Aku mengenainya!!! Tepat di kepalanya, martil itu bahkan tersangkut disana.
Pria tua itu tampak tak bergerak lagi.
Tubuhnya terlungkup diam, dengan tangan yang masih memegangi sebelah kakiku.
Aku syok dan ketakutan seketika!
Aku berteriak sekencang-kencangnya.
Tubuhku bergetar hebat karena ketakutan melihat pemandangan yang sangat mengerikan di hadapanku.
Tiba-tiba suara tangisan Ge yang terus menerus mengucapkan kata maaf menyadarkan ku.
Aku berlari menuju pintu keluar, dengan tergesa-gesa membukanya dan langsung berhambur melompat kearah G, aku memeluknya dengan erat sembari menangis tersedu-sedu.
Bahkan aroma darah yang begitu kental masih memenuhi tubuh Ge pun sudah tak aku perdulikan lagi.
Setelah menenangkan diri dan berganti pakaian, kami pun memutuskan untuk menyerahkan diri, dengan melaporkan kejadian ini kepada polisi.
***
4 jam perjalanan, kami tempuh, beruntung di usia Ge yang masih terbilang kecil, ia sudah bisa mengendarai motor.
Tanpa terasa waktu begitu cepat berlalu, tibalah kami di depan kantor polisi.
Keputusanku dan Ge sudah bulat, kami akan menerima apapun resikonya Dan berharap mimpi buruk ini dapat segera terlampaui.
Saat pemberitaan tentang kami muncul di media berita, seketika kasus ini menggemparkan seluruh Negri, banyak yang pro dan kontra dalam menanggapi.
Hingga persidanganpun harus berkali-kali di tunda, karena ricuhnya masyarakat yang lebih banyak membenarkan apa yang sudah kami lakukan. Namun hukum tetap harus di jalankan, begitulah pendapat sebagian orang.
Beruntung karena kami masih anak-anak, kami di tempatkan di sel sementara.. meski kami terpisah.. namun kami tinggal di sel sendiri.. hingga aku pun tak khawatir akan ada orang lainnya yang akan menyakitiku atau pun Ge lagi.
***
"Gwen Emery, silahkan ke ruang introgasi, seseorang ingin berbicara dengan mu!" Ucap seorang petugas Polisi yang membangunkan ku dari tidur.
Aku berjalan menurut saja kemana dia mengarahkan ku, pasrah.. ya.. saat ini hanya itu yang aku bisa.
Tibalah kami di sebuah pintu berwarna hitam, Polisi itu membukakan pintu untuk aku masuki.
Aku duduk di kursi dengan sebuah meja di depannya, ku letakkan tanganku di atas meja.
Tak lama menunggu, seorang pria berstelan jas hitam mahal dan berkaca mata hitam tampak memasuki ruangan yang sama denganku, pria itu tersenyum seketika menatap ku, ia duduk di bangku kosong tepat di hadapan ku, lalu perlahan membuka kaca mata hitamnya dan kembali tersenyum padaku sekali lagi.
Aku menatap mata birunya, meski ia tergolong tidak muda lagi, namun jelas jika pria tua ini tampan.. dengan jenggot tipis di dagunya yang sebagian telah berwarna putih. Meski begitu, tubuhnya terlihat atletis dan perawakannya tak biasa.. jelas ia bukan orang sembarangan.
"Gwen.. perkenalkan.. namaku MIKE DAVIZ, aku tidak pintar berbasa basi, jadi mari kita langsung saja," ucap Mike menjeda ucapannya.
"Aku memiliki sebuah penawaran untuk di tukar dengan kebebasanmu, apakah kamu ingin mendengarkannya?" tambah Mike
Aku sedikit gugup, dan kesusahan menelan salivaku, namun setelah mendengan perkataannya barusan, tentu aku pun mengangguk.
"Bagus.. anak pintar.. meski rasa gugup terpampang nyata di wajahmu, tapi kamu tetap memiliki ketenangan yang tidak di miliki banyak anak lain pada umumnya, seharusnya yang anak lain lakukan hanya menangis, bukan berfikir dan mencerna dengan teliti setiap bait kata yang aku ucapkan. Dan aku menyukai kalian berdua.." ia tersenyum lagi ke arah ku, sembari menyenderkan punggungnya pada senderan kursi.
Sedang aku, aku tetap tak berekspresi, karena masih belum mengerti, kemana arah pembicaraan ini.
"Sebelum aku mengatakan maksud kedatangan ku, biar ku beri tahu pemandangan di dalam penjara lebih dulu, beruntung bagi kalian karena masih di bawah 17 tahun, hingga usia kalian cukup, kalian hanya akan di tempatkan di penjara anak-anak di Montana belahan utara Amerika,"
"Tempat itu dapat di katakan memang lebih baik. Namun bagaimana setelah kalian memasuki usia remaja? hukuman membunuh bisa di penjara seumur hidup, bahkan lebih buruk lagi, nyawa di balas nyawa, dan kalian membunuh 2 orang sekaligus, bayangkan berapa lama kalian akan menghabiskan waktu di dalam sana? tapi.. itu bukan hal yang harus kalian khawatirkan.. yang harus kalian khawatirkan itu tempatnya, perlakuan sesama tahanan, dan sipir penjara."
"Mengapa kamu menerangkan padaku ini?" tanya Gwen seketika
"Agar mempermudah kamu memutuskan pilihan.."
"Berarti maksudmu tidak ada yang lebih baik antara kami dipenjara atau mengikuti mu?"
"Hahaha benar-benar pintar… hahaha benar-benar tidak mengecewakan… hahahaha" Gelaknya dengan lantang.
"Tapi.. tentu saja ada perbedaannya anak pintar.. seperti, penjara akan memakan mu dan kakak mu perlahan, mungkin kamu memang terbebas dari pemerkosaan kemarin, namun belum tentu saat kalian berada di dalamnya, terlebih kasus kalian adalah pembunuhan, kalian pikir kalian akan di perlakukan istimewa? kalian akan bertemu dengan napi yang paling buruk di dunia. Tidak hanya seorang pemerkosa, namun juga pembunuh, bahkan sikopat sekalipun."
"Lalu bayangkan.. jika hal buruk itu terus berlanjut, hingga kalian bebas, apa kalian masih menjadi diri kalian yang sama? aku bahkan sudah membayangkan, betapa benci dan menyesalnya kakakmu saat itu" ucap Pria itu panjang lebar.
"Kamu mengancam ku?" pria tua itu tak menjawab, ia malah tersenyum simpul dengan tangan yang menggulung di dada. Lalu ia kembali menaruh telapak tangannya di meja dan berdiri, lalu perlahan-lahan tubuhnya semakin condong mendekat ke wajahku.
Dengan berbisik ia berkata
"Aku ingin mengangkat kalian sebagai anak didik ku, jadilah petarung dan bekerjalah untuk ku!" sungguh aku mengerutkan keningku dengan mata yang nyaris melotot keluar, kala mendengar perkataannya itu.
Dan anehnya, pria itu malah tertawa dan menepuk-nepuk tangannya beberapa kali.
'Dasar sikopat!!! beraninya mengancam anak kecil!!!' umpat ku dalam hati
"Ekspresi kalian benar-benar sama, aku suka.. aku suka.. hahahaha" gelaknya masih terus berlanjut.
"Tenang Gwen, meski pekerjaan ini terbilang sulit, namun ini bukanlah pekerjaan yang memalukan, melainkan, kamu akan bekerja untuk negaramu, status mu akan di pandang tinggi. Tidak sembarang orang bisa mengemban tanggung jawab ini, pikirkan itu Gwen, jika kamu setuju, maka aku akan mengeluarkanmu dari tempat ini hanya dengan menjetikkan jari."
"Anda bercanda tuan, usiaku baru 9 tahun.. bagaimana bisa negara memilihku? Kamu berusaha menipuku?" Tanyaku menimbang-nimbang
Mike tersenyum smirk, dengan menajamkan matanya, ia menatap intens ke arahku.
"Tentu tidak sekarang, saat ini kalian layaknya barang mentah, masih perlu di tempa lebih dulu untuk menjadi barang jadi, jika hasil ujian kalian sempurna, artinya kalian telah siap menghadapi serangkaian ujian nyata di luaran sana."
"Namun aku tidak akan menutupi kenyataan ini dari mu, masa pelatihan, akan sangat sulit, bahkan kalian bisa saja kehilangan nyawa kalian saat itu" tambahnya.
>>>>>>>>>>>>>>>>>***<<<<<<<<<<<<<<<<<
Agar tidak ketinggalan kelanjutan ceritanya, jangan lupa :
#Tambahkan Lie's ke LIBRARY ya..
klik tanda + nya…
agar, saat Gwen update, kalian dapat notifikasinya.
#Boleh juga Sumbangan Psnya ya… ^^
Thankyou all…
i'm nothink, without you..
Hope u like all my story..
I do it my best..
"Call_me_Mi"