Chereads / Relationshi(t) / Chapter 29 - 29 Planning Cla Menyuruh Velo Dekat Yanuar

Chapter 29 - 29 Planning Cla Menyuruh Velo Dekat Yanuar

"What do you say?"

"Begitulah," ucap Cla. "Soal masak bisa kita lakukan lain kali. Sekarang ayo." Tak mau buang waktu, Cla tarik tangan Javier. Kepergian Cla dan Javier dilihat sang ibu.

"Anak-anak kurang ajar. Kalau bukan kau anak satu-satunya Cla, sudah ku buat kamu menderita. Perjuangan hidup membentuk kamu lebih baik. Aku harap kamu pas bertindak."

"Mom membentuk kamu keras, bukan untuk jadi bodoh," ucap Mrs Clo. Senyum misterius muncul.

Berbagai macam rencana muncul di otak indah Mrs Clo.

***

"Aduh Cla, sakit."

Cla terkekeh. Barusan ia pukul bagian tubuh Yanuar yang luka. "Hey, kau bilang kan gak sakit. Cepat juga kau sadar. Dilihat-lihat, lukamu parah, eh aku lihat sekarang seperti tak berpengaruh apapun."

"Aku tidak lemah, tolong kau camkan baik-baik."

Cla mengangguk. Urusannya belum selesai. Ada hal lain yang harus ia selesaikan. "Makan dan istirahat yang banyak. Aku tinggal dulu."

Javier sibuk mengupas buah. Demi Cla, Javier bersikap manis ke Yanuar. Cla bilang, sepupu sendiri. So, harus baik. Perasaan tak sejurus. Well, hubungan harus baik.

Misi Cla, mempersatukan Javier dan Yanuar.

"Nih."

Setengah hati Javier beri buah apel dan jeruk hasil kupasan. Yanuar terkekeh.

Cla mengangguk. Setelah yakin, Cla beranjak menjauh. "Aku pergi, kalian baik-baik, jangan bertengkar."

"Oke Cla." Yanuar mengancungkan kelingking ke Claris. Sementara itu, Javier harus rela ia ditinggal. "Sialan. Aku gak suka kamu, kenapa harus terjebak sih?"

"Ya mana aku tahu." Javier angkat bahu acuh.

Yanuar menyodorkan buah hasil kupasan Javier. Wajah Yanuar tanpa dosa, sangat polos.

"Nih makan buah biar mood kamu baik."

"Gak bakal baik!"

Javier kelepasan teriak, sadar di rumah sakit, cepat-cepat Javier tutup mulut. Rumah sakit tak boleh bicara aneh-aneh, teriak pula.

"Maaf, aku gak bermaksud."

Yanuar lanjut terkekeh. Menistakan Javier adalah aktivitas menarik.

"Oke, gak apa-apa, aku paham kok."

"Sialan, aku gak mau main-main. Dengar, aku dan Cla sudah menikah. Pernikahan tertutup. Jadi ku peringatkan. Kalau kamu masih punya urat malu, harga diri dan image, jangan ganggu istri orang."

"Lho, kok sudah nikah?"

Javier menatap Yanuar nyalang. Lengan baju digulung. Bersiap memukul kepala Yanuar biar sadar. "heh, namanya jodoh. Gak baik jodoh ditunda."

Yanuar mengangguk. Sedikit sakit di kepala, sebab yang kena luka bagian situ. Dipukul Claris, makin sakit.

"Aku mau tidur, tolong jagain aku."

"Kau?" Emosi Javier sudah di ubun-ubun. "Perintah kanjeng ratu lho." Yanuar siap-siap tidur.

Javier mengela napas. Biarlah, hari sudah larut malam, Javier tak mau buat keributan.

***

"Ms Velo dan Ms Ars. Menurut kalian bagaimana cara kita menutupi kasus kecelakaan ini?"

Cla menjetikkan jari. Mata menatap lurus. Aura khas bos congkak muncul. Cla paling suka berposisi jadi boy baby girl.

"Aku pribadi akan minta maaf ke pak Yanuar."

Alis Cla terangkat. Wow, bagus sekali. Ciri khas sekretaris Cla bagus. Selain berkompeten, Velo berkepribadian pas bersanding dengan Cla. Velo cepat tanggap, tidak banyak bunyi, teratur, hanya memikirkan hal penting. Cla pun tak jauh-jauh, begitu juga.

"Oh, bagus. Itu kalau dia mau memberi maaf, kalau tidak?" Cla meringis. Sengaja buat aura menakutkan.

"Biar kami yang urus, Ms. Anda tak perlu khawatir." Ms Ars balas ucapan Claris. Biar cepat kelar.

Cla mengangguk. "Oke, kau boleh pergi Ms Ars. Sekarang aku hanya perlu dengan Velo."

"Lho?"

Ars bingung. Sedikit melotot, ujung-ujungnya Ars putuskan pergi. Sebelum pergi, Ars mendekat ke Velo, berbisik ke lelaki tersebut. "Velo, hati-hati. Kita memang bawahan. Terlepas soal posisi, jangan mau dibodohi. Aku turut prihatin dengan keadaanmu, semoga beruntung."

Velo melotot. Kalau bukan teman cukup dekat, sudah Velo tendang bokong Ars.

"Cih, tuh bokong kayak paling bahenol di dunia." Velo kelepasan. Tinju hampir mengenai kepala Ars saat perempuan itu pergi. "Padahal aku juga gak kalah mentok."

Velo terkekeh sinis.

"Aku baru tahu ada yang seperti ini." Claris senyum. "Baru aku tahu kau punya kepribadian ganda."

"Ha?"

Velo serba salah. Sadar, langsung menunduk hormat. "Maaf Nona, saya jamin setelah ini Nona tak akan lihat duality saya."

"Hahaha." Cla memegangi perut saking gemas ke tingkah Velo. Takutnya Velo imut. "Oke, kita hentikan," ucap Cla. Perubahan ekspresi cepat terjadi. Belum lama Cla tertawa ngakak, detik berikutnya menatap serius.

"Kau sudah punya pacar?"

"Belum."

"Bagus." Cla mengangguk. "Terus, Nona?" Velo mengajukan pertanyaan.

"Mulai dekat dengan Yanuar."

Mata Velo hampir akan keluar. "What?"

"Simpan syok kamu di lain kesempatan, Vel. Aku serius. Aku bertanggung jawab penuh atas kamu. Kalau Yanuar macam-macam, aku turun tangan menangani."

Velo lihat kiri kanan. Setelah itu ia pun mendekat ke Claris. "Nona, saya izin berbisik."

"Oke." Cle mendekat biar lebih memudahkan mereka bisik-bisik tetangga. Telinga Cla pasang benar-benar.

"Nona, pak Yanuar duda. Anda tega menyuruh saya berpacaran?"

Cla cekikikan sebentar. Tak habis pikir. "Dicoba dulu. Kenali kepribadiannya. Kau menolak?"

Velo mendesah. "C'mon Kak. Aku muak. Sekarang kita bicara sebagai adik dan kakak. Masa kau tega. Duda lho, aku masih gadis." Velo berdecak, mata memutar malas.

Tak habis pikir dengan sikap Cla. Cla senyum. Tidak marah. Velo tak pernah menunjukkan sifat manja ke Cla. Terhitung jari, makanya saat Velo panggil 'kakak' ke Cla, Cla senang bukan main.

Cla usap kepala Velo. Menepuk pelan.

"Bukan aku mengorbankan kamu Velo. Dicoba dulu. Aku menyarankan pacaran, bukan nikah."

Velo tatap Cla dari atas sampai bawah. "Oke, aku paham."

Mata Cla berbinar, seperti dapat hadiah mobil lotre. "Beneren?"

Velo berdecak. Tak pernah ia lihat Cla sesenang itu sampai berbinar. Tingkat senang Cla saat lihat harga saham naik dan laporan kemajuan perusahaan beda. Senang sih, namun hakikat jauh 180°.

"Ada syarat, Kak."

"Syarat katamu?"

Cla berdecak. Sedikit menjauh. Sedikit kecewa juga ke Velo. "Ya sudah, katakan." Cla menaikan sebelah alis. Soal uang, Cla tak pusing. Bahkan ketika ia bukan lagi CEO pun, Cla tidak memusingkan uang.

Bisnis Cla bagus.

"Kita buat circle."

Rahang Cla hampir jatuh. "Circle, siapa sih yang mau gabung?"

"Banyak, Ars, Lily, doble pak Javier, Yanuar dan David."

"Heh, kamu pikir nih ajang apaan?"

Velo angkat bahu acuh. "Terserah Kak. Hanya begitu. Keputusan di tanganmu." Velo angkat tangan melambai ke Cla. Belum Cla persilahkan pergi, Velo main melenggang menjauh mirip putri kerajaan.

"Kurang ajar," ucap Cla lirih. Sudah siap-siap ambil sepatu, dilepas setelah itu dilempar ke Velo. Orang formal berkepribadian ganda aneh. Bicaranya tak terkontrol.

Velo berbalik. "Oh Kak, kau juga yang harus buat circlenya, bukan aku. Sewaktu-waktu kita healing."

"Heh!"

Suster dan dokter yang kebetulan lewat, melihat ke Velo. Kicep, Cla kena mental. "Maaf, maaf. Silahkan lanjut kerja." Cla menunduk hormat.

"Saya gak aneh, permisi."

Cla gereget. Cepat-cepat menyusul Velo.

"Aish, tuh anak cepat hilang." Cla gigit jari. "Ya sudah deh, gak ada pilihan lain."

"Awas si Velo." Mulut Cla mengerucut.

*****