Aku sangat kaget dan bingung sekali, aku harus menjawab apa? Aku sangat bingung harus menjawab apa, aku terima apa aku tolak.
Apakah aku terima saja lamaran Pak Angga sangat baik kepadaku, bodoh jika aku tolak lamaran Pak Angga. Aku harus terima lamaran Pak Angga yang sangta baik sekali.
"Pak Angga aku terima lamaran Bapak, Bapak sangat baik kepada aku. Bapak sangat tampan dan mempesona. Jujur sebenarnya aku terima Bapak bukan karena hanya ketampanan Bapak saja tetapi karena kebaikan hati Bapak yang sangat tulus sekali untuk aku," ungkap aku dengan tersenyum.
"Iya sayang, terima kasih iya Vanessa sayang. Karena kamu sudah menerima lamaran aku," ungkap Pak Angga dengan mengecup pucuk tangan aku.
Aku merasa sangat tersanjung sekali, aku sangat menyukai kebaikan Pak Angga.
Pak Angga tidak hanya baik dan tampan, tetapi dia sangat baik. Itulah yang membuat aku memilih dan menerima lamaran Pak Angga.
"Selamat iya nak Angga, akhirnya lamaran kamu di terima oleh Vanesa putriku yang sangat cantik sekali," ucap Mama Rose dengan tersenyum sambil memeluk kami berdua.
"Selamat iya Adik aku sayang, akhirnya kamu menerima lamaran Pak Angga juga. Selamat iya Pak Angga karena lamaran Bapak di terima oleh Vanessa," ucap Kakak Dias dengan tersenyum.
"Terima kasih Mama dan Kakak Dias, doakan saja kami berdua. Saya menerima Bapak Angga karena beliau orang yang sangat baik sekali," ungkapku dengan tersenyum.
Aku hanya tersipu malu, setelah pulang dari German, barulah aku dan Pak Angga resmi bertunangan.
Tetapi setelah pertunangan berlangsung aku masih saja di ganggu oleh Yudha. Yudha sanagt jahat sekali, Yudha merendahkan aku di depan wartawan ketika kami sedang konfersi pers. Dia juga mengungkapklan jika aku adalah wanita kupu-kupu malam yang di beli oleh Pak Angga.
Aku sangat kesal dan marah sekali, kenapa Yudha tega sekali kepadaku.
Aku tak menyangka Yudha akan setega itu kepadaku, aku sangat marah sekali.
Untungnya Pak Angga sangat baik sekali, Pak Angga dengan penuh perhatian mengatakan jika dia tulus sayang kepadaku. Dia berniat mau menikahi aku. Apa pun masa laluku. Aku sangat bersyukur sekali, Pak Angga sangat baik sekali karena mau menerima keadaan aku.
"Terima kasih Pak Angga, karena Bapak sudah mau menerima saya. Mau menerima masa lalu saya," ucapku dengan menundukan kepalaku.
"Sama-sama Vanessa sayang, aku sangat sayang kepada kamu Vanessa. Aku terima kamu apa adanya, karena aku sangat cinta kamu. Apa pun masalah kamu bukan kamu yang salah. Itu semua karena kesalahanm lelaki berengsek itu"ucap Angga dengan tersenyum.
Sementara Yudha sangat marah dan emosi, Yudha sangat marah karena gagal memisahkan Vanessa dari Angga.
Yudha berjalan menghampiri istrinya, dia berjalan menghampiri Pelangi.
Yudha kini mengajak Pelangi untuk melakukan hubungan suami istri, tetapi karena Pelangi menolaknya membuat Yudha sangat marah dan kesal.
Yudha kini menampar wajah Pelangi, Yudha juga menyudut rokok. Yudha menyundut rokok ke seluruh tubuh Pelangi.
"Akh...sakit Yudha," rintih Pelangi dengan merintih kesakitan.
"Rasakan ini Pelangi, kamu memang istri yan tak berguna. Kamu istri yang tak tau di untung. Masa kamu begini saja nggak mau melayani suami kamu. Ibadah Pelangi melayani suami kamu yang sedang berapi-api," ungkap Yudha dengan meluapkan emosinya.
"Aku mau saja Yudha, jika aku tidak hamil. Aku mau saja melayani kamu, jika kandungan aku tidak lemah tetapi kandungan aku sangat lemah sekali. Jadi aku harus menahan diri untuk tidak mau melakukan hubungan suami istri suami aku sayang," ungkap Pelangi dengan tersenyum.
"Alah kau alasan saja Pelangi, aku muak dengan kamu. Sebaiknya aku ke club malam saja. Aku ngagk mau pulang tiga hari," ucap Yudha dengan penuh emosi.
Yudha kini pergi, Yudha pergi ke club malam menemui dua gadis. Dia sangat kesal dan marah sekali. Yudha nggak mau pulang menemui Pelangi.
Yudha dengan penuh emosi dan amarah, benar saja melangkahkan kakinya ke sebuah club malam dia nggak pulang selama tiga hari.
Sementara Pelangi hanya dapat menangis, Pelangi sdangat merana dan kecewa. Dia meratapi nasibnya, apa mungkin ini karma dari Vanessa Kakaknya. Dia tidak mau hidupnya semakin hancur. Pelangi akhirnya pergi ke gereja untuk menenangkan dirinya.
Pelangi berdoa dengan khusyu, Pelangi di pandu dengan pastur. Pelangi merasa sangat tenang ketika dia berhasil berdoa dengan khusyu.
Setelah selesai kini Pelangi ke rumah sakit, di sebuah rumah sakit yang tidak terllau mewah. Pelangi bertemu dengan Aston. Pemuda tampan yang sanagt baik. Ketika Pelangi hampir terjatuh. Aston dengan sigapnya menolongnya.
"Ibu nggak apa-apa kan?" tanya Aston dengan tersenyum.
"Saya nggak apa-apa Mas, terima kasih Pak Aston. Pak Aston anda sangat baik sekali. Anda sungguh sangat baik sekali. Bahkan kebaikan anda tak dapat saya ungkapkan dengan kata-kata," ungkap Pelangi dengan tersenyum ramah.
"Ibu tau nama saya?" tanya Aston dengan sangat ramahnya.
"Nama Bapak kan ada di name tag tentu saja saya tau, itu nama anda adalah Aston Dewantara. Nama yang sangat bagus Pak," ucap Pelangi dengan tersenyum.
Setelah melakukan pemeriksaan, Pelangi kini pulang ke rumah. Di rumahnya rupanya sudah ada suaminya Yudha.
Yudha sangat emosi sekali, Yudha mencekik leher Pelangi dengan penuh emosi.
"Kamu dari mana saja? Kamu senang iya aku nggak pulang tiga hari, sampai kamu kelayapan ke sana ke mari. Sekarang kamu jawab, kamu dari mana saja?" tanya Yudha dengan penuh emosi.
"Tolong lepaskan aku Yudha, leher aku sakit sekali. Sangat sakit Yudha aku harap kamu hentikan Yudha. Jika kamu terus-terusan seperti ini aku bisa mati. Aku bisa kehilangan nyawa aku. Bahkan anak kita yang ada di dalam kandungan juga akan mati di dalam kandungan," ucap Pelangi dengan meringis kesakitan.
Yudha tetap saja menyeret tubuh Pelangi hingga ke dalam kamar mandi, di dalam kamar mandi Yudha menyiream tubuh Pelangi dengan air panas. Dia juga menendang perut Pelangi. Pelangi yang nggak kuat akhirnya pingsan dan terjatuh.
Yudha sangat panik sekali, karena Pelangi tak sadarkan diri. Tetapi Yudha enggan membawa Pelangi ke rumah sakit.
Yudha malahan asyik bercinta dengan dua gadis yang dia sewa di kamr sebelah. Pelangi yang susdah di ambang antara hidup dan mati hanya dapat menangis di dalam diam.
Pelangi hanya menangis menyesali perbuatan jahatnya. Pelangi kini terjatuh di lantai dengan menagis.
"Mungkin ini karma aku Tuhan, maafkan aku Tuhan. Aku sangat sedih sekali, kenapa nasib aku jadi seperti ini? Mungkin karma aku yang jahat kepada Kakakku Vanesa," ucap Pelangi dengan menangis sejadi-jadinya.
Bersambung.