Mendengar hal itu membuat Delvin diam membatu lalu menundukkan kepala nya. Ketika Delvin menundukkan kepala nya, Pixie yang jarang sekali mengeluarkan suara nya itupun menyaut.
"Ya, benar! Delvin sangatlah lucu saat salah tingkah. Ngomong-ngomong Delvin, kau tidak penasaran kemampuan ku apa gitu?" tanya Pixie yang membuat Delvin terdiam mendengar nya lalu menganggukkan kepala nya.
"Oh iya benar juga, apa kemampuan mu Pixie? aku sungguh penasaran deh," ucap Delvin sembari tersenyum.
"Kemampuan ku adalah.... mengendalikan mu. Jadi jika kau tak mengikuti perkataan ku, maka kau akan diberikan hukuman," ujar Pixie yang membuat Delvin langsung menatap nya dengan tatapan terkejut.
"K-kau serius?" tanya Delvin. Pixie menganggukkan kepala nya.
"Ya kau benar. Jadi jika kau sampai terpengaruh oleh kejahatan maka aku diizinkan untuk menghukum mu bahkan menghabisi mu. Maka dari itu, bersikaplah sebaik mungkin dan ikuti alur kehidupan ini dengan baik," jawab Pixie yang membuat Delvin bangkit berdiri dan melangkah mundur.
"Berarti aku ini....sama saja seperti boneka mu yang dikendalikan untuk menyelamatkan dunia ini?!" ucap Delvin. Pixie menggelengkan kepala nya.
"Tidak! bukan begitu juga maksudnya. Aku hanya seperti pembimbing mu supaya kamu terus berada di jalan yang benar," ujar Pixie yang membuat Delvin terdiam. Elvira yang duduk itupun bangkit berdiri lalu menghampiri Delvin yang sedikit menjauh dari mereka.
"Delvin, kau tenang saja. Kami ini baik kok bukan orang-orang jahat! lagipula maksudnya Pixie itu, dia menjadi pembimbing mu yang baik sama seperti saat kau di kampus! kau di bimbing oleh dosen agar menjadi mahasiswa yang baik, cerdas dan berbakat supaya kau dapat meraih impian mu. Begitupun juga dengan Pixie, dia menjadi pembimbing mu agar kau tetap di jalan yang benar supaya kita semua dapat menggapai impian kita yaitu dunia kembali seperti sediakala," jelas Elvira.
Delvin yang awal nya terdiam, menghela nafas lalu menganggukkan kepala nya.
"Baiklah, aku mengerti. Izinkan aku untuk beristirahat selama satu jam, aku sedikit lelah," singkat Delvin yang kemudian duduk kembali di tempat nya. Ia membuka jaket nya yang tebal dan melipat nya, menjadikan jaket tersebut sebagai bantal nya.
Setelah nya, Delvin memejamkan kedua matanya dan tertidur. Elvira terdiam menatapi Delvin yang sikap tiba-tiba saja berubah. Ia menatap kearah Pixie yang nampaknya merasa bersalah dengan apa yang ia katakan pada Delvin sebelum nya.
"Hmm Pixie, sudahlah kamu jangan merasa bersalah sendiri. Aku yakin, Delvin tau maksud dari semua ini! mungkin dia sedang merenungkan apa yang akan dia lakukan dan apa konsekuensi dari yang dia perbuat," ujar Elvira yang menenangkan Pixie.
"Hmm apa yang dikatakan oleh ketua benar ya? bahwa aku sebagai seorang pendamping pahlawan dunia ini, tidak boleh sembarangan berbicara. Salah sedikit saja kata-kata yang ku lontarkan, sudah beda arti nya," kata Pixie yang membuat Elvira terdiam. Elvira menghela nafas lalu memeluk Pixie dengan erat.
"Sudahlah Pixie, jangan menyalahkan dirimu seperti ini terus. Sejak dulu, kau selalu menyalahkan dirimu sendiri! ubahlah sikap mu itu, Pixie. Gak semua keburukan yang terjadi adalah salah mu! jadi, kau berhentilah menyalahkan dirimu begini," tegas Elvira. Pixie yang awalnya tak terlalu memperdulikan perkataan Elvira pun kemudian menganggukkan kepala nya.
"Ya, kau benar. Tidak sepenuhnya aku salah! seharusnya seperti Delvin juga dapat mengerti maksudku," ujar Pixie dengan dingin. Elvira hanya tersenyum mendengar apa yang Pixie katakan lalu setelah nya...
"Bagaimana kalau misalnya kita beristirahat dulu? kita juga memerlukan istirahat yang yang cukup supaya kita dapat beraktivitas dengan lancar!" kata Elvira.
Tak lama kemudian, Elvira menggunakan kekuatan sihir nya, menciptakan bantal untuk mereka berdua. Usai setelah nya, mereka berdua pun tertidur di dekat nya Delvin.
Disaat Elvira dan Pixie sudah tertidur nyenyak, Delvin membuka kedua mata nya, menatapi Elvira dan Pixie yang sedang tertidur.
"Hmm sebenarnya aku paling tidak ingin merepotkan orang lain! tetapi mengapa selalu ada saja jalan nya aku merepotkan orang lain? coba saja aku kuat dan paham tentang cara bertarung dengan senjata dan cara menggunakan sihir, pastinya aku tidak akan merepotkan siapapun," gumam Delvin.
Delvin pun bangkit berdiri lalu berjalan keluar dari gedung. Tetapi pada saat melangkah keluar, Angelina muncul dan memberikan nya sebuah buku tua yang amat tebal.
"Delvin, seperti nya buku ini berguna untukmu," ucap Angelina yang membuat Delvin cukup terkejut melihat nya.
"Kau memberikan buku tua yang tebal begini? memang apa isinya? dari mana kau mendapatkan nya?" tanya Delvin sembari membuka buku nya. Lagi-lagi ia kembali terkejut, pasal nya buku tersebut berisikan berbagai sihir. Baik sihir normal maupun sihir terlarang yang memiliki kekuatan cukup besar.
"Anu, sebenarnya kakek buyut ku adalah seorang penyihir terkenal di zaman dulu! zaman beribu-ribu tahun lama nya. Dan dia hidup sampai sekarang berkat kemampuan serta pengetahuan sihir nya yang luar biasa dan pastinya keajaiban dari Tuhan. Maka dari itu, suatu ketika kakek ku memberikan buku ini padaku sebelum dirinya meninggal. Disaat ia memberikan buku ini, aku masih duduk di bangku SMP. Aku tak percaya dengan hal-hal sihir karena tidak pernah mendengar dan juga melihat nya jadi aku hanya menyimpan nya. Tetapi tak kuduga bahwa masa depan ku saat duduk di bangku kampus malah seperti ini. Untung saja aku menyimpan buku ini, kalau tidak mungkin aku hanya menjadi beban untuk mu, Delvin," jelas Angelina.
"Wah begitu kah? jadi kakek buyut mu seorang penyihir. Sangat hebat! terimakasih Angelina karena kau memberikan buku ini padaku! aku sangat-sangat berterimakasih. Tetapi, bagaimana kau tau kalau aku membutuhkan nya? apa jangan-jangan kau..." belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Angelina memotong nya.
"Ya, aku sudah tau semua nya. Aku mendengar obrolan mu dengan Elvira dan Pixie sejak tadi. Bahkan aku mengikuti mu saat kamu pergi! aku sudah menduga sejak awal bahwa kamu adalah orang yang terpilih menjadi pahlawan. Mendengar ceritamu yang mampu menghadapi banyak nya monster di kampus dengan kondisi mu yang tidak baik-baik saja, itu sudah membuatku menduga bahwa kau adalah pahlawan. Tetapi kau tenang saja, aku tidak akan membocorkan identitas mu pada siapapun kok," ucap Angelina dengan tenang.
Mendengar hal itu, Delvin terdiam lalu menundukkan kepala nya.
"Maafkan aku Angelina karena aku banyak merepotkan mu selama ini apalagi saat kehidupan masih berjalan normal dulu," ujar Delvin.
"Tidak! kau sama sekali tidak merepotkan ku. Justru aku lah yang selalu merepotkan mu! bahkan disaat-saat seperti ini saja, aku hanya dapat memberikan mu buku ini," kata Angelina yang sedih.