Chereads / SUAMI PENGGANTI / Chapter 20 - STATUS

Chapter 20 - STATUS

Semua orang tidak percaya bahwa kasir baru yang rupawan itu ternyata sudah menikah dan punya istri, berita itu diketahui dari Kanaya.

Wulandari sangat terkejut padahal ia baru saja naksir dengan Rafli, tapi ternyata laki-laki itu statusnya suami orang.

"Kanaya jangan ngawur masa sih, Rafli sudah menikah dia kan masih mudah mungkin berumur sekitar 21 Tahun," ujar Wulandari masih belum percaya dengan kenyataan.

Kanaya tidak suka jika Rafli disukai banyak perempuan, jadi dia terpaksa bilang jika Rafli sudah menikah dengan Rania.

Meskipun rahasia pernikahan kontrak tetap dia sembunyikan dari orang-orang.

Arsha pun akhirnya tahu jika Rania sudah mempunyai suami ia tidak sengaja mendengar percakapan Kanaya dan Wulandari.

"Jadi Rania sudah nikah sama Rafli, untung saja aku salah nembak Kanaya, jika nembak Rania pasti ditolak," gumam Arsha pelan.

Kabar status Rania sudah menikah dengan Rafli sudah terdengar, semua wanita patah hati tapi ada juga yang konyol tidak menyerah.

"Masa sih Rafli sudah punya istri? Kalau begitu aku rela menunggu dudanya," ujarnya.

"Kalau ngomong gitu amat, suka boleh tapi jangan jadi orang jahat itu sama saja mendoakan Rafli cerai dengan Rania," pekik Safa tidak suka dengan kelakuan konyol teman-temannya.

Safa mencari Wulandari membahas soal Rafli.

"Wulandari kamu sudah tahu belum soal Rafli yang ternyata statusnya suami orang, bahkan istrinya juga kerja di sini, namanya Rania."

"Iya, aku sudah tahu dari Kanaya," sahutnya datar sambil menatap layar handphone.

"Kalau begitu kamu move on kan dari Rafli? Jangan bilang nunggu dudanya, itu tidak baik!" herdik Safa tidak suka.

"Ide bagus, kalau memungkinkan tidak masalah menunggu dudanya Rafli, kan dia jadi duren alias duda keren," kata Wulandari nyengir seolah perkataannya benar.

"Astaghfirullah, jangan bilang begitu kamu!" Safa menjewer telinga Wulandari. Mereka berdua saudara sepupu seumuran, dengan karakter yang berbeda.

Safa merupakan wanita cerdas pandai dalam pendidikan agama, susah jatuh cinta, sekaligus jatuh cinta susah move on. Menganggap semua laki-laki bak buaya darat tebar pesona, tebar janji manis tapi tidak bisa menepati.

"Kak Safa jangan berlebihan begitu lah, Wulandari cuma bercanda. Lagian jodoh, rezeki, maut sudah diatur sama suami. Wulandari akan mundur kok, masa iya ngejer Rafli suami orang, kayak tidak ada bujangan saja," ujarnya senyum agar kakak sepupunya tidak cemas lagi memikirkan dirinya.

"Syukur Alhamdulillah kalau kamu sudah sadar, jangan dekati Rafli lagi, paham!"

"Paham, kakakku yang cantik," sahut Wulandari.

Rafli baru kemarin dipuji-puji seperti diterbangkan ke atas langit, sekarang tiba-tiba  bagaikan dihempaskan ke bumi.

"Ganteng, menarik, sopan, ramah tapi buaya darat," kata salah satu pelanggan.

"Sudah beristri tapi berlagak bujangan biar banyak yang terpesona, padahal istrinya cantik," timpal pelanggan lain.

"Kalian saja yang tidak tahu, kalau saya sejak awal tahu jika Rafli sudah menikah dengan Rania," sahut ibu-ibu pelanggan yang ngefans sama Rafli dan ia ingin melamar Rafli untuk anaknya tapi ditolak sebab Rafli mengaku sudah menikah.

Semua orang menoleh ke ibu-ibu yang umurnya sekitar 45 tahun, ia masih terlihat cantik, meskipun keriput di wajahnya terlihat.

"Masa kok, anda bisa tahu?" Semua orang mendekatinya duduk di meja yang sama.

Mejanya yang tadi dia hanya sendiri jadi penuh, sang ibu-ibu pun tersenyum.

"Jatuh cinta itu tidak salah, hanya mencintai orang yang tidak tepat saja, Rafli pemuda yang tampan, begitu ramah dan sopan wajar jika kalian naksir sama dia, tapi sayang ia sudah menikah. Itu istrinya!" Ibu-ibu itu menunjuk ke arah Rania yang sedang mengelap meja.

"Itu istrinya, cantik banget sih, mereka berdua pasangan serasi. Namun hatiku tidak bisa bohong aku jatuh cinta pada Rafli, aduh harus segera move on," ujarnya menggaruk rambut.

Rania sendiri tidak begitu peduli tentang gosip apapun yang terlontar untuk dirinya ataupun ke Rafli, ia hanya fokus kerja.

Prinsip Rania orang berbuat baik dia membalas kebaikan, jika orang berbuat buruk dia cuek saja, pura-pura tidak tahu.

Pelanggan satu persatu meninggalkan restauran, datang Rafa disetiap jam makan siang kali ini dia datang pukul satu siang.

"Rania kamu makan bareng aku lagi, aku sudah pesan makanan banyak dan akan bayar tiga kali lipat agar bos kamu mengizinkan kita makan bersama," katanya.

Kali ini Rania menolak ia justru marah, "Kamu suka banget buang-buang uang, aku tidak mau makan siang bareng kamu!"

Rafli mendekati Rafa mengatakan sesuatu, "Sebaiknya kamu jauhi istriku, kenapa tidak move saja darinya? Di dunia ini banyak perempuan."

Rafa alias Reyhan menunduk lesu ia berkata dengan jujur didepan Rafli.

"Aku mencintai Rania dan akan terus menjadi bayangannya tidak untuk mendapatkan cintanya tapi untuk memastikan apakah dia bahagia atau tidak?" Rafa melirik Rafli ia merasa ada yang ganjal.

"Rania bahagia denganku," ujar Rafli.

"Rafli kembali ke tempat kerjamu!" Arsha menyuruh Rafli menjauh dari meja Rafa.

Rafli pun menurut saja.

Rania sendiri cuek dengan Rafa dia pura-pura tidak peduli, sedangkan Rafa memanggil pelayan lain memintanya membungkus pesanannya dan menyuruhnya membawa pulang.

"Mbak jika tidak keberatan bungkus semua makanan ini, tapi ambilah untuk anda," ujar Rafa ramah, nafsu makannya hilang ketika Rania menolak diajak makan siang.

"Untuk saya Mas? Terima kasih banyak tapi sudah dibayarkan?"

Rafa tersenyum, "Iya sudah saya bayar kok, tolong jangan dibuang, ya."

"Anda baik sekali, saya sangat berterima kasih," ujar pelayan yang bernama Safa, hatinya luluh ternyata tidak semua laki-laki jahat seperti ayah dan mantan pacarnya.

Rafa kembali ke restoran yang 'Reyhan Kuliner' yang posisinya di depan 'Restoran Ardra' meskipun saingan tapi tidak ada pertikaian diantaranya, mereka kerja dengan profesional.

Pak Hendra dan Ayah Reyhan ternyata teman baik, jadi mereka sama-sama suka bisnis di bidang kuliner yang faktanya bukan hanya satu tempat, melainkan beberapa tempat di berbagai kota.

Waktu berlalu dengan cepat, Rania merasa kelelahan dia merasa pegal-pegal diseluruh anggota tubuhnya, hari ini ramai sama seperti kemarin, ia harus melayani macam-macam tingkah pembeli yang beda karakter, kadang ada yang menyebalkan.

"Rafli aku capek sekali," kata Rania mengeluh di kala perjalanan pulang.

"Kamu kan anak orang kaya jadi berhenti kerja saja," ucap Rafli seenak dia.

"Sembarangan, aku capek tapi semangat kerja. Kamu kalau kerja begini masih sanggup nulis juga? Kuat juga kamu Rafli," gumam Rania.

"Menulis blog sudah jadi hobi yang menghasilkan jadi aku harus tetap semangat agar tidak kehilangan pembaca," sahut Rafli.

"Jadi kamu harus konsisten menulis setiap hari, begitu? Jika aku jadi kamu lelah lebih baik kerja metik bintang di langit dari pada menulis," ujar Rania.

"Jika tidak suka memang pekerjaan jadi terasa berat, jadi kamu harus mencintai apapun profesinya, apapun pekerjaannya jadi semua nanti terasa ringan," kata Rafli.

Rania berpikir jika yang dikatan Rafli betul, jika mencintai perkerjaan tidak semata-mata diukur besarnya materi yang didapatkan, akan tetapi semoga yang dikerjakan bermanfaat bagi orang lain.

Rafli menjadi penulis blog, terkadang ia membagikan informasi seputar kesehatan secara herbal, kadang ia memberi informasi tentang lowongan pekerjaan dengan menyatumkan di mana asal sumber yang diperoleh.

"Tadi orang-orang mempersalahkan status aku," kata Rafli.

"Status kamu masih muda, tapi sudah punya istri? Biarkan saja, para perempuan yang naksir sama kamu jadi patah hati, kasihan sih," timpal Rania.

"Tapi kan status aku memang sudah menikah, mereka tidak pantas mendekati laki-laki beristri, terlebih jika menyatakan cinta."

ujar Raffi sambil mencubit pipi Rania pelan.

Rania hanya tersenyum menatap Rafli, kadang merasa konyol mereka berdua, di mata dunia saling mengakui sebagai istri, sebagai suami, tapi faktanya pernikahan kontrak.