Chereads / Gak ada / Chapter 15 - Menyelamatkan seorang ibu

Chapter 15 - Menyelamatkan seorang ibu

"Tidak! tidak, justru karena mu aku dapat mempelajari banyak sihir sekarang. Terimakasih banyak, Angelina!" ucap Delvin sembari tersenyum. Kedua pipi Angelina merah merona ketika melihat Delvin tersenyum manis. Namun suasana indah tersebut berubah menjadi tegang ketika....

"Ahhhh!!!" seorang ibu bersama anak nya bertemu dengan monster berbentuk buaya di kejauhan. Melihat hal itu tentu saja membuat Delvin dan Angelina menatap kearah nya. Delvin memberikan buku sihir nya lalu berlari pergi, menyelamatkan ibu dan anak yang sedang dalam bahaya.

"Kau tunggu disini, aku akan pergi menyelamatkan ibu dan anak yang sedang dalam bahaya itu," ucap Delvin sembari pergi.

Ketika Delvin berlari menuju monster, layar hologram kembali muncul. Kini senjata nya terdapat lima yakni senjata pistol, pedang, sihir, tombak, dan panah. Disaat itu, tentu saja Delvin kebingungan.

"Hmm sihir? kalau menggunakan sihir akan jauh lebih lama dan setahu ku membutuhkan banyak mana. Aku saja tak memiliki mana! mau tidak mau, seperti nya aku akan menggunakan tombak. Kebetulan kan tombak panjang, sangat cocok untuk menusuk-nusuk monster di saat-saat seperti ini kan," gumam Delvin yang tak lama setelah nya muncul tombak di tangan kanan nya.

Padahal Delvin belum memilih kekuatan elemen untuk tombak tersebut tetapi tombak nya malah sudah muncul lebih dulu.

"Kenapa aku tidak diberi pilihan untuk memilih kekuatan elemen seperti biasa nya?" batin Delvin yang keheranan. Disaat itu, tombak yang digenggam Delvin mengeluarkan sebuah cahaya berwarna hitam keunguan yang kemudian cahaya tersebut menutupi seluruh tubuh Delvin.

Dari tempat pengungsian, Angelina menatapi cahaya hitam keunguan yang bersinar terang.

"Hmm cahaya apa itu? apakah berasal dari Delvin?" ujar Angelina yang entah mengapa, merasa khawatir.

***

Tampak ibu dan anak yang kini berlarian menghindari serangan monster. Hingga akhirnya, monster tersebut secara tiba-tiba mendarat di hadapan mereka yang membuat kedua nya menghentikan langkah nya.

"Dasar manusia bodoh! mana mungkin kalian bisa kabur begitu saja dariku," ucap monster itu sembari tertawa terbahak-bahak. Disaat itu, sang ibu menyuruh anak nya untuk melarikan diri.

"Nak, kamu lari duluan! nanti ibu akan menyusul mu," ujar si ibu yang langsung ditolak oleh anak itu.

"Enggak, Bu! aku akan tetap bersama ibu. Kita hidup sama-sama, kita senang sama-sama, sedih sama-sama dan mati sama-sama!" kata anak tersebut yang membuat kedua mata sang ibu berkaca-kaca. Tetapi tetap saja, si ibu memaksa anak nya untuk segera pergi.

"Sudah kamu pergi dari sini sekarang jika kamu masih menyayangi ibu!" tegas si ibu yang membuat anak nya membatu. Anak nya itupun meneteskan air mata nya dan lama-kelamaan akhirnya ia mengikuti perkataan ibu nya. Si anak mau tidak mau pergi meninggalkan ibu nya yang mau berkorban untuk nya.

"Hu sangat dramatis! berasa lagi kaya nonton sinetron," ujar monster buaya yang membuat ibu itu menatap nya dengan tatapan tajam.

"Aku takkan membiarkan mu menyakiti anak ku yang paling ku sayangi!" teriak sang ibu sembari berlari membawa besi menuju monster buaya. Namun pada saat ia berlari sepuluh langkah, muncul sebuah bayangan berwarna hitam keunguan yang kemudian menyayat tubuh monster buaya hingga tangan kanan dan kaki kanan monster buaya tersebut terlepas.

Lalu tak lama setelah nya, cahaya itu berdiri membelakangi si ibu, yang melihat kejadian sebelum nya. Perlahan-lahan, cahaya hitam keunguan yang menutupi sang penyelamat pun mulai menghilang. Dan kini wajah nya bisa terlihat jelas di mata monster dan si ibu.

"Aku tak menyangka bahwa pemuda seperti nya mampu memotong kaki dan tangan buaya. Pasti dia adalah orang pilihan!" gumam ibu tersebut yang di dengar oleh Delvin. Delvin membalikkan tubuh nya, menatap kearah ibu yang ada di belakang nya.

"Ibu tenang saja, semua nya akan baik-baik saja! saya berjanji akan melindungi dunia-ini dari para monster yang ada," ucap Delvin yang membuat ibu itu tersentuh mendengar nya.

"Terimakasih atas perhatian mu, Nak," singkat ibu itu. Delvin kembali menatap kearah monster buaya yang tampak nya begitu jengkel pada nya.

"Kenapa kau menatapi ku dengan sinis begitu?!" tanya Delvin yang membuat monster buaya semakin berapi-api.

"Monster-monster begini, aku memiliki kemampuan yang be..." belum sempat menyelesaikan kata-kata terakhir nya, Delvin langsung memotong nya yang membuat monster buaya teramat jengkel.

"Kau benar-benar ya! aku takkan berbasa-basi lagi. Aku akan menyerang mu dengan seluruh kekuatan ku!" ucap monster itu yang kemudian mengeluarkan seluruh tenaga nya, namun dengan sekali kedipan mata, tubuh monster itu hancur dan berubah menjadi debu yang kemudian menghilang tak tersisa sedikitpun. Delvin terdiam lalu ia menatap kearah ibu yang telah menyaksikan semua nya.

"Hmm apakah ibu terluka?" tanya Delvin sembari menghampiri ibu-ibu yang ia selamatkan. Ibu bernama Marissa itupun menggelengkan kepala nya.

"Saya baik-baik saja, Nak. Hmm ngomong-ngomong, kamu termasuk orang yang terpilih menjadi pahlawan?" ucap Marrisa yang membuat Delvin terdiam lalu Delvin menganggukkan kepala nya.

"I-iya, Bu. Saya adalah salah manusia yang terpilih! saya diberi dua pilihan namun saya memilih menjadi pahlawan," ujar Delvin yang membuat Bu Marissa seketika meneteskan air mata nya. Delvin pun sedikit heran, mengapa tiba-tiba saja Bu Marrisa menangis.

"Ibu kenapa? ada yang terluka kah?" tanya Delvin. Mendengar hal itu, Bu Marrisa menatap kearah Delvin lalu menjawab nya.

"Kamu sama seperti anak saya yang paling besar. Penampilan kalian juga sama! tetapi anak saya anti sosial, pendiam, cuek. Meski begitu, ia memiliki hati yang amat baik! dia bahkan pernah berkata mau mengorbankan nyawa nya demi menyelamatkan dunia. Tetapi sikap nya berubah saat dia masuk ke perkuliahan. Anak saya sering bertindak kasar pada saya bahkan adik nya pun pernah dilukai nya hingga masuk rumah sakit. Dan ketika bencana di dunia ini tiba, dia menjadi orang yang terpilih namun bukannya menjadi pahlawan justru dirinya memilih menjadi penjahat yang akan menghancurkan dunia ini bersama monster-monster yang mengerikan. Saya ditinggal oleh anak saya begitu saja sehingga saya hidup sendiri bersama anak saya yang paling kecil, Melissa," jelas Bu Marrisa yang membuat Delvin terdiam membatu.

Namun tak lama setelah nya...

"Hmm kalau boleh tau, ciri-ciri anak ibu seperti apa ya?" tanya Delvin yang tampak nya ingin mencari anak sulung nya Bu Marrisa.

"Wajahnya serupa dengan wajahmu tetapi rambut nya berwarna putih, berbeda dengan mu yang berwarna coklat. Warna mata nya abu-abu berbeda dengan mu yang berwarna biru. Dia mengenakan kacamata dan selalu berpakaian yang panjang-panjang! warna kesukaan nya ialah coklat, abu-abu, hitam dan krem," jelas Bu Marissa yang membuat Delvin terdiam.

"Hmm baiklah Bu. Saya akan mencari anak ibu tetapi saya takkan membunuh nya, melainkan menyadarkan nya agar kembali ke ibu dan bergabung di sisi kebaikan," ucap Delvin yang membuat Bu Marrisa kembali meneteskan air mata nya.

"Terimakasih, Nak. Ibu sangat tak menyangka bahwa akan bertemu dengan orang sebaik kamu," ujar Bu Marrisa sembari membungkukkan tubuh nya tetapi Delvin menghentikan nya.