"Rose… hati-hati.. selain tampan ia juga seorang sadistik di Ranjang!!! kau akan di buat melolong dan meminta ampun olehnya!!!" ucap W, Q dan M saling sahut bersahutan.
"iiiiieeeeuuuuuuw" jawabku jijik mendengar candaan jorok mereka.
"Jangan katakan kau masih perawan Rose.." ucap W menggodaku
"Stop it W, bisakah kembali pada misi utama?" ucapku jengah.
Jangankan mencari pria untuk ditiduri, memikirkan mencari pacar saja tidak pernah masuk dalam list perjalanan hidupku saat ini.
Satu-satunya pria yang selalu berada di otak dan hatiku hanya kakak ku satu-satunya.
Untuk bertemu dengan dialah aku rela menjadi pembunuh berdarah dingin.
Kuakui itu, karena aku tidak akan memberikan semua targetku kesempatan sedikitpun. Dan dapat ku yakini juga, Ge melakukan hal yang sama.
***
"Hahahaha" terdengar cekikikan mereka yang selalu mengejek ku perawan tua! 'mengesalkan!! aku tidak pernah mengatakan masalah pribadi secuil pun pada mereka, tapi entah mengapa, mereka seakan paling tau diriku! dan aku tidak suka itu -_-'
Tanpa memerdulikan gelak tawa gadis-gadis itu, aku lebih memilih melanjutkan misiku saja.
Toh setelah ini, mungkin aku tidak akan pernah bertemu dengan mereka bertiga lagi. Bahkan sampai sekarang, aku tidak tau mengapa mereka hanya memiliki nama 1 huruf saja jadi jangan tanyakan, hahaha.
***
Aku mengambil beberapa buah boom dan memasangnya di berbagai sudut ruangan yang dapat aku gunakan untuk melakukan pengalihan.
Aku menyetel waktu 15 menit untuk ku kembali menuju ke lantai atas.
Tentu aku tidak menggunakan lift lagi, karena aku harus menyingkirkan para penjahat-penjahat ini agar memudahkan gadis-gadis itu keluar dari gedung terkutuk ini.
Beruntung, aku telah di persenjatai berbagai macam alat-alat yang di persiapkan M untukku jadi aku pun siap menjadi malaikat maut untuk para geng Komplotan Serigala Hitam itu.
Setelah mematikan saklar lampu, aku mengendap di dalam kegelapan, dan membuka jarum beracun dari kedua cincin ku.
Aku menusuk beberapa Orang yang aku temui dalam kegelapan, beruntung soflensku sangat canggih.. hingga aku bagaikan kucing yang tidak kesulitan melihat di dalam kegelapan.
Aku telah melumpuh kan 2 orang, dan aku suka menghitung mangsa-mangsa yang berhasil aku lumpuhkan. "3 , 7, 12" ucapku saat sudah di lantai satu..
"It's easy.." aku pun kembali mengendap melalui tangga, menuju ke lantai 2.
"Shit!!!" lampu telah kembali menyala, dan tentu saja aksi ku ketahuan, karena Alarm berbunyi setelahnya.
Tidak ada cara lain, aku pun mulai mengeluarkan kedua pistol ku yang ku simpan di kedua pahaku.
Beberapa peluru pun telah aku lepaskan, "30" saat aku tiba di lantai 2.
Beruntung, beberapa orang tengah berkumpul di dalam ruang makan, jadi aku pun bisa dengan mudah menjatuhkan mereka hanya dengan menggunakan Gummy Boom.
Beberapa detik setelahnya, BOOOOM!!!! Terdengar sebuah ledakan dari arah basement, gedung tiba-tiba bergetar, tanda sebuah boom yang aku pasang telah meledak, juga menandakan waktu bertambah 15 menit.
"Shit!!!" Waktuku semakin sempit.
Aku berlari menuju ke lantai 3. Sedikit melakukan pertarungan karena pertemuan yang tak terduga dengan seorang penjahat berbadan gempal di ujung tangga.
Ku lepas jempit rambut yang tersangkut di rambutku, aku keluarkan pisau kecil dari sebaliknya.
Pria berbadan gempal itu tergelak ketika aku mengeluarkan pisau kecil itu.
"Silahkan tertawa selagi masih bisa" ucapku sembari berlari di dinding, dengan satu lompatan, aku telah berada di atas kepalanya.
1 kali tusukan di bahu, Gajah itu langsung tumbang.
Ya… bagaimana tidak, meski pisau ku kecil, tapi beracun.. "makanya, jangan menilai dari tampilannya saja!" ejek ku pada mayat pria berbadan gajah itu, yang perlahan-lahan terguling hingga ke anak tangga paling bawah.
Saat aku hendak menuju ruangan dimana gadis-gadis itu di sekap, ternyata muncul 6 orang penjahat lagi.
Ku intip sisa peluruku, pas sekali tersisa 6 buled.
Kemudian tanpa ragu, aku pun melepaskan peluru-peluru terakhirku pada mereka ber-6.
Aku melempar kesembarang arah kedua pistol ku, dan akhirnya berjalan menuju ruangan dimana gadis-gadis itu di sekap.
Aku memerintahkan mereka untuk segera keluar, merekapun menurut, meski terus berteriak, ketika berjumpa dengan mayat-mayat yang berserakan dilantai.
Sementara itu, aku memanfaatkan waktu yang ada untuk memasang boom yang sudah aku persiapkan di dalam ransel yang tengah ku bawa, untuk meluluh lantahkan gedung sialan ini.
Sembari lalu, aku meletakkan boom tersebut di setiap sudut dan ruangan.
Saat tiba di lantai 1, aku kembali mendengar instruksi dari W. "Rose… kamu harus menuju ke lantai 5, dimana letak rekaman CCTV berada.."
"Why????" protesku, karena pekerjaan mengenai CCTV bukanlah bagianku.
"Mereka memiliki akses rekaman otomatis setiap sejam sekali, aku hanya bisa melenyapkan rekaman Online saja Rose.. tidak dengan rekaman yang tersimpan dalam Hard disk. Jika kau tidak menghancurkan rekaman itu, maka identitasmu bisa saja terbongkar." W memberiku peringatan.
"SHIT!!! W!! aku akan benar-benar membunuhmu kali ini!!! aku telah menyetel Boom 15 menit, apa kau pikir aku masih bisa selamat jika kembali? Shit!! shit!! shit!!" umpat ku berkali-kali yang tak di jawab oleh W
"Ehm.. Rose.. di ruangan itu ada Jack Black.. he.. berhati-hatilah.." tambahnya, yang berarti aku harus melewati pria tampan tapi mematikan itu lebih dulu..
Waktu telah berlalu 3 menit dari 15 menit sebelum boom itu meledak, dengan segera aku berlari menaiki tangga menuju ke lantai 5.
Aku berhenti sejenak, mencoba mengembalikan ritme napasku yang tersengal-sengal, ketika aku melihat satu-satunya pintu yang ada di lantai 5.
Brak!! Dengan sekuat tenaga aku menendang pintu itu hingga engselnya terlepas.
Benar saja, aku menemukan Jack Black disana. Entah mengapa ia memakai nama Black, padahal dia bukan lah pria Ras kulit hitam.
Napasku masih belum teratur, karena berlari dari lantai 1 menuju lantai 5, 'sanggupkah aku melawan pria bertubuh besar ini?' pikirku dalam hati
Ia mulai berdiri, dan mengeluarkan sebilah parang dari punggungnya, aku pun kembali mengeluarkan pisau kecil yang tersisa, yang tersemat menjadi jepit rambut di rambutku.
"Senjata yang Flexible" ucapnya, dan aku hanya menyunggingkan senyuman sedikit di ujung bibirku.
Pria itu berjalan mendekat ke arahku, kami pun mulai berkelahi, ketika ia mulai mengayunkan parangnya.
Aku pun mengeluarkan seluruh jurus ku, pria ini tidak bisa di lawan menggunakan kekuatan, karena jelas, kekuatannya melebihi kekuatanku yang juga telah terkuras lebih dari setengah tenagaku.
Aku hanya bisa mengulur waktu untuk mencari kesempatan dan menggoresnya. Terselip di otak ku, hidup pria ini bernilai 50 M.
"Huh.. sweat heart.. Mainan kecil itu tidak akan bisa membunuh ku" ucapnya sombong, tapi ia tidak tau.. jika di pisau kecil ku yang satu ini telah di bubuhi racun laba-laba yang bisa membuatnya mati suri.
Walau memang membutuhkan waktu setidaknya 5 menit untuk menumbangkan seekor kerbau sepertinya.
Satu-satunya pertanyaan yang bersarang dikepalaku saat ini adalah, 'Mampukah aku memenangkan pertarungan, melawan pria bugar dan kekar sepertinya? Hanya waktu yang mampu menjawab'
"Wish me luck!" ^^
>>>>>>>>>>>>>>>>>***<<<<<<<<<<<<<<<<<
Agar tidak ketinggalan kelanjutan ceritanya, jangan lupa :
#Tambahkan Lie's ke LIBRARY ya..
klik tanda + nya…
agar, saat Gwen update, kalian dapat notifikasinya.
#Boleh juga Sumbangan Psnya ya… ^^
Thankyou all…
i'm nothink, without you..
Hope u like all my story..
I do it my best..
"Call_me_Mi"