Chereads / Relationshi(t) / Chapter 20 - 20 Cla Anak Baik yang Tidak Baik

Chapter 20 - 20 Cla Anak Baik yang Tidak Baik

Sejak kecil Claris terbiasa hal yang ia mau terpenuhi. Apapun itu bentuknya. Yang kurang hanyalah kasih sayang. Selebih itu, tidak ada kurang suatu apapun.

Fasilitas lengkap.

"Javier harus menikah dengan Lily."

"David." Claris memanggil David. Tatapan menusuk. Setelah dapat tatapan tajam, Claris pun menghela napas.

"Aku tidak mau. Kau tidak bisa memerintahku."

"Itu kecelakaan," lanjut Javier. Sekali ia bilang tidak tetap tidak. "Kau yang ingin menikahinya. Katakan kenapa kau berubah pikiran."

Claris membuang wajah. Bagi Claris, mommynya sangat naif. Tahu Javier mafia otomatis tahu juga David komplotan Javier. Lah Claris disuruh menikah dengan David. Oke, untuk skala sifat, David baik.

Setidaknya itulah yang Claris tahu tentang David.

"Pertukaran ini tak akan lama, Javier."

"Maksudmu?" Claris bangkit. "Javier menikah dengan Lily sedangkan aku denganmu?" Claris berdecih.

"Jujur ya, lebih baik aku tidak usah menikah sekalian. Aku bukan orang mudah kalian ajak main-main." Claris membuang wajah.

"David." Suara Javier melemah. Ia tatap David lurus. Persis ibu memberikan pengertian ke anaknya.

"Kau mencintai Lily. Perjuangan dia. Wajar seseorang menginginkan hal lain sebelum kamu. Ini soal masa depan."

David menghela napas. Ia tatap Cla dari atas sampai bawah. "Mommymu tidak sesederhana yang kau pikirkan, Cla."

"Aku tahu. Mom keras kepala. Bisa sebut Mom tidak normal," ucap Cla.

Kepala mendadak pusing.

"Huh, baru kali ini aku merasa bodoh," ucap Cla. Ia pun kembali duduk.

Javier mencengkram kuat meja. Tangan mengepal kuat.

***

Claris sudah kembali ke rumahnya. Mrs Clo akan semakin marah besar kalau Claris tidak pulang. Claris beri kabar pada sang mommy kalau ia akan pulang agak terlambat.

Sampai rumah, Claris dapat tetapan super tajam. No problem, Claris sudah sering dapat tatapan begitu.

"Habis melakukan apa?"

"Belajar menembak," ujar Cla gamblang. Tidak niat membohongi mommynya.

"Kau sudah tidak waras Cla? Kau masih ingin menerima Javier setelah tahu dia mafia?"

"Mom tahu dari mana kalau Javier mafia?" Bukan menjawab, Cla malah mengajukan pertanyaan lain.

Bedanya saat itu Cla nampak tenang. Tak terlihat emosi menggebu.

Mrs Clo berdecih. Cla bukan lagi bodoh, akan tetapi naif.

"Kau lupa Mom punya seribu cara? Mom tidak idiot sepertimu, Cla."

"David, darinya kan?" Suara Cla menusuk. Ia Ar jarum menghunus ke baju. Wajah Mrs Clo langsung pias. "Mom tahu tidak kalau David salah satu anggota Javier? Aku heran, demi kebahagiaanku, Mom tak mau mengalah. Mom bukan malaikat yang tahu semua terbaik untukku."

"Mom tahu!"

Napas Mrs Clo tak beraturan. Dada naik turun sampai Cla bungkam. Cukup jarang Cla lihat mommynya marah sampai dada mulai tak beraturan.

Cla sadar diri, ia tak mungkin begitu terus. Pada akhirnya Cla menyerah. Ia duduk dekat mommynya.

"Cla..."

Mrs Clo mengusap perlahan rambut Cla. Rasanya air mata Cla ingin jatuh. Tidak ada yang salah dari Mrs Clo. Selama itu Mrs Clo memberikan kasih sayang walau tidak secara utuh.

"Apa yang harus aku dan Javier lakukan Mom? Agar Mom setuju?"

"Javier mau keluar dari kartu keluarga, Dad tidak setuju. Demi aku, sekali saja. Aku tak pernah menantang Mom. Soal pasangan hidup, biar Cla yang tentukan."

Mrs Clo mendengus. Sulit menghilang bayang-bayang Javier. Mrs Clo tak menampik, ia cukup menyukai Javier. Semakin meneliti hidup Javier, semakin banyak daya tarik lelaki tersebut.

Bahkan tak terhitung.

Gusar, Mrs Clo mengalihkan pandangan. "Ya sudah, lebih baik kalian berpacaran dulu. Kenali Javier sebaik mungkin. Sifat buruknya, itu yang harus kamu ketahui darinya. Jangan lupakan dunianya Cla. Mafia bermain nyawa."

Bosan berdebat, Claris mengangguk. Selain itu rasa lelah mulai menggerogoti Claris. Tidur akan sangat menyenangkan. Keesokan harinya tenaga Claris pulih.

"Bagaimana latihan menembakmu?"

Baru ingin bilang mau istirahat, Claris lihat sang mommy menatap lurus. Tidak biasanya mom Claris bertanya soal aktivitas.

"Sulit. Tanganku rasanya ingin lepas. Pistol tidak berbanding lurus dengan yang aku bayangkan. Mereka lebih ganas," ucap Cla.

Mr clo mengangguk. "Ya sudah, cepat tidur. Sakitnya akan hilang. Mau Mom urut?"

"Mom?"

"Mom baik, kau saja yang tidak bersyukur."

Claris tersenyum kecut. Mommy Claris tetaplah mommynya. Walau bagaimanapun tak mau kalah. Dari segi manapun, Claris harus mengalah. Ia tak sebanding dengan aura yang dipancarkan Mrs Clo.

"Oke." Anggukan singkat, Claris pun tersenyum ramah. Sudah cukup, saat itu lebih baik Claris bersyukur, tepat seperti ucapan Mrs Clo. Claris akan menjadi anak baik.

***

"Cla."

Claris sempat bengong. Tepat di hadapannya ada Lily. Pagi-pagi sekali perempuan itu sudah berkunjung, Claris bahkan baru ingin memasak.

Bayangkan!

Pukul 05.00. Otak Claris langsung berproses, mungkin Lily sudah punya hubungan baik dengan mommynya, sebab itu bisa masuk rumah sesuka hati.

"Oh kau. Ada apa?"

"Kau tidak menyuruhku masuk? Dingin tahu gak."

Mulut Cla mencibik. "Salah sendiri berkunjung pukul 05.00. Untunglah kamu mengikat rambut, kalau tidak aku pikir kamu hantu," ucap Cla.

Setelan Lily sederhana. Baju casual yang tidak ribet. Saat Cla lihat lebih baik, Lily mirip puteri kerajaan yang berontak. Kabur dari kerajaan kemudian tersenyum di sisa-sisa hidupnya walau harus menukar hidup menjadi penunggu hutan.

"Ck, kau lama. Aku masuk duluan," ucap Lily. Rumah benar-benar dianggap seperti miliknya. Cla berdecak, sudah Cla duga, Lily spesies manusia bar-bar.

"Aku ditempatkan Mrs Clo jadi asisten pribadimu."

Mata Cla hampir akan keluar. Ia dengar apa?

Cla tak pernah terpikir si menyebalkan Lily akan jadi asisten pribadi.

"What? Aku tidak diberi tahu apapun."

Lily mengangkat bahu acuh. "Surprise, maybe, aku pun tak ingin ambil pusing," ucap Lily acuh.

Diam-diam tangan Cla mengepal membentuk kepalan kuat. Tidak Claris biar orang di hadapannya mengambil posisinya. Hidup Claris tetaplah akan terus menjadi miliknya.

"Mommy ternyata lebih licik menekanku," ucap Cla dalam hati. Mata melirik Lily dari atas sampai bawah.

"Oke, kemari kau. Tugas pertamamu mengajariku masak."

"Kau tidak bisa masak? Huh, tingkat kecantikan dan kepintaran akan turun beberapa kasta kalau gak bisa masak."

"Kau tidak lihat aku belajar? Jangan buang-buang waktu, cepat ajari aku." Claris berbalik. Mata menatap remeh. "Jangan-jangan kau besar mulut, tahu-tahu tak bisa masak sepertiku. Cih, menjijikkan," ucap Cla sembari memutar malas.

Lily maju mendekati Cla. "Dengar Claris."

"Aku perjuangkan hakku. Tidak semua hal yang kau mau dapat kau miliki," bisik Lily. Merinding bulu kuduk Claris. Napas hangat Lily sangat berpengaruh.

Cla tak ingin bodoh, biar ia lihat sendiri ke depannya. Pengamatan Claris tidak sangat buruk. Claris pun tak mau ditekan.

***

"Jav, Lily ngintilin aku ke manapun." Claris mengadu seperti anak kecil merengek pada ibunya. Mulut mengerucut. Kurang puas, Claris juga menguncang lengah Javier sampai lelaki itu terombang-ambing mirip gelombang laut.

"Mommymu tuh. Aku heran kenapa sampai sekarang kau masih tahan."

Javier menggebu-gebu. Tak habis pikir dengan sikap Cla. Cla bodoh atau bagaimana, Javier bingung.

*****