Setelah akad selesai mereka pulang ke hotel tempat resepsi akan diadakan. Ia memaksa mengadakan acara makan siang untuk keluarga sebelum acara resepsi nanti malam. Risna berada dalam mobil yang sama dengan Reno dan Bian. Sepanjang perjalanan ketiganya duduk dalam keheningan dan sibuk dengan pikiran masing-masing. Sampai akhirnya Bian memecahkan keheningan di antara mereka.
"Selamat ya Ris, kamu sekarang sudah resmi menjadi istri seorang Reno Stanley Pranata. Perkenalkan aku Bian. Satu-satunya sahabat yang betah berteman dengan dia. Perlu kuberitahu mengenai makhluk yang satu ini. Dia makhluk terkaku yang pernah kutemui. Bahkan kanebo kering kalah kaku sama dia. Jadi kalau kamu butuh teman curhat, hubungi aku saja. Oke?"
Risna tertawa kecil mendengar ucapan Bian namun ia mendadak terdiam saat dilihatnya Reno menatapnya tajam. Mampus gue, apa dia menyadari kalau kita pernah bertemu ya? batin Risna.
"Baik mas Bian. Tapi kata granny kalau sedang ada masalah jangan pernah curhat pada lelaki yang bukan suami. Bahaya, bisa menjadi awal mula perselingkuhan," jawab Risna sopan. Sejak awal bertemu ia sudah tahu kalau Bian seorang player. Bian tertawa mendengar jawaban Risna.
"Berarti nenek kamu belum pernah bertemu pria seperti aku. Kalau bertemu denganku, pasti nenekmu akan jatuh hati dan ia akan memilihku menjadi calon suami cucunya daripada kanebo kering yang duduk di sampingmu itu."
"Justru granny sudah sering bertemu pria seperti mas Bian makanya dia berpesan seperti itu padaku. Dia nggak mau cucunya dipermainkan oleh pria seperti mas Bian."
"Nenekmu bisa saja. Oke, oke.. aku mengaku kalah. Dulu aku memang player tapi sejak bertemu denganmu aku berkeinginan menjadi pria baik-baik dan berharap bisa bertemu wanita sepertimu untuk kuajak mengarungi kehidupan ini."
"Ya ampun, mas Bian manis banget sih ucapannya. Kalau saja aku belum menikah dengan mas Reno, aku pasti akan jatuh cinta sama mas Bian."
"Makanya kalau nanti Reno memperlakukanmu dengan buruk, kamu bilang saja sama aku." Risna kembali tertawa renyah mendengar ucapan Bian. Suara tawa yang membuat Reno senang mendengarnya namun juga kesal karena tawa itu Risna berikan untuk Bian, bukan untuknya.
"Risna yakin, mas Reno pasti akan memperlakukan istrinya dengan baik," ucap Risna membela Reno. Tapi itu bukan aku . Dia hanya akan berlaku baik pada wanita yang dicintainya dan kuyakin wanita itu adalah Sandra, batin Risna.
"Wah Ren, sepertinya kecil kemungkinannya bagiku untuk menggoda istrimu. Sepertinya dia akan menjadi istri yang setia padamu. Aku benar-benar rugi mengenalmu saat kamu sudah menjadi istrinya Reno. Kalau saja kita bertemu jauh-jauh hari aku pasti akan langsung mempersuntingmu."
"Kalian berdua bisa diam nggak? Kepalaku pusing mendengar obrolan kalian. Dan kamu, jangan ketawa kayak begitu. Kayak cewek murahan. Bikin sakit kuping!"
"Waah sabar bro. Kami cuma ngobrol biar nggak mati bosan karena harus semobil denganmu. Lagipula suara tawa Risna enak didengar kok. Bikin suasana jadi ceria." bela Bian. Ia masih ingin membela Risna namun langsung dibatalkan saat ia merasakan aura bahaya yang terpancar dari Reno. "Oke, oke... gue bakalan diam."
⭐⭐⭐⭐
"Wah mana nih pengantin baru? Mas Reno, masa istrinya dibiarin makan sendirian. Temani dong mas," ledek salah satu sepupu Reno.
"Nggak apa-apa mbak. Memang saya yang sudah kelaparan, makanya makan duluan. Maklum mbak, dari sebelum subuh sudah dandan," sahut Risna sambil tersenyum. Reno yang berdiri tak jauh dari situ hanya melirik sekilas lalu melanjutkan perbincangan dengan saudara sepupunya yang lain.
"Ren, sana kamu temani istrimu. Kasihan dia kan belum terlalu kenal dengan yang lain," ucap Anggita.
"Mommy aja yang temani dia." jawab Reno tak peduli.
"Ajak istrimu istirahat di kamar. Daddy yakin dia pasti capek banget. ," ucap Bimo sambil memandang prihatin ke arah Risna yang duduk sendirian.
Steven dan Andini yang notabene keluarga terdekat Risna malah memilih tidak menghadiri acara resepsi nanti malam. Tak ada keluarga lain yang menemani Risna, kecuali Gregory. Sementara keluarga dari pihak Alena tak bisa dihubungi.
"Daddy-mu benar. Ajak dia istirahat. Nanti ba'da ashar dia akan didandani lagi untuk acara resepsi. Risna!" panggil Anggita. Risna berdiri dan menghampiri Anggita.
"Iya tante."
"Kok tante? Kamu kan sudah menjadi istrinya Reno, panggilnya mommy. Sama seperti Reno." Anggita membelai lembut lengan Risna. "Kamu sudah selesai makan? Kamu dan Reno istirahat saja di kamar biar nanti saat resepsi kamu sudah segar lagi. Mommy yakin kamu pasti capek banget."
"Risna belum capek kok tan... eh mom. Lagipula mas Reno dari tadi belum makan. Setelah mas Reno makan, baru kami ke kamar untuk istirahat," sahut Risna.
"Makanan Reno nanti biar diantar ke kamar. Pokoknya mommy mau kamu dan Reno istirahat dulu siang ini. Lagipula kamu juga sudah bertemu dengan semua keluarga kan?" Risna mengangguk ragu. Kali ini Anggita tak mau dibantah. Ia paksa Reno menggandeng Risna untuk diajak ke kamar. "Jangan keluar dari kamar sampai mommy suruh."
Sesampainya di dalam kamar yang telah disediakan, barulah Reno melepaskan pegangannya. Lalu ia menuju kamar mandi untuk mencuci tangannya. Risna yang melihat hal tersebut merasa tersinggung. Apakah dia menganggap gue kotor? batin Risna kesal sambil menuju sofa yang ada di dalam suite yang disediakan untuk mereka. Hmm.. ini pasti honeymoon suite, pikir Risna sambil memperhatikan sekeliling kamar. Tak lama bel kamar berbunyi, Risna segera membukakan pintu dan dilihatnya pelayan membawakan hidangan untuk mereka. Setelah makanan ditata di meja, pelayan itu keluar.
Reno yang sudah selesai mencuci tangan, duduk di sofa sambil memainkan ponselnya. Jasnya sudah ia lepas. Kini ia hanya memakai kaos putih dan celana panjang. Risna berdiri di samping meja makan, tak tahu harus berbuat apa. Ia ingin ganti baju, tapi ia tak tahu apakah baju gantinya sudah dibawakan ke kamar ini.
Tiba-tiba Reno berkata, "Kata mommy kalau mau ganti baju, bajunya ada di dalam lemari."
"I-iya mas, terima kasih. Mas Reno mau makan siang sekarang?"
"Hmm.." Hanya itu jawaban Reno.
"Saya siapkan sekarang mas?" tanya Risna lagi.
"Ganti baju aja dulu. Tolong sekalian ambilkan bajuku," perintah Reno tanpa mengangkat kepala dari ponselnya.
Di depan lemari, Risna dibuat terkejut dengan pakaian yang disiapkan oleh sang ibu mertua. Bagaimana tidak terkejut kalau yang disiapkan adalah lingeri warna merah menyala yang sangat terbuka. Mampus gue, keluh Risna. Kalau gue pakai nih lingeri nanti disangkanya gue mau godain dia. Lama Risna terdiam mengamati isi lemari. Untunglah ada bathrobe yang memang disediakan oleh hotel. Di dalam lemari ia juga menemukan peralatan shalat. Risna tersenyum melihatnya. Ia bisa menduga kalau keluarga suaminya cukup agamis.
"Mas, ini bajunya," ucap Risna sambil menaruh kaos putih dan celana pendek untuk Reno. "Oh ya, ini ada sajadah dan sarung. Sepertinya mommy yang siapkan."
"Kenapa belum ganti baju? Kamu nggak berharap aku yang akan membuka bajumu kan?" tanya Reno sinis.
"Nggak mas. Biar mas Reno duluan yang ganti baju di kamar mandi. Siapa tahu mas mau mandi dulu sebelum ganti baju."
"Atau kamu berharap aku akan mengajakmu mandi bersama?" tanya Reno lagi. Risna menarik nafas panjang lalu dihembuskan pelan. Sumpah, kepedean banget nih cowok, komentar Risna dalam hati.
"Kalau memang mas Reno nggak mau pakai kamar mandi, aku duluan yang ke kamar mandi. Mas Reno makan saja dulu. Biar aku siapkan."
Tanpa menunggu jawaban Reno, Risna menyiapkan makanan untuk Reno. Setelah selesai ia masuk ke kamar mandi untuk berganti pakaian. Ia sengaja berlama-lama di dalam kamar mandi. Setelah setengah jam di kamar mandi, akhirnya Risna keluar. Dilihatnya Reno sudah tertidur di atas ranjang tanpa berganti pakaian namun sepertinya ia sudah makan. Pelan-pelan Risna mendekati ranjang dan dibukanya kaos kaki Reno. Setelah itu diperhatikannya wajah Reno yang tertidur pulas. Hmm, memang nggak bisa dipungkiri wajahnya sangat tampan, batin Risna. Sayang sifatnya arogan dan kaku plus menyebalkan seperti opa Steven.
Risna melihat jam di atas nakas menunjukkan pukul satu siang. Lebih baik aku shalat duluan setelah itu baru aku bangunkan mas Reno, pikir Risna. Saat ia hendak berdiri, tiba-tiba lengannya ditarik oleh Reno sehinngga ia terjerembab ke atas ranjang, ke samping Reno.
"Mas.. "
"Hmm... kamu sengaja ya memakai baju seperti itu? Kamu pikir aku akan tergoda oleh tubuhmu?" ucap Reno dengan suara setengah mengantuk. Matanya masih tertutup. Suaranya seksi, demikian kata yang terlintas di kepala Risna.
"Bu-bukan begitu, mas. Aku tadi berniat membangunkanmu untuk shalat tapi kubatalkan karena kupikir kamu pasti baru sebentar tidurnya. Aku berencana membangunkanmu setelah aku selesai shalat," jelas Risna dengan suara gemetar.
Reno tak berkomentar. Ia melepaskan tangan Risna. "Bangunkan aku setengah jam lagi." Lalu ia memunggungi Risna.
"Baik mas." Risna diam-diam menghembuskan nafas lega saat tangannya dilepaskan. Amaaaan, batinnya. Lalu ia buru-buru melaksanakan kewajibannya.
Setelah selesai, Risna membangunkan Reno. Setelah terbangun, dengan cueknya Reno membuka kaosnya di depan Risna. Lalu melemparkan secara sembarangan kaos yang bekas dipakai. Risna hanya bisa terbelalak melihat Reno yang bertelanjang dada lewat dihadapannya. Perutnya yang seperti roti sobek, dadanya yang bidang. Belum lagi lengannya yang berotot.
"Tutup mulutmu nona agar liurmu tak menetes. Menjijikkan." Reno mendengus kasar lalu masuk ke kamar mandi dan meninggalkan Risna yang menahan amarah akibat ucapan Reno.
Dasar pria menyebalkan! omel Risna dalam hati
⭐⭐⭐⭐