"Bodoh, sebaiknya kau menyerah lah," ucap Delvin dengan tenang yang membuat pria misterius itu jengkel dengan nya. Pria misterius itu mengarahkan pistol nya namun saat menarik peluru nya....
"Selamat tinggal," Delvin secara tiba-tiba berada tepat di samping pria itu lalu memenggal kepala nya. Darah pun membahasi atap rumah salah satu penduduk tak berpenghuni.
Delvin terdiam sejenak lalu membalikkan tubuh nya, menatapi mayat manusia yang memilih menjadi penjahat dibandingkan pahlawan.
"Hmm. Ini yang kedua kalinya aku membunuh seseorang! kalau tidak karena kejadian itu, aku tidak pernah membunuh orang sebelum nya. Hmm mulai sekarang, aku harus membiasakan diri! tugasku menyelamatkan dunia, jadi mau tidak mau aku harus membunuh orang-orang yang jahat baik itu sahabat sendiri sekalipun," gumam Delvin.
Disaat Delvin baru saja selesai bergumam, muncul layar hologram yang memberikan nya tiga pilihan skill. Pertama skill menanam, yang kedua adalah skill berternak dan yang ketiga adalah skill pengobatan.
"Apaan sih nih? kok skill A dan skill B tidak jelas? hmm mau tidak mau aku memilih pengobatan," ucap Delvin yang mau mengklik pilihan ketiga namun ia berhenti dan kembali berpikir.
"Meskipun skill A dan skill B terlihat aneh tetapi ini seperti dunia game, bukan? semua yang terlihat aneh justru jauh lebih berguna. Tetapi skill pengobatan juga berguna karena dapat mengobati seseorang. Jadi bingung," ujar Delvin yang berpikir hingga akhirnya Delvin memilih skill berternak.
"Hmm coba skill berternak, berhubung kondisi nya seperti ini pastinya banyak orang yang membutuhkan makanan," kata Delvin yang tak lama setelah nya muncul sebuah lubang hitam yang ia lihat waktu di kampus.
"Lho, lubang hitam ini? kenapa tiba-tiba ada disini?" Delvin begitu terkejut menatapi apa yang ada di hadapan nya sekarang. Bahkan ia sampai terjatuh saking syok nya.
Tak lama kemudian, muncul sebuah perempuan cantik dan manis yang memiliki sayap. Perempuan itu keluar dari lubang hitam tersebut lalu berdiri di hadapan nya Delvin.
"Hmm, selamat malam tuanku. Ada yang bisa saya bantu?" ucap perempuan itu sembari membungkukkan tubuh nya.
"K-kau....kau siapa?!" tegas Delvin. Perempuan itu terdiam lalu menatap kearah Delvin yang terlihat ketakutan.
"Tuan tenang saja, saya adalah Pixie. Peri pengabul keinginan yang akan menjadi pelayan anda. Oh ya ngomong-ngomong tuan, cahaya hitam ini bukanlah monster-monster jahat yang tuan hadapi sebelum nya! melainkan yang ada di dalam sini adalah hewan ternak yang dapat tuan gunakan. Apakah tuan mau melihat nya?" ucap perempuan tersebut yang bernama Pixie. Mendengar hal itu, Delvin hanya menganggukkan kepala nya.
Tak lama setelah nya, Pixie menatap kearah lubang hitam atau cahaya hitam kemudian muncullah monster-monster yang membuat Delvin terkejut.
"Kata kau, yang ada di dalam sini adalah hewan ternak! ini mah monster tau!" ujar Delvin yang membuat Pixie menatap nya.
"Hmm tuan, sebenarnya mereka ini memang monster tetapi mereka sudah jinak dan menjadi hewan ternak tuan. Masing-masing dari mereka memiliki kekuatan masing-masing! ada yang berupa kekuatan penyembuh, ada kekuatan menjelajah waktu, mengerti bahasa semua makhluk dan masih banyak lagi. Bahkan mereka pun dapat mengajarkan tuan cara bertarung dan menggunakan sihir," jelas Pixie yang membuat Delvin diam membatu mendengar nya.
"E-eh begitu kah? berarti pilihan ku tadi tidak salah sama sekali. Syukurlah kalau begitu! hmm aku membutuhkan hewan yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit!" ucap Delvin. Pixie menganggukkan kepala nya lalu ia mengeluarkan sebuah cahaya berwarna hitam yang tak lama setelah nya lubang hitam tersebut menghilang dan berubah menjadi sesosok monster laba-laba. Tetapi tak lama setelah nya, monster itu berubah menjadi gadis cantik yang kemudian menemui Delvin.
"Apakah ini tuanku?" tanya perempuan yang merupakan monster laba-laba. Mendengar hal itu, Pixie menganggukkan kepala nya.
"Yah, dia adalah tuan mu. Tuan Delvin, sang pahlawan muda sekaligus jenius dan pemberani," jawab Pixie. Perempuan laba-laba itu terdiam sejenak lalu setelah nya ia memeluk Delvin dengan erat hingga terjatuh.
"Ah hahahaha tampan sekali tuanku ini. Oh ya tuan perkenalkan namaku Elvira. Aku adalah monster laba-laba yang memiliki kemampuan untuk menyembuhkan orang lain sekaligus menciptakan racun hehehehe," ucap Elvira. Mendengar hal itu, Delvin yang awalnya terdiam kemudian bangkit berdiri dan melepaskan pelukan Elvira.
"Elvira, bisakah kau membantuku? aku membutuhkan kemampuan mu itu untuk menyembuhkan orang!" ujar Delvin. Mendengar hal itu, Elvira menganggukkan kepala nya.
"Tentu saja aku akan membantu tuanku yang paling tampan ini!" kata Elvira yang kembali memeluk Delvin dengan erat. Melihat hal itu, membuat Pixie sedikit jengkel.
"Elvira, bersikaplah sopan dengan tuan kita. Hmm tuan Delvin, apakah kita akan ke tempat pengungsian mu sementara itu?" tutur Pixie yang membuat Elvira melepaskan pelukan Delvin sedangkan Delvin langsung menatap Pixie.
"Apakah kamu tau tempat nya?" tanya Delvin. Pixie menganggukkan kepala nya lalu ia menjentikkan jari nya yang membuat mereka bertiga secara tiba-tiba berada di tempat pengungsian sementara Delvin.
Ketika mereka sampai disana, tampak Angelina yang awalnya duduk di balik dinding itu langsung berlari menghampiri Delvin yang muncul.
"Delvin, dari mana saja kau? aku sungguh mengkhawatirkan kamu tau!" ucap Angelina dengan raut wajah sedih. Mendengar hal itu, Delvin menghela nafas kemudian menggenggam tangan Angelina yang membuat Angelina diam mematung.
"Angelina, kau tenang saja. Aku baik-baik saja kok, kau tidak perlu khawatir ya," ujar Delvin yang membuat kedua pipi Angelina memerah. Kemudian Angelina terlihat menatap kearah Elvira dan juga Pixie yang berdiri di belakang Delvin.
"Ah ngomong-ngomong Delvin, siapa dua perempuan di belakang mu?" tanya Angelina yang membuat Delvin langsung memperkenalkan mereka berdua secara bergantian.
"Ah perkenalkan ini sahabatku, nama nya Pixie. Dia kebetulan sahabat saat aku SMP dan kami tak sengaja bertemu tadi. Sedangkan yang ini adalah Elvira, dia adalah sahabat TK ku. Elvira, sudah lama sekali kita tidak bertemu ya!" ucap Delvin. Mendengar hal itu, Elvira menganggukkan kepala nya sembari tersenyum manis.
"Ohhh begitu ya? perkenalkan namaku Angelina, aku adalah teman nya Delvin di kampus sekaligus ketua kelas di kampus," ujar Angelina dengan dingin. Elvira menganggukkan kepala nya begitupun dengan Pixie.
"Salam kenal Angelina! senang bertemu dengan mu. Ngomong-ngomong Delvin, mana orang-orang yang sakit? biar ku sembuhkan sekarang!" kata Elvira yang membuat Delvin menatap nya.
"Ah iya tunggu sebentar ya. Ngomong-ngomong Angelina bisakah kau..." belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Angelina langsung memotong nya.
"Delvin, apakah dia dokter?" tanya Angelina. Delvin pun terdiam. Ia menganggukkan kepala nya, lagi-lagi diri nya kembali berbohong.
"Ya, mereka berdua adalah dokter kebetulan. Maka dari itu, Elvira berniat menyembuhkan orang-orang yang terluka disini," jawab Delvin.