Chereads / Cinta Tulus Wanita Malam / Chapter 7 - Yudha Selalu Datang Ke Club

Chapter 7 - Yudha Selalu Datang Ke Club

Aku yang mulai mengantuk, lambat laun akhirnya aku tertidur. Aku terbangun ketika pagi masih gelap, tepat jam lima pagi. Aku langsung memasak sop hangat, aku merasa badanku sangat sakit.

Tiba-tiba Tante Risma mengetuk pintu.

"Vanesa apakah kau sudh bangun?" tanya Tante Risma dengan nada meninggi.

"Sudah Tante, pintunya tidak saya kunci. silahkan Tante masuk," ucapku dengan mempersilahkan masuk.

Tante Risma akhirnya masuk ke dalam kamarku, Tante Risma mengatakan jika aku telah di booking oleh Yudha selama tiga hari ke depan.

"Vanessa kamu memang bintangnya, kamu sangat hebat sekali sayang. Kamu sangat laris manis, aku nggak salah merekrut kamu," puji Tante Risma dengan memelukku.

"Memangnya ada apa Tante?" tanya aku dengan keheranan.

"Pelayanan kamu kemarin sangat memuaskan, buktinya saja Pak Yudha mau membooking kamu. Biasanya dia hanya selewatnya saja, tetapi dia kini membooking kamu tiga hari ke depan," ungkap Tante Risma dengan tersenyum.

Aku berharap Pak Annga yang membeliku, supaya aku terbebas dari sini. Sekarang kenapa Yudha yang membooking aku selama tiga hari. Tuhan kenapa ini tidak adil buat aku? Karena orang-oerang seperti dia, Kak Diaz dan Tante Rose menderita. Bahkan aku sekarang nggak tau kabarnya di mana.

Aku hanya menunduk, dan menitikan air mata. Tante Risma malahan memarahi aku ketika aku menangis. Dia bahakan menghina aku, seharusnya aku sangat senang dan bahagia karena dapat melayani Yudha dengan baik.

"Vanessa kamu kenapa? Kamu kenapa menangis?" tanya Tante Risma dengan nada meninggi.

"Maaf Tante saya nggak bisa melayani Pak Yudha, saya sedang sakit. Saya membutuhkan istirahat,"ucapku dengan tersenyum.

"Kau tidak bisa, setelah kau melayani Pak Yudha. Kau akan aku berikan istirahat selama seminggu," bujuk Tante Risma dengan tersenyum.

Benar saja, setelah aku rapih dan cantik. Yudh menjemputku, dia mengajak aku untuk ke Bali. Di Bali kami menghabiskan malam yang sangat panjang berdua. Selama tiga hari.

"Terima kasih Vanessa, aku puas dengan pelayan kamu. Aku sudah muak melanjutkan pernikahan dengan adik kamu Pelangi. Dia seperti mayat hidup," ucap Yudha dengan menjelekan Pelangi.

"Saya tugasnya hanya melayani anda, itu masalah pribadi rumah tangga anda dengan istri anda. Selesaikan saja masalah anda berdua jangan cerita ke saya," ucapku dengan sangat dingin.

"Besok aku akan booking kamu lagi, kamu mau kan selama dua bulan saya booking sayang?" tanya Yudha dengan tak tahu malunya.

"Maaf Pak Yudha, untuk satu bulan ke deepan saya sudah ada yang booking. Yang Booking saya adalah Pak Angga," ungkapku dengan tersenyum.

"Kamu nggak halu kan Vanessa? Mana mungkin Annga yang terhormat mau booking kamu? Asalkan kamu tau iya, kamu masih untung. Saya mau booking lagi, padahal kamu jelek dan pelayanan kamu tidak memuaskan. Tetapi saya masih mau pakai kamu," ejek Yudha dengan sangat nyinyir sekali.

"Terserah anda Pak Yudha, anda mau bilang apa? Saya berbicara sesuai dengan fakta dan kenyataan," ungkapku dengan tersenyum getir.

Aku akhirnya kembali lagi ke club, aku sangat muak dan sangat kesal sekali. Karena setiap hari Yudha selalu datang, selalu memesanku.

Kapan Tuhan penderitaan aku akan berakhir? Kapan semuanya akan berakhir Tuhan, aku nggak mau jika aku harus bertemu Yudha setiap hari.

Hingga akhirnya yang aku nanti tiba, Pak Angga datang untuk menemui aku ketika aku mau di booking oleh Yudha.

Yudha yang tak terima dia akhirnya berantem dengan Pak Angga, Yudha sangat tampan sekali hari ni, tetapi tetap saja walau pun dia sangat tampan. Tetapi hatinya sangat buruk dan busuk sekali.

"Tante saya mau booking Vanessa selama dua minggu, saya mohon Tante saya akan transfer Tante Dua puluh juta," pinta Yudha dengan tersenyum.

"Maaf Anda tidak bisa membooking Vanessa lagi, karena Vanessa sudah mau saya beli dengan harga lima ytriliun rupiah," ucap Angga dengan nada meninggi.

"Anda yang terhormat, kenapa anda sangat menginginkan Vanessa. Padahal anda bisa mendapatkan banyak gadis yang bahakan masih perawan untuk anda tiduri," ucap Yudha dengan memukul Angga.

"Saya sudah bosan dengan yang masih perawan, saya maunya hanya dengan Vanessa. Vanessa sangat cantik dan manis sekali. Vanessa ibarat kata dia adalah bungga Mawar putih yang sangat suci dan indah," ucap Angga dengfan tersenyum sambil menatap wajahku.

Angga aku akui juga sangat tampan sekali, bahkan semoga dia dapat melindungi aku dari orang-orang yang jahat kepadaku. Aku nggak mau jatuh lagi ke lubang yang sama.

Akhirnya Pak Angga membawaku keluar dari club, Pak Angga membawa aku ke rumah besar dan mewah, Pak Angga menyuruh tiga asisten rumah tangganya memangil aku engan sebutan Nyonya Besar.

Seluruh karyawan di rumah mengira aku bakaln di nikahi oleh Pak Angga, mereka ada yang melihatku menangis dan mengatakan wajahku sepintas sangat mirip dengan mendiang istri Pak Angga.

Mungkin Pak Angga menolong aku, karena aku memiliki wajah yang sepintas sangat mirip dengan mendiang istrinya. Tetapi yang jelas aku sangat berterima kasih. Karemna aku dapat memeluk dan menyayangi ke dua anak aku secara dekat.

Aku juga dapat menjaga Husein dengan baik, Husein sangat senang memakan dan di bacakan buku olehku.

"Tante Vanessa sangat cantik, wajah Tante sangat mirip dengan Mama Dahlia yang meninggal. Apa tante jelmaan Mama Dahlia?" tanya Husein dengan memelukku.

"Bukan nak, Tante tidak secantik dan seberuntung nasib Mama kamu nak. Tante sangat malang dan menderita sekali," ucapku dengan tersenyum.

"Tante boleh nggak Husein sayang sama Tante? Husein Anggap Tante sebagai Mama?" tanya Husein dengan memeluk aku.

"Boleh sayang, tentu saja boleh nak. Kamu mau memangil Mama juga boleh nak," ucapku dengan mengecup kedua pipi Husein.

Rupanya Pak Angga melihatku dan tersenyum ke arahku, Pak Angga mengatakan aku akan bekerja di toko bungga milik mendiang istrinya Ibu Dahlia. Aku sangat berterima kasih banyak atas kebaikan orang ini.

"Vanessa kamu mau kerja di Toko bungga?" tanya Pak Angga dengan tersenyum sangat manis sekali.

"Mau Pak Angga, apa pun pekerjaaannya saya mau. Asalkan saya bekerja tidak di club lagi. Saya mau Pak," jawabku dengan tersenyum.

Aku di suruh mengelolanya, aku sudah memiliki empat karyawan rupanya. Empat karyawan tersebut sangat kaget, karena wajahku sangat mirip Ibu Dahlia. Bahkan di dalam toko bungga tersebut banyak potret Ibu Dahlia, Ibu Dahlia sangat cantik sekali. Ibu Dahlia bagaikan seorang bintang, sedangkan au hanya butiran debu. Tidak bisa jika harus di banding-bandingkan dengan Ibu Dahlia.

Kami sungguh sangat berbeda sekali, ibarat langit dan bumi. Ibu Dahlia bersinar sedangkan aku tenggelam di telan bumi.

Bersambung.