Chereads / Lie's!!! (bahasa indonesia) / Chapter 6 - Pertemuan yang tak terduga!

Chapter 6 - Pertemuan yang tak terduga!

BOOM!!!! Gedung ini kembali bergetar hebat, menandakan jika boom lainnya yang aku pasang juga telah meledak, pria itu pun mengambil kesempatan, ia mencengkram leher ku kuat, saat aku lengah. 'Shit!!! sepertinya aku akan mati!' ucapku merasakan kerasnya cengkramannya yang nyaris membuatku kehabisan napas.

DOR!! DOR!! DOR!! Terdengar suara tembakan dari luar, seseorang telah menembaknya beberapa kali melalui jendela yang terbuka.

Napas ku terengah-engah sembari merasakan gedung ini mulai bergerak miring.

Aku melihat tumpukan rekaman di meja dengan segera membakar tumpukan-tumpukan rekaman tersebut menggunakan sisa alkohol dan puntung rokok yang ditinggalkan si Jack di atas mejanya.

"Hei!!!" pekik seorang pria yang jelas dialah yang menembak si Jack Black tadi. Pria itu mengulurkan tangannya ke arah ku, "cepat melompatlah jika kau tidak ingin mati bersamanya" pekiknya lagi

Dengan segera aku mengambil Syal yang tergeletak di ruangan tersebut, untuk menutup sebagian bawah wajah ku.

Aku tidak tau siapa pria itu, yang sangat jelas bukan bagian dari teamku, siapapun pria bertopeng itu, jelas bukan dari CIA.

Namun saat ini jika aku tidak segera keluar dari sini, maka aku akan bernasip sama dengan Jack Black beberapa menit lagi.

Aku pun tanpa ragu melompat melalui jendela saat gedung ini benar-benar mulai runtuh.

Bersamaan dengan itu, Sebuah Boom di lepaskan dari helikopter pria itu naiki..

'Cih… sia-sia aku ke ruangan CCTV itu' eluhku dalam hati, saat telah berada di dalam Heli milik yang pasti aku melihat lambang MI6 di bagian sisi helikopter mereka,

"Thanks" ucapku pada pria yang tertutup kain topeng di seluruh kepalanya, hanya menyisakan mata birunya saja yang terus menatap ke arahku.

"MI6" ucapnya kepadaku, "CIA" jawab ku pula, dan pria itu menganggukkan kepalanya beberapa kali.

***

2 jam pun berlalu, tanpa di duga aku tertidur begitu nyenyak hingga Micro Chip yang tertanam di belakangku kembali tersambung.

"Turunkan aku di ********" pintaku pada pria itu memberikan titik koordinat yang di berikan W padaku sebagai titik penjemputan.

Mereka mengangguk, dan aku pun segera meluncur melalui seutas tali, dari heli milik MI6 menuju ke bawah, dimana helikopter berwarna hitam yang aku kenali, ternyata sudah menungguku.

"Goodbye Rose.. i'm Wesley" ucapnya dan aku sungguh terkejut.

Wesley adalah agen MI6 yang me-legend karena kelicikan, kepintaran dan yang paling di puja-puja sesama agen mata-mata yaitu tembakannya yang tidak pernah meleset sekalipun, meski ia berada di jarak yang mustahil.

Julukannya di ambil dari sebuah film berjudul "Wanted" semenjak th 2007 film itu di tayangkan, dimana Wesley dalam film tersebut adalah orang biasa, yang persis seperti Wesley sang agen MI6, selain menjadi seorang agen, ia juga memiliki pekerjaan dan identitas asli selayaknya manusia normal pada umumnya.

Namun tiada yang tau, siapa dia saat tidak menjadi agen.

Yang sebelumnya pria itu bernama Noname.

Dan tak ada seorang pun yang pernah melihat wajah pria itu, meski sesama anggota MI6 sekalipun. Kecuali pimpinan MI6 yang 5 tahun lalu telah meninggal dunia.

Semenjak itu, tiada satu pun orang yang tau rupanya.

Dan sesuai isu yang beredar, ia telah mengajukan pengunduran diri semenjak 5 tahun yang lalu, dan hari ini di jadwalkan Tepat di usia nya yang ke 33 tahun membunuh Black Jack adalah misi terakhirnya.

Aku terus menatap pria itu yang juga mendongak kebawah menatapku yang perlahan mulai surut kebawah.

Saat kaki ku telah menapaki tanah, dan jarak kami cukup terpisah jauh, pria itu mulai membuka topeng miliknya, begitu pula denganku yang juga membuka syal yang terus menutupi bagian hidung dan bibirku.

Aku dapat melihat warna gelap rambutnya yang berserakan di terpa angin, meski wajah itu terlihat, namun tetap samar oleh pandanganku, karena jarak yang begitu jauh.

Jadi Aku yakin ia pun begitu, tidak akan mengingat ku meski kami berpapasan di jalan suatu hari nanti.

"c'mon Rose.." ucap Barney.. pilot helikopter yang menjemputku.

***

Tiga hari Setelah misi itu berhasil, aku langsung kemarkas utama CIA, dan melakukan prosedur pengunduran dirik.

Namun bukan bahagia yang aku dapat setelahnya, melainkan kabar buruk.

Dimana Misi yang di jalankan Ge dikabarkan gagal, akibat penyamarannya yang terbongkar.

Jika sudah begitu, Ge pun dinyatakan meninggal tanpa tubuh yang kembali padaku.

Mengingat hal itu membuat hasrat membunuhku jadi menggebu-gebu. Namun aku tetap berharap ia baik-baik saja.

Akupun memutuskan untuk menjalankan misi tunggal tanpa rencana.

Aku meminta bantuan W untuk memberikanku identitas baru dengan nama asliku, Gwen si gadis yatim-piatu dengan cita-cita menjadi pramugari.

Ajaibnya, W benar-benar mewujudkan mimpi masa kecilku itu, kini aku tengah berdiri memakai Highill 12cm diatas pesawat yang bergoncang.

Seumur hidup hanya menggunakan sepatu boots kulit khusus untuk menjalankan misi. Kini harus mengenakan rok span, pakaian ketat, dan highill? Aku nyaris menggila dibuatnya.

Kini aku menyamar menjadi seorang Pramugari di pesawat Jet pribadi milik targetku, dia adalah seorang Billionaire muda berusia sekitar 33-35 tahun, dengan bisnis yang beragam, dan telah mendunia.

Sayangnya hanya sebatas itu yang aku tau, karena tersulut emosi, aku pun tidak membaca data lengkap tentangnya.

Dari kejauhan, seorang Bodyguard pun melambai, meminta untuk diambilkan sampanye, akupun mengambilkan pesanan itu dengan segera, ku letakkan nampan di atas telapak tangan kiriku, dan kembali meletakkan botol sampanye diatasnya dengan sebuah gelas kaca disampingnya.

Ku paksakan diri berjalan dengan anggun bak seorang pramugari sungguhan, menyunggingkan senyum dan berlenggak lenggok.

Tapi tampaknya tuhan sedang tidak berpihak padaku, aku tersangkut langkahku sendiri, tanganku reflex meraih dasi seseorang yang terdekat untuk meminimalisir hentakan.

Sayangnya pria itu adalah si target, DAVION ELARD, pebisnis muda nan killer dan paling disegani di dunia perbisnisan, dengan sejuta daya tarik yang dapat menarik semua gadis-gadis dari berbagai kalangan dan usia.

Sayangnya, sifatnya yang pembosan, membuat ia masih melajang hingga hari ini.

***

Mata birunya berkilauan, menatap intens manik coklat milikku, aku terkesiap, ku akui, dia pria tertampan yang pernah aku jumpai.

"Jadi, begini caramu menarik perhatian laki-laki? cih amatiran, murahan sekali! benar-benar menjijikkan disentuh oleh wanita sepertimu!" ucap Davion dengan dinginnya sembari berdiri dari atas tubuh Gwen.

"Ambilkan aku pakaian baru, gadis ini sudah menyentuhnya! aku jijik!!!" tambahnya berbicara pada para bodyguard miliknya.

Gwen seketika tersulut emosi saat mendengannya.

"Apa katamu!!! kau kira aku tertarik padamu? Alasanku menarikmu hanya karena kau yang terdekat, jika saja pak tua itu yang duduk ditempatmu, maka dia yang akan aku tarik!"

"asal kau tau, pak tua itu jauh lebih tampan dari dirimu, dia juga lebih sopan dan dewasa, jadi jangan terlampau pede! untuk apa aku menghabiskan tenaga mengejar pria brengsek sepertimu? sungguh buang-buang tenaga!"

"Bahkan jika hanya tersisa kau saja didunia, aku bahkan tetap tidak akan memilihmu!" Balas Gwen

>>>>>>>>>>>>>>>>>***<<<<<<<<<<<<<<<<<

Agar tidak ketinggalan kelanjutan ceritanya, jangan lupa :

#Tambahkan Lie's ke LIBRARY ya..

klik tanda + nya…

agar, saat Gwen update, kalian dapat notifikasinya.

#Boleh juga Sumbangan Psnya ya… ^^

Thankyou all…

i'm nothink, without you..

Hope u like all my story..

I do it my best..

"Call_me_Mi"