Chereads / Relationshi(t) / Chapter 23 - 23 Cla dan Javier Cute

Chapter 23 - 23 Cla dan Javier Cute

"Jangan menceramahiku. Besok aku sibuk, jadi ya beginilah," ucap Cla. "Aku punya filosofi menjemur baju sendiri. Jangan bicara apapun mengenaiku." Cla mendengus. Tak rela dapat anggapan buruk Javier. Hal yang paling menyebalkan, Javier anggap Cla bodoh.

Pasti begitu.

Cla mendengus.

Javier menatap aneh Cla berjalan menjauh. Saat Javier lihat, ternyata Claris menutup tirai. Belum juga Claris berbalik, Javier sudah mengoceh.

"Jam sekarang kau baru tutup tirai?"

"Maaf, aku lupa. You follow me."

Javier menatap bingung, bingung tersebut langsung berganti senyum penuh makna. Claris mengajak Javier ke kamar!

Bagaimana tidak berbunga-bunga hati Javier. Berhubungan dengan 'itu' Javier' harus banyak sabar. Cla bukan tipe perempuan yang akan bermain lancar.

Kepribadiannya keras. harus banyak berjuang barulah keinginan terkabul. Misalnya berhubungan intim.

Tidak banyak bertanya, Javier peluk Claris dari belakang.

Klepak!

Jangan berharap akan mesra, yang ada Cla memukul.

Cepat-cepat Javier lepas pegangan tangan. Javier masih sadar diri tak mau habis di tangan Cla.

"Otakmu tuh harus dicuci Javier. Aku ajak kamu ke sini bukan mau bermesraan. Tadi ada orang ngintip."

"What?"

Mata tajam Javier melihat ke kiri kanan, mencari tahu setiap sudut kamar yang ada jendelanya. Siapa tahu ada orang ngintip lagi.

"Sudah aku bilang Cla, di sini tidak aman. Lebih baik kau ikut aku."

Cla membahas hal lain.

"Tadi aku berlatih menembak, pegang pisau dan bela diri dari Yanuar."

Pengalihan pembicaraan yang bagus. Mood Javier hancur total. Setiap dengar nama Yanuar, Javier selalu sakit hati.

Javier merajuk. Cla sadar. Javier tak tanggung-tanggung menunjukkan tampang kesal.

"Jangan jealous. Aku dekat dia bukan bermaksud apapun. Seperti ucapanmu, aku anak tunggal dua keluarga besar. Jadi aku harus hidup lebih baik. Belajar mempertahankan diri."

"Hem." Javier hanya mengangguk. Fakta, Javier dan Claris lebih banyak bersama. Dari segi itu Javier cukup. Javier pikir ia dan Claris lebih baik menjalin hubungan lebih dulu.

"Kau bilang mommymu menyuruh kita menjalin hubungan. Ya sudah, kita pacaran kalau gitu," pungkas Javier.

Ia ingin menghargai Claris. Baik dan buruknya sesuatu, lebih baik tidak aneh-aneh. "Kau yakin?" Cla mengigit kuku. Bukan apa-apa, Claris butuh dia hidup bebas. Agak sayang hidupnya tanpa status dilepas.

"Yakin. Kau yang tidak yakin, Cla."

Cla mengangguk. Javier sudah melakukan banyak hal untuknya. Hubungan persahabatan mereka pun berjalan lancar. Sejauh itu, Claris tahu banyak hal buruk soal Javier. Bukan yang baiknya.

"Oke. Terima kasih," ucap Cla. "Sejauh ini kau pengertian," lanjut Claris.

Dirinya lepas harta berharga dijaga baik-baik memang sebab Javier. Well, Javier orang bertanggung jawab. Belum pernah ada yang memperhatikan Cla sebegitu intens. Cla juga banyak tahu hal buruk Javier. Untuk saat itu mereka cocok.

"Kau jangan heran Jav, aku mengincar hal buruk, bukan sisi baikmu," ucap Cla. Ia pun tersenyum tipis.

Cla lihat Javier merogoh kantong celana. Jantung Claris berdetak cepat. Pasti ada kejutan di situ. Lantas benar, Javier mengeluarkan tempat kalung berlapis beledru.

Terlihat indah.

"Suasana tidak sangat baik, mumpung tengah baik, aku manfaatkan keadaan ini baik-baik. Aku punya kalung dan cincin. Kamu mau pilih yang mana?"

Cla mendesah lelah. Defenisi orang kaya ya begitulah. Ingin kasih barang pun ribet. "Kalung. Benda itu lebih enak dipakai. Privasiku terjaga dan aku nyaman."

"Oke, tipemu sekali," ucap Javier. "Berbalik."

Javier menyuruh Claris berbalik. Cla sempat mendengus, meski begitu pada akhirnya menurut juga. Cla tatap sekilas kalung di tangan Javier. Javier tak memberikan kesempatan Cla melihat bentuk kalung.

"Indah kan, di dalamnya ada foto kamu dan aku. Aku pakai kalung yang ada kuncinya," ucap Javier. Senyum senantiasa nangkring indah.

Claris senyum lebar. Baru kali itu ia dapat perlakukan baik nan manis. Selebihnya, Claris tahu Javier sering menggoda perempuan.

"Tadi saat di kantorku kau cemburu, kan?"

Cla terkesiap. Javier baru selesai memasangkan kalung. Setelahnya pertanyaan keluar. Mendadak Cla gugup. Mengakui ia cemburu adalah hal paling menyebalkan sedunia.

Ingat Lily dan nona Ars, mood Claris jatuh. Kesal.

"Kau sangat menyayangi nona Ars?"

"Yup." Serius, mood Cla hancur seperti kaca pecah membentuk pecahan kaca berkeping-keping.

"Sebagai sekertaris. Dia aku anggap adik."

"Kau kan juga menyayangi Velo. Velo aku anggap adik yang harus kamu lindungi. Kita sama-sama anak tunggal, Cla. Aku butuh seseorang untuk aku jadikan adik."

Oke, Cla paham. Meski begitu mood Cla tetap tidak kunjung membaik. Cla kesal. Sumpah demi Tuhan, Cla tak habis pikir dengan sikap Javier. Terlalu eksplisit menyayangi Ars.

Javier menghadap Cla. Tangan Javier mengusap perlahan liontin kalung berbentuk love.

"Kau tak perlu khawatir. Aku gak bakal selingkuh." Sengaja Javier menekankan ucapan. Persis ucapan Cla saat di kantor Javier.

"Kau kabur Cla. Makin sulit meyakinkan mommymu minta maaf."

"Hah...." Cla mendekat ke Javier. Awalnya Javier kira Cla akan memeluk, tahu-tahu menyender. No problem, apapun itu namanya Javier senang. Cla tetap menjadikan Javier sebagai tumpuan.

"Dad lebih dulu minta aneh-aneh. Kalau mommy lebih terkesan tak peduli. Mom pasti sangat sakit hati, makanya saat aku menyinggung Dad sedikit saja, Mom marah. Mom berjuang keras."

"Aku tak tahu siapa yang salah. Yang aku tahu baik Mom dan Dad keras kepala. Javier...."

"Oke, oke." Seolah paham, Javier pun tersenyum hangat. Tangan terulur menyurai rambut indah panjang, hitam dan bergelombang Claris.

"Hubunganku dan Dad kurang baik, tapi aku akan lihat peluang apa bisa Dad yang minta maaf dulu."

Cla mengangguk. Kepala Cla semakin ia tenggelamkan di dada bidang Javier.

Tiba-tiba Cla menjauh membuat Javier merasa kehilangan. "Aku mematikan ponsel. Nona Velo dan Lily menyebalkan. Mereka pasti pusing memikirkan kenakalanku."

"Oh, kau tidak mengaktifkan ponsel, kan?"

"Tidak," ucap Javier.

Tok. Tok. Tok.

Mata Cla menyipit. Javier kira Cla keluar ingin membuka pintu. Bukan, hal lain yang lebih pas. Salah satunya Cla ingin memastikan keadaan.

***

"Jangan." Javier berbisik. Kalau ada yang harus membuka pintu, orang itu adalah Javier, bukan Claris.

Javier tak akan membiarkan Claris. Javier lelaki sejati. Hagus sudah gelar Javier sebagai ketua mafia membiarkan perempuan yang ia cintai terluka.

"Apa sih yang kau pikirkan?"

"Sebentar, kita pastikan dulu siapa orangnya."

Bagai anak kecil, Javier mengangguk. Ia pikir tadinya Cla langsung buka pintu mengigat kepribadian perempuan itu. Tahu-tahunya bukan.

Cla menarik Javier untuk ikut. Mengekor bagai anak ayam ikut induk. Bukan hal baru Javier rempong, benar ucapan Mr Jake, Javier bunglon paling handal di dunia. Kamuflase yang tidak ada duanya. Sampai-sampai Cla tertipu luar dalam.

David tak kalah mahir nginulin orang. Cla tak pernah terpikir orang-orang itu mafia.

Seperti main kucing dan tikus, Javier dan Claris mengendap-endap.

"Aw." Javier tutup mulut. Jangan tanya bagaimana ekspresi Cla. Tangan mengepal kuat geregetan kepengen nampol kepada Javier.

Cla berhenti, lalu Javier menabrak punggung Cla. Begitu pun Javier sudah mengaduh. Cla gemas, marah dan kesal secara bersamaan dengan Javier.

*****