Tidak terasa sudah pagi saja, Yudha kini telah terbangun dengan dua wanita malam yang dia sewa.
"Sayang kami pulang dulu iya, terima kasih sayang atas uangnya. Kamu memberikan kamu banyak lagi," ucap kedua gadis tersebut dengan mengecup kedua Pipi Yudha.
Yudha hanya tersenyum, Yudha kemudian memeluk kedua gadis tersebut sambil berucap.
"Terima kasih sayang, jika kalian mampu mengimbangi permainan aku ketika kita sedang bercinta. Nanti uang untuk kamu akan aku tambahkan, kamu mau meminta berapa pun pasti akan aku kasih. Kamu mau minta banyak pun aku akan memberikan untuk kamu sayang," ucap Yudha dengan mengedipkan sebelah matanya.
Setelah kepergian kedua gadis tersebut, Yudha langsung menuju gudang. Ketika dia membuka pintu gudang. Pelangi kini sudah terbaring di bawah dengan wajah yang dan tubuh yang membiru.
"Hey kamu bangun Pelangi, ayo bangun sekarang sudah pagi sekali. Seharusnya kamu sudah bangun sayang, jangan seperti ini sayang. Kamu itu harusnya bangun Pelangi jangan males-malesan seperti ini," ucap Yudha dengan mengguncangkan tubuh Pelangi.
Yudha sangat panik, karena Pelangi tak kunjung bangun dari tempat tidur tersebut.
Pelangi kini Yudha bawa di rumah sakit, karena Pelangi tak kunjung sadar. Yudha dengan sangat panik langsung bertanya kepada dokter.
"Dokter apakah istri saya tidak apa-apa? Kenapa dia tak kunjung bangun dokter? Saya sangat khawatir sekali dokter?" tanya Yudha dengan sangat panik sekali sambil menggengam erat tangan Pelangi.
"Bapak tidak perlu khawatir, Ibu Pelangi juga sebentar lagi akan sadarkan diri. Ibu sedang hamil Pak. Tolong kandungannya di jaga," ungkap Dokter tersebut dengan tersenyum.
"Baik dokter, tentu saja saya akan menjaga kandungan Pelangi. Karena saya sangat menyayangi dan mencintai istri saya Pealangi," ungkap Yudha dengan mengecup kening Pelangi.
Yudha menjadi suami yang sangat hangat sekali karena ada kedua mertuanya dan dokter, coba jika hanya berdua saja dengan Pelangi. Pasti Yudha tetap kasar dan tak peduli dengan Pelangi.
Seteah pulang dari rumah sakit kelakuan Yudha semakin gila dan menjadi-jadi, Yudha meminta Pelangi mernyaksikan kegiatan bercintanya dengan dua gadis di kamar mereka.
"Yudha jika kamu mau bercinta dengan dua gadis itu, aku nggak apa-apa. Aku mengalah alku nggak mau melihatnya, Aku bisa tidur di kamr tamu," ucap Pelangi dengan menitikan air mata.
"Pelangi kamu ini adalah istri, kamu harus belajar dari kedua wanita ini. Supaya kamu mampu membahagiakan dan menyenangkan aku keika bercinta, jangan diam saja seperti batu. Kamu tak mampu menggairahklan," umpat Yudha dengan tersenyum menyeringai.
Mau nggak mau Pelangi mengalah, karena jika tidak Yudha akan menendang perutnya. Karena Pelangi tak mau bayi yang ada di dalam kandungannya kenapa-kenapa.
Setelah Yudha dan kedua wanita itu, tertidur dengan sangat pulas sekali. Akhirnya Pelangi masuk ke dalam kamar tamu.
Pelangi menangis sejadi-jadinya, Pelangi mengatakan jika dirinya sudah tidak kuat lagi. Tetapi dia tetap harus sabar dan bertahan. Karena ada bayi di dalam dirinya.
"Ya Tuhan perutku sakit sekali, Tuhan aku sudah tidak kuat. Tetapi aku harus bagaimana lagi. Aku harus bertahan, aku nggak boleh lemah. Ada anak di dalam kandungan aku," ucap Pelangi hingga akhirnya dia terttidur karena kelelahan.
***Di Kediaman Vanessa***
Aku sangat bahagia sekali, sekarang aku bersama kedua anak kembarku tinggal di rumah baruku yang Pak Angga belikan untukku.
Mama Rose dan Kak Dias kini sedang membantuku dalam mengurus Bagus dan Indah. Sementara aku kini sedang membuat makan malam.
Aku sangat senang dan tanpa sadar aku menitikan air mata, iya air mata kebahagian.
"Kamu kenapa nak? Kok kamu menangis, apakah kamu sakit? Kalau kamu sakit, biar Mama saja yang lanjut memasak," tanya Mama Rose dengan penuh kelembutan.
"Tidak apa-apa Ma, aku tidak sakit kok. Aku hanya sangat bahagia sekali karena sekarang ada Mama dan Kak Dias. Kalian berdua sangat baik sekali," ungkapku dengan tersenyum.
Setelah masakan matang, Mama dan Kak Dias mengatakan kita akan pergi ke German. Kata Kak Dias sangat menginginkan ke sana. Kita pergi bersama Pak Angga dan Husein.
"Nak kita nanti pergi ke German iya sayang, soalnya Dias sangat menginginkan ke German. Kamu nggak masalah kan?" tanya Mama Rose dengan menatap aku lekat.
"Iya Mama tentu saja, tentu saja aku nggak masalah. Yang penting Mama dan Kak Dias senang," jawabku dengan tersenyum.
"Nanti kita akan pergi bersama Pak Angga dan Husein juga, kita akan berlibur panjang di sana. Siapa tau dia akan melamar kamu Vanessa?" goda Kak Dias dengan tersenyum.
Kakak Dias ada-ada saja tingkah usilnya di dalam menggodaku, aku yang sangat mengantuk akhirnya pamit lebih dulu ke kamar bersama kedua anak kembarku Bagus dan Indah.
"Mama dan Kakak, aku sudah sangat mengantuk sekali. Aku dan anak-anakku pamit ke kamar dulu iya," ucapku dengan tersenyum.
"Iya nak, semoga kamu mipi indah iya sayang. Mama harap besok kamu bahagia dan seterusnya," ucap Mama Rose dengan mengecup keningku.
"Selamat malam kedua cucuku, mimpi yang indah iya sayang. Nenek harap besok kamu selalu bahagia iya,' ucap Mama Rose dengan mengecup kening kedua buah hatiku yang mulai tertidur di gendongan aku.
"Iya Vanessa semoga kamu mimpi indah iya, Kaka doakan kamu selalu bahagia dan selalu cantik. Jangan cemberut dan tak ada Yudha yang jahat mendekati kamu kembali," ucap Kaka Dias dengan mengelus rambutku.
"Selamat malam keponakan aku, Bagus dan Indah. Semoga besok pagi ketika kamu bangun kamu selalu bahagia, Om sangat sayang kepada kalian berdua," ucap Kakak Dias dengan mengecup kedua buah hatiku Bagus dan Indah.
Aku kini mulai menyanyikan lagu sedrhana, sebagai pengiring kedua buah hatiku tertidur. Setelah mereka pulas, aku akhirnya tertidur.
Aku bermimpi jika Yudha memukul dan menyiksa Pelangi, aku berusaha menolong Pelangi tetapi tidak bisa.
Aku terbangun pagi sekitar jam empat pagi, aku langsung mandi dan bersih-bersih rumah. Aku juga membuatkan sarapan utuk keluaraga aku.
"Kamu kenapa Vanesa?" tanya Kakak Dias dengan menatap aku lekat.
"Aku tidak apa-apa Kak," jawabku dengan sangat singkat.
"Kamu bohong Vanessa, aku tau kamu sedang ada masalah. Kamu jujur saja,"ucap Kakak Dias dengan menatap curiga kepadaku.
Aku akhirnya menceritakan mimpiku, jika aku melihat Pelangi di siksa oleh Yudha. Aku mau menolong Pelangi, tetapi sayangnya nggak bisa.
"Jadi begini kak, aku bermimpi bertemu dengan Pelangi dan Yudha. Yudha sangat kasar sekali menyiksa dan memukuli Pelangi. Ketika aku mau membantu sangat susah sekali, aku sejak tadi sedang memikirkan arti mimpiku. Apa terjadi sesuatu dengan Pelangi?" tanya aku dengan sangat sedih sekali.
Bersambung.