German, saya sangat bahagia sekali Pak Angga saya akan belajar Baha German besok," ungkapku dengan sangat bahagia sekali.
"Iya Vanessa, sepulang kamu kerja, kamu dapat langsung kursus bahasa German. Nanti aku dan Dias juga akan kursus Bahasa German, berhubungan Mama kamu Tante Rose sudah sangat pandai berbahasa German. Mama kamu saja yang menjadi guru Bahasa German kita," ungkap Pak Angga dengan tersenyum manis.
"Iya nak Angga, kamu nggak usah khawatir. saya akan mengajarkan putri saya yang sangat cantik ini berbahasa Jerman, saya akan bimbing semuanya kalau perlu. Saya sangat sennag sekali melihat kebahagian dan kebaikan hati nak Angga," ucap Mama Rose dengan tersenyum.
Akhirnya kami semua dengan sangat kmpak, menjadikan Mama Rose menjadi guru bahasa German kami.
Aku dan semuanya belajar dengan Mama, kurang lebih selama dua minggu. Setelah kami sudah pasih. Akhirnya pas tanggal merah kira-kira tanggal sepuluh. Kami semua berangkat dari Indonesia menuju German dengan menaiki kapal pesiar. Kami sangat takjub karena dapat memandangi laut dari kapal pesiar.
Aku sangat takjub sekali, akan keindahan kapal pesiar. Kapal tersebut sangat indah sekali. Sangat bagus dan indah di pandang mata. Apalagi tatapan Mas Angga sangat baik sekali. Mas Angga sellau menatap aku dengan tatapan penuh cinta.
"Ya ampun sangat indah sekali, ini baru pertama kali aku menaiki kapal pesiar ini. Sangat indah dan bagus sekali," ucap aku dengan berdecak sangat kagum sekali.
"Iya sangat indah dan cantik secantik kamu Vanessa," puji Pak Angga dengan tersenyum.
"Pak Angga bisa saja, tetapi saya sangat jelek sekali. Saya tidak cantik, bagaimana bisa anda mengatakan jika saya sangat cantik sekali?" tanyaku dengan tersenyum.
"Kamu tidak hanya cantik di wajah saja tetapi kamu cantik di hati kamu Vanessa, kamu sangat baik sekali. Aku sangat takjub akan kecantikan kamu luar dan dalam," puji Pak Angga dengan tersenyum.
Pak Angga masih terus memuji aku, sontak saja wajah aku memerah dan tersipu malu.
Aku juga di puji oleh Kak Dias, Mama dan Husein anak kecil yang sangat lucu dan menggemaskan. Sementara Bagus dan Indah kedua anak kembarku sedang berceloteh ria menggunakan bahasa bayinya.
"Saya sangat setuju sekali dengan Pak Angga, jika adik saya Vanessa sangat cantik luar dan dalam. Kecantikannya sangat terpancar inner dan beautynya. Intinya dia sangat cantik sekali. Aku saja sebagai Kakaknya sangat bangga," ucap Kak Dias dengan memujiku secara berlebihan.
"Iya Mama juga sangat setuju sekali jika anak Mama ini, sangat cantik sekali luar dan dalam. Bahkan kecantikan melebihi apa pun itu," puji Mama dengan merangkul aku.
"Iya Mama Vanessa memang yang terbaik, Husein saja sangat tergila-gila dengan Vanesa. Husein sangat ingin Mama Vanessa menjadi Mama Husein," ungkap Husein dengan tersenyum.
"Terima kasih banyak untuk pujiannya, tetapi itu sangat berlebihan sekali. Aku jadi sangat malu sekali," ucapku dengan tersenyum.
Pak Angga dengan menggunakan Bahasa German, mengajak aku untuk berdansa.
" Vanessa mau kah kamu berdansa dengan aku? Aku mohon jangan menolak ajakanku!" ucap Mas Angga dengan berlutut.
"Iya Pak, tentu saja Pak saya mau berdansa dengan Pak Angga. Tidak ada niatan saya untuk menolak berdansa dengan lelaki sebaik Pak Angga," ucap aku dengan tersenyum manis.
"Terima kasih banyak Vanessa cantik, karena kamu sudah mau menerima ajakan aku berdansa. Saya sangat bahagia sekali, kamu sangat cantik sekali Vanessa. Bahkan aku sangat takjub memandangi wajah kamu yang sangat cantik sekali," ucap Mas Angga dengan penuh kelembutan.
"Sama-sama Pak, tetapi bukankah pujian Bapak untuk saya sangat berlebihan. Saya sangat malu sekali Pak," ucap aku dengan tersipu malu.
Aku dan Pak Angga sangat menikmati dansa kami, kami berdansa dengan sangat romantis sekali dengan mengikuti alunan music.
"Apakah kamu senang dan bahagia sayang? Aku harap kamu selalu bahagia Vanessa, kamu sangat cantik dan manis sekali Vanessa. Bahkan kamu tidak boleh menderita lagi, aku membeli kamu dari mucikari itu. Aku ingin kamu bahagia Vanessa," tanya Mas Angga dengan penuh kelembutan.
"Iya Pak saya sangat bahagia dan sangat senang sekali, sehingga ngak dapat di lukiskan dengan kata-kata. Saya sangat bahagia sekali melebihi apa pun itu," jawab aku dengan tersenyum.
Pak Angga tiba-tiba berlutut dan mengengam tanganku, serta mengecup tanganku dengan penuh kelembutan.
"Vanessa apakah kamu mau menjadi istriku? Apakah kamu mau menjadi Ibu dari anak-anakku, menikahlah dengan aku Vanesa! Aku sungguh sangat mencintai kamu Vanesa," tanya Mas Angga dengan tatapan penuh cinta.
Tunggu, apa aku nggak salah dengar? Pak Angga melamar aku. Aku sangat bahagia dan senang sekali. Ya ampun aku bingung aku harus jawab apa iya?
Setelah aku pikir-pikir lagi Pak Angga sangat baik, beliau adalah calon suami idaman banget. Dia sangat penyayang dan mau menerima aku apa adanya. Mau menerima masa lalu aku yang sangat kelam sekali.
Dia juga sudah mempertemukan aku, mempertemukan aku dengan Mama Rose dan Kakak Dias. Orang baik yang berjasa dalam hidupku.
Bersambung.