Delvin duduk di lantai lalu menatap kearah Elvira yang kini mau mengobati nya. Disaat itu, Pixie datang lalu duduk tepat di hadapan nya.
"Delvin, kau berhasil mengalahkan Bu Marrisa?" tanya Pixie. Mendengar hal itu, Delvin menganggukkan kepala nya.
"Iya, aku berhasil mengalahkan Bu Marrisa. Maka dari itu, aku terluka cukup parah. Sebenarnya tadi itu aku sudah hampir mati terbunuh tetapi aku kembali menyakinkan diriku sendiri dan akhirnya aku berhasil menghadapi Bu Marrisa," jelas Delvin. Mendengar hal itu, Pixie menganggukkan kepala nya.
"Hmm ya sudah, kau istirahat saja dulu selama beberapa hari. Lagipula, monster di daerah sini hanya sedikit jadi kami masih bisa mengatasi nya," ucap Pixie. Mendengar hal itu Delvin menganggukkan kepala nya sedangkan Elvira mengobati Delvin.
Beberapa jam kemudian...
Delvin terbangun dari tidur nya, ia menatap sekeliling nya dan melihat Pixie dan Elvira yang tidur di samping nya.
"Hmm aku ketiduran begitupun dengan mereka. Hmm ngomong-ngomong, aku sudah mengetahui apa yang terjadi ke depan nya. Kalau begitu, aku bisa menguatkan diriku. Lucas yang kalau di novel ku awal nya lemah kini berubah! sejak awal dia over power tetapi meski begitu, aku akan berpura-pura lemah di hadapan mereka semua. Aku memiliki kecurigaan bahwa ada seseorang dibalik kejadian semua ini! dan pastinya orang tersebut juga mengawasi gerak-gerik ku," batin Delvin.
Tak lama setelah nya, layar hologram muncul dan memberikan nya tiga pilihan pil. Pil pertama adalah pil kecerdasan, pil kedua adalah pil penguatan, dan pil ketiga adalah racun.
"Hmm pil kecerdasan, pil penguatan dan pil racun ya? seperti nya aku lebih memilih pil racun. Supaya dapat meracuni orang-orang yang jahat sekaligus monster! lagipula, aku akan mendapatkan keuntungan yang besar jika menggunakan pil racun. Bahkan jika aku memakan nya, aku bisa naik kedua tingkatan meskipun sih cukup berbahaya juga jika langsung mengonsumsi di tingkatkan ku yang masih E. Tetapi kalau dipikir-pikir jika aku mengonsumsi nya sekarang, aku bisa langsung berada di tingkatkan B kan? hu jadi bingung," ucap Delvin yang berpikir.
Pil yang ia pilih muncul di tangan nya. Delvin memutuskan untuk menyimpan nya terlebih dahulu. Ia masih bingung ingin memakan pil nya secara langsung atau memanfaatkan pil tersebut untuk menyerang penjahat dan monster-monster.
Delvin bangkit berdiri kemudian melangkah keluar dari tempat pengungsian. Ketika Delvin keluar dari tempat pengungsian, terlihat seseorang misterius berdiri di atas sebuah tiang listrik. Melihat hal itu, Delvin terdiam lalu ia teringat dengan sebuah adegan di dalam novel nya.
Dimana Lucas si tokoh utama, tiba-tiba saja diserang oleh seseorang misterius yang merupakan seorang perempuan terpilih menjadi penjahat. Bisa dibilang dia memilih menjadi penjahat. Kekuatan perempuan tersebut cukup kuat, bahkan hanya dengan sekali goresan, Lucas langsung terluka parah.
Namun Lucas yang ia temui berbeda. Karena jauh lebih kuat, cerdas dan paham mengenai semua nya.
"Ah hahahaha bakalan mudah kalau begini. Baiklah, kalau tidak salah counter nya itu adalah sihir karena dia tidak dapat menggunakan sihir," ucap Delvin. Tangan nya yang kosong itu tiba-tiba saja terdapat dua sarung tangan berwarna biru. Delvin menggunakan kedua sarung tangan tersebut lalu setelah nya ia bersiap menyerang orang yang ada di atas tiang listrik.
Dugaan nya pun benar, perempuan misterius yang memiliki nama Agnes itu menyerang nya dengan pedang. Namun Delvin berhasil menangkis serangan nya yang tentu saja membuat Agnes heran. Delvin pun dengan kekuatan sihir nya menyerang bagian perut Agnes yang membuat Agnes terpental jauh.
"Bodoh! kenapa kau tidak merencanakan penyerangan ku ini kah sampai-sampai mudah sekali dikalahkan olehku?" ucap Delvin yang tentu saja membuat Agnes membatu. Agnes bangkit berdiri, menatapi Delvin yang kini juga sedang menatap nya dengan tatapan seperti merendahkan nya.
"Kau! kau jangan meremehkan ku seperti itu! kau hanya seorang pahlawan yang ada tingkatan E sedangkan aku berada di tingkatan D+! !" bentak Agnes yang membuat Delvin tertawa mendengar nya.
"Ya memang saat kau masih berada di atas tiang listrik tadi, aku masih tingkatan E. Tetapi karena menyerang mu, sekarang aku di tingkatan D serta mengaktifkan beberapa skill baru. Skill pertama adalah memutar ulang waktu dan skill kedua adalah pengobatan. Jadi aku dapat mengulang waktu dan kau akan merasakan sakitnya saat di pukul oleh ku barusan," jelas Delvin yang membuat Agnes membatu.
"Kau! kau hanya pahlawan rendahan! meskipun kau memiliki skill yang sangat bagus namun kau tak dapat menggunakan nya dengan baik. Jadi sebaiknya kau menyerah saja," ucap Agnes yang membuat Delvin tersenyum sinis.
"Oh begitu? jadi kau meremehkan ku ya. Baiklah kalau begitu," Delvin pun menjentikkan jari nya. Waktu kembali di putar saat Delvin memukul Agnes. Delvin pun memutar ulang waktu hingga sepuluh kali, agar ia dapat menyaksikan adegan penyiksaan Agnes dengan puas ya meskipun hanya satu pukulan tetapi sudah membuat nya kesakitan karena waktu terus berulang.
Pada akhirnya....
"Stop! jangan putar ulang lagi waktu nya. Aku sudah menyerah," ucap Agnes yang membuat Delvin terdiam. Delvin tersenyum tipis lalu menghampiri Agnes yang kesakitan.
"Hmm kau menyerah ya? dasar lemah! lain kali jangan merendahkan ku. Meskipun aku masih berada di tingkatan D, kekuatan ku sebanding dengan orang yang ada tingkatan A. Bisa saja sih aku menaikkan tingkatan ku menjadi lebih tinggi tetapi aku tak mau melakukan nya supaya orang mengira bahwa aku hanya pahlawan lemah yang mudah dikalahkan. Aku melakukan itu agar orang-orang tertarik menyerang ku lalu aku mengalahkan mereka dan mengajak mereka untuk bergabung ke tim ku supaya semua misi ku berjalan lancar," ungkap Delvin yang membuat Agnes melongo mendengar nya.
"Bisa-bisanya kau mengatakan itu semua dengan mudah? kau pikir sangat kuat sekali kah kamu?!" ujar Agnes. Delvin menganggukkan kepala nya.
"Sudah kubilang kan, meskipun aku berada di tingkatan D tetapi skill dan yang lainnya, sudah berada di tingkatan A. Aku hanya memalsukan tingkatan ku saja! lagipula para penjahat rata-rata berada di tingkatan C paling tinggi sedangkan aku di atas mereka. Jadi mudah saja aku mengalahkan nya. Oh ya ngomong-ngomong nona manis, kau membuatku tertarik padamu. Maukah kau bergabung dengan tim ku?" kata Delvin yang membuat Agnes jengkel mendengar nya.
"Dulu kamu, mantan pria buaya darat ya?" tanya Agnes yang membuat Delvin menatap nya dengan tatapan sinis.
"Enak saja! aku ini bukan pria buaya darat tau! hanya saja dulu aku pria yang disukai banyak wanita. Cukup populer di kalangan wanita karena kecerdasan serta ketampanan ku," jawab Delvin yang menyombongkan diri.