Aku masih merasakan sakit sekali, ketika Pelangi menamparku. Bahkan hati dan pipiku sangat perih sekali.
"Pelangi kenapa kamu jahat sekali kepadaku? Aku tak seperti apa yang kamu pikirkan?" tanyaku dengan menyanggahnya.
"Dasar kau jalang! Sekali jalang tetaplah jalang. Kamu wanita jahat yang mencoba merenggut kebahagianku, kamu mau merebut Yudha dariku," ucap Pelangi dengan menjengut rambutku.
Aku tak tau, kapan Pak Angga muncul, Pak Angga kini berada di belakang kami. Pak Angga menarik tangan Pelangi dengan sekuat tenaga. Sehingga Pelangi terjatuh ke lantai.
"Kamu jangan kurang ajar iya Nona, kamu sudah kurang ajar menggagu milikku. Saya beri tahu jangan menggangu Nyonya Vanessa Angga," ucap Angga dengan memelukku sambil menunjuk-nunjuk ke arah Pelangi.
"Anda yakin mau sama sampah seperti dia? Dia itu perempuan jalang? Sangat nggak pantas bersanding dengan anda Pak Angga," ucap Pelangi dengan menghina aku.
Angga masih terus membelaku, aku nggak tau apa jadinya jika aku tanpa Annga.
"Nggak ada urusannya dengan anda, mau Vanesaku ini jalang maupun nggak? Setauku wanitaku adalah wanita yang sangat baik dan berharga sekali," ucap Angga dengan mengecup keningku.
Angga langsung mengusir Pelangi, dari toko bunga kami.
"Tolong anda pergi dari toko bunga kami, anda ini mengotori pemandangan toko kami. Jika anda masih nekad menganggu wanitaku, aku pastikan keluarga kamu akan hancur," ucap Angga dengan mengancam Pelangi.
Pelangi dengan berlari koncar-kancir meninggalkan toko kami, akhirnya kami berdua membersihkan toko yang berantakan.
"Vanesa kamu duduk saja!" titah Pak Angga.
"Tidak Pak, saya akan membantu anda untuk membersihkan toko bungga. Jadi nggak masalahkan," ucap Vanessa dengan tersenyum.
"Baiklah kau elap-elap kaca dan meja saja, untuk pekerjaan berat serahkan ke aku. Aku nggak mau wanitaku kecapean," ucap Angga dengan tersenyum manis.
Setelah toko rapih, Angga membantu Vanessa berjualan. Mereka tutup toko sekitar jam lima sore.
Angga mengajak Vanessa ke mall, Vanessa sangat di manjakan sekali oleh Angga.
"Kamu mau yang mana Vanessa sayang? Sekarang kamu pilih yang mana sayang? Kamu memilih gaun yang mewah dan bagus?" tanya Angga dengan tersenyum.
"Saya ambil dua ini saja Pak Angga," jawabku dengan tersenyum.
"Kau yakin hanya satu? Jangan hanya ambil satu, pilihlah dua puluh. Karena kamu nggak tau fashion aku saja yang memilihnya. Aku nggak mau wanitaku di rendahkan dan di hina," ucap Angga dengan tersnyum mannis.
Pak Angga membelikan aku gaun dengan dua puluh gaun, bahkan dia mengajakku membeli dua puluh jenis perhiasan mewah.
"Pak kita mau ke mana lagi?" tanyaku dengan nafas tersengal-sengal.
"Are you ok Vanessa?" tanya Pak Angga dengan tersenyum.
"Saya sangat capek Pak, dapatkah anda berjalan santai?" pintaku dengan tersenyum.
Tanpa aba-aba Pak Angga langsung menggendongku, aku merasa sangat risih sekali. Karena pandangan orang-orang menatap ke arah kami.
"Pak bisa tolong turunkan saya!" ucapku dengan memberontak.
"Jika kamu akau turunkan, dengan jalan kamu seperti itu. Sangat lamban sekali bagaikan siput," protes Pak Angaa dengan memanyunkan bibirnya.
Jadi mau nggak mau aku mengalah, dari pada aku berdebat.
Di toko perhiasan Pak Angga memilih banyak jenis, bahkan dia nggak memperdulikan jika itu harga yang paling mahal sekali pun.
Di mall, kami bertemu dengan para wartawan.
Para wartawan bertanya siapaku? Pak Angga langsung memperkenalkan aku sebagai tunagannya.
Para wartawan memujiku, jika aku adalah wanita yang sangat cantyik dan sangat mirip sekali dengan mendiang istri Pak Angga.
Setelah puas berbelanja, aku dan Pak Angga pulang ke rumah. Selama di perjalanan mau ke rumah, aku sngat gugup sekali. Aku dan Pak Angga salking bertatapan ketika Pak Angga mau memasangkan sabuk pengaman kepadaku.
Pak Anga dan aku sampai ke rumah, aku langsung ke kamar. Di rumah sudah ada Bagus dan Indah yang masih tertidur.
Kedua bayi kembar yang sangat aku sayangi dan cintai, bayi kembarku yang semakin lucu sekali.
"Anak-anakku tersayang Mama sangat merindukan kamu nak, Mama janji nak. Papa kandung kamu nggak akan tau jika kamu masih hidup. Mama akan merahasiakannya," ucap aku dengan tersenyum.
"Mama mandi dulu iya nak, kalian bedua tidur yang pulas iya nak. Mama mau merendam diri Mama maklum jika Mama akan lama," ucap aku dengan tersenyum.
Aku langsung mandi dengan berendam dengan air susu dan bungga yang sangat bagus, untuk mireleksasikan tubuhku.
Aku yang sedang mengeringkan rambutku, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu ternyata asisten rumah tangga.
"Nyonya muda, silahkan turun ke bawah. Tuan sudah memasak untu anda Nyonya muda," ucap Bibi Atun dengan sangat ramahnya.
Wah rupanya yang memasak adalah Mas Angga, aku jadi merasa nggak enak. Karena Mas Angga sudah memasak untukku.
Sepertinya masakan yang Pak Angga masak rasanya sangat enak dan lezat sekali. Rasanya sangat menggugah selera.
"Wah Pak Angga rasanya enak sekali, apalagi kepitingnya sangat lumer di lidah saya. Aku mau membuat seperti Pak Angga," pujiku dengan tersenyum.
"Terima kasih Vanessa, aku akan mengajari kamu memasak masakan yang enak. Kamu pasti akan menyukainya," ucap Pak Angga dengan penuh kelembutan.
Husein yang menatap kami, tiba-tiba dia memintaku untuk menjadi Mamanya.
"Tante Vanessa, menikahlah dengan Papaku? Aku melamar Tante untuk menjadi istri Papaku?" pinta si tampan Husein dengan memelukku.
"Sayang jika memang jodoh nggak ke mana, jika Papa amu memang jodoh Tante kenapa ngak? Tetapi Tante nggak pantes untuk Papa kamu," jawabku dengan menitikan air mata.
Tanpa sadar Pak Angga menghapus air mataku, dia berusaha meyakinkan aku jika aku adalah wanita yang sangat baik. Sangat pantas untuk menjadi istri dan Ibu bagi anak-anaknya.
"Kamu adalah wanita yang baik, aku mau menjadikan kamu istri. Karena kamu gadis yang sangat baik sekali, bahkan sekali pun orang mengatai kamu jalang. Aku teyap berangapan jika kamu adalah malaikat yang sangat baik," ucap Pak Angga dengan mengecup tanganku.
Aku sangat bingung, tetapi aku merasa nggak pantas jika bersanding dengan Pak Angga.
Aku hanya wanita malam, aku dulu adalah kupu-kupu malam.
Apakah aku pantas untuk mendapatkan cinta yang tulus?
Apakah seorang jalang seperti aku, pantas mendapatkan kebahagian. Saudarku Pelangi selau mengatakan jika aku pantas mati ke Neraka saja, hamba sangat ingin menjadi yang terbaik Tuhan.
Hamba ingin mendapatkan cinta yang sangat tulus, hamba ingin memiliki suami yang baik di kemudian hari. Mau menerimaku dan kedua buah hatiku. Impianku aku juga ingin membangun sekoalah bagi anak-anak tidak mampu.
Aku juga mau bertemu dengan Kakak Dias dan Tante Rose. Aku ingin berkumpul dengan mereka berdua.
Bersambung.