Chereads / Gak ada / Chapter 25 - Racun?

Chapter 25 - Racun?

"Hahahaha kita sedang membahas salah satu game yang cukup trend. Sebaiknya kau diam saja jika tidak tau," ucap Delvin yang membuat Elvira terdiam.

"Hmm seperti nya di dunia manusia banyak sekali hal yang aneh ya?" singkat Elvira. Agnes menganggukkan kepala nya.

"Ya kau benar. Manusia selalu menciptakan hal yang aneh! terkadang hal tersebut bisa berdampak positif dan juga berdampak negatif," ujar Agnes sembari memotong daging sapi bakar lalu melahap nya.

"Hmm begitu ya. Salah satu nya seperti pembangunan gedung-gedung tinggi ya? itukan mengurangi habitat hewan-hewan karena hutan-hutan yang lebat diganti oleh gedung-gedung bertingkat," kata Elvira, Angelina menganggukkan kepala nya.

"Kau benar, karena hal itu juga hewan-hewan mulai punah. Ya tetapi ada juga dampak positif nya yakni menambah penghasilan penduduk, meningkatan kesejahteraan masyarakat dan masih banyak lagi," tutur Angelina. Sedangkan Delvin hanya terdiam menatapi gadis-gadis cantik yang sedang asyik mengobrol di hadapan nya.

Delvin tersenyum, dirinya senang melihat mereka berlima yang akur. Jadi kehidupan nya bisa berjalan baik. Namun ketenangan tersebut tiba-tiba saja berubah ketika...

"Uhuk," Delvin batuk darah yang membuat semua nya terkejut. Delvin bangkit berdiri lalu berlari ke toilet terdekat. Agnes dan Pixie langsung berlari menghampiri nya.

Kini tinggallah Angelina, Elvira dan juga Helena. Ketiga nya saling bertatapan tajam dan saling mencurigai.

"Helena, jangan-jangan kau meracuni makanan Delvin ya?" tanya Elvira curiga.

"Kalau aku meracuni Delvin, itu juga berdampak pada yang lainnya. Apa jangan-jangan kau Angelina? sejak tadi kau bersikap tak seperti biasanya," jawab Helena yang menuduh Angelina.

"Enak saja! sejak tadi aku bersama Delvin, mana mungkin aku meracuni nya. Kalau tidak Helena pasti pelaku nya adalah Agnes apalagi tadi Agnes sempat tertidur di samping nya Delvin," ucap Angelina yang membuat kedua nya terdiam.

Di sisi lainnya...

Tampak Delvin yang kini tengah mencuci mulut nya yang sedikit terdapat bercak darah. Lalu tak lama setelah nya, Delvin menatap kearah cermin dan melihat dirinya yang begitu pucat.

"Hmm tiba-tiba saja aku batuk darah, wajahku juga pucat dan sedikit pusing," ucap Delvin yang kemudian duduk di depan pintu toilet dan bersandar di pintu. Pada saat sedang memejamkan kedua mata nya sejenak, terdengar suara ketukan pintu dan juga suara seseorang memanggil nya. Tak lain yang memanggil nya adalah Pixie dan Agnes.

Mereka berdua sungguh mengkhawatirkan kondisi Delvin yang tiba-tiba berubah.

"Delvin! Delvin! buka pintu nya. Kau sedang tidak baik-baik saja kan? biar ku obati," ucap Pixie yang khawatir.

"Delvin kumohon keluarlah. Jangan buat kami semua panik! kalau terjadi sesuatu padamu, kita akan menggantikan posisi mu sementara kok," ujar Agnes. Tak lama kemudian, Delvin membuka pintu toilet dan berdiri tepat di hadapan mereka berdua.

"Aku baik-baik saja," ucap Delvin yang bersikap baik-baik saja seperti tidak terjadi apapun.

"Kau serius? jelas-jelas tadi kau batuk darah lho," ujar Pixie. Delvin menganggukkan kepala nya.

"Ya aku tau, tetapi aku baik-baik saja. Kalian berdua tenang saja! hmm lanjut saja sana makan, aku mau cek warga-warga dulu," kata Delvin yang beranjak pergi. Kedua nya sama-sama terdiam sejenak lalu saling bertatapan.

"Ada apa dengan Delvin sebenarnya?" gumam Pixie.

"Ya, tiba-tiba saja Delvin terluka. Masa sih dia di santet? ada-ada aja," singkat Agnes sambil geleng-geleng kepala. Lalu mereka berdua memutuskan untuk kembali ke meja makan, menemui Angelina, Helena dan juga Elvira yang menunggu.

Di tempat Delvin....

Delvin keluar dari rumah dan kini sedang berada di bawah pohon. Lalu tak lama setelah nya, ia menatapi buah apel yang tumbuh di pohon.

"Padahal tadi aku baik-baik saja tetapi kenapa tiba-tiba sakit seperti ini sih. Sungguh menyusahkan! aku harus menyembuhkan diriku dulu deh," ucap Delvin yang kemudian memunculkan layar hologram. Namun yang tertulis di layar hologram tersebut membahas Delvin terkejut. Pasalnya di hologram tersebut tertulis "Maaf, sistem tidak dapat mengobati racun dalam diri anda. Racun nya sangat langka dan bertahan cukup lama,"

Tentu saja hal tersebut membuat Delvin amat tak menyangka.

"Ke-kenapa tidak bisa disembuhkan? kalau begini akan sungguh merepotkan! darimana aku dapat racun ini sih? masa dari kristal itu?" ucap Delvin yang jengkel. Lalu tak lama setelah nya, ia bangkit berdiri dan memutuskan untuk mengambil apel.

Tetapi pada saat mau mengambil apel nya, hati Delvin terasa sakit yang membuat nya sempat terdiam menahan rasa sakit tersebut.

"Apa-apaan sih? kenapa tiba-tiba saja hatiku terasa sakit begini?! sungguh menyebalkan!" ketus Delvin yang begitu jengkel. Delvin menghela nafas lalu mengambil buah apel di pohon. Setelah nya Delvin langsung melompat dari atas pohon dan kembali duduk di bawah pohon besar.

"Hmm hari yang sial," ketus Delvin sembari melempar-lempar apel hasil petikan nya. Tak lama setelah nya, Angelina datang dan langsung menghampiri nya. Angelina berdiri tepat di hadapan nya Delvin, menatapi Delvin yang asyik melempar-lempar buah apel.

"Delvin, apakah kau baik-baik saja?" tanya Angelina.

"Ya aku baik-baik saja kok. Kenapa ya?" tanya balik Delvin yang kemudian mengantongi apel nya. Angelina menghela nafas lalu duduk di samping nya Delvin. Setelah nya, Angelina bersandar di bahu Delvin yang membuat Delvin sebenarnya risih tetapi ia membiarkan nya saja.

"Delvin, aku tidak ingin kamu terluka. Kalau terjadi sesuatu padamu, katakan saja. Aku akan membantumu kok! jangan memendam semua nya sendirian," ucap Angelina yang membuat Delvin melirik nya.

"Aku baik-baik saja kok, jadi kau tidak perlu mengkhawatirkan ku," singkat Delvin tetapi tentu saja Angelina tidak mempercayai nya.

"Tidak mungkin kau baik-baik saja setelah batuk darah. Pasti kau terluka tetapi menutupi nya kan?! cepat katakan saja yang sebenarnya, Delvin!" tegas Angelina sembari menarik kerah baju Delvin. Delvin menepis tangan Angelina kemudian bangkit berdiri.

"Jangan terlalu memperdulikan ku, Angelina. Hidup di situasi seperti ini, seharusnya kau lebih mementingkan diri sendiri dibandingkan orang lain. Kecuali kau seperti aku yang merupakan seorang pahlawan," ucap Delvin dengan tegas.

"Ya tetapi meskipun kau pahlawan, bukan berarti kau dapat mengatasi semua nya sendirian. Kau berada ditengah-tengah orang yang baik, yang siap untuk membantu mu. Tetapi mengapa sikap mu seperti ini? tak hanya itu saja, kau sakit malah justru kau biarkan. Kalau semakin lama semakin memburuk, bagaimana coba?" bentak Angelina.

"Ya, aku tau. Dan sebelumnya aku berterimakasih atas perhatian mu padaku. Tetapi ku sarankan kamu untuk mementingkan keselamatan diri sendiri dibandingkan kepentingan orang lain," cakap Delvin sembari melangkah pergi. Sungguh heran melihat sikap Delvin yang berubah secara drastis.

"Hmm sebenarnya apa ya terjadi ya? aku sangat penasaran deh" batin Angelina.