Chereads / TERPAKSA MENCINTAIMU / Chapter 19 - WEDDING DAY 2

Chapter 19 - WEDDING DAY 2

"Saya nikahkan cucu saya Risna Widadari binti Benjamin Lee dengan saudara Reno Stanley Pranata bin Bimo Adipuro dengan mas kawin seperangkat perhiasan seberat 500 gram dibayar tunai."

"Saya terima nikahnya Risna Widadari binti Benjamin Lee dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

"SAH!" Wajah-wajah bahagia terlihat di dalam ruang perawatan Anggoro. Pengucapan ijab qobul sengaja dilakukan di ruang perawatan Anggoro. Semuanya merasa lega karena tak ada drama apapun dalam pelaksanaan akad nikah tersebut. Steven menghampiri tempat tidur Anggoro dan menyalami sahabatnya itu dengan erat.

"Ang, saiki kita sudah resmi menjadi sedulur. Cucu-cucu kita kini sudah terikat dalam pernikahan."

"Iyo, Steve. Aku seneng banget, impianku tercapai. Saiki aku wis siyap dan ikhlas kalo gusti Allah memanggilku," ucap Anggoro pelan sambil meneteskan air mata melihat akad nikah berjalan lancar. Lalu ia memanggil Reno untuk mendekat. "Mréné lé!""

Reno mendekati Anggoro dan menggenggam tangan sang kakek. Ia menghapus air mata sang kakek. "Lé, makasih yo kamu wis membuat kakek bahagia. Sayangi, cintai dan hormati istrimu. Mana istrimu, kakek mau bertemu sebelum kakek istirahat."

Anggita yang sedari tadi berada di kamar lain dengan Risna datang menuntun menantunya menemui Anggoro. Itulah kali pertama Reno melihat istrinya. Matanya terbelalak melihat kecantikan dan kemolekan Risna dalam balutan kebaya yang seolah memeluk mesra tubuhnya. Begitu juga dengan Bian yang menjadi saksi pernikahan tersebut. Apakah itu.... Aah nggak mungkin dia Ina. Pasti ini hanya sebuah kebetulan. Tapi saat Risna melewatinya, Bian mencium wangi yang mengingatkannya pada Ina. Bian menatap lekat Risna yang melewatinya. Hatinya yakin, inilah gadis yang waktu itu melakukan pemotretan dengannya. Gadis yang mampu membuatnya bermimpi liar.

Anggita menyerahkan tangan Risna pada Reno untuk diajak mendekat pada Anggoro. Dengan tergagap Reno menyambut tangan Risna. Tak bisa dipungkiri kehadiran Risna mampu membuatnya terpana.

"Sini Ndhuk," panggil Anggoro. Risna mendekat lalu mencium punggung tangan Anggoro yang menyambutnya dengan senyum bahagia.

Sementara itu Reno yang masih terpesona dengan kehadiran Risna semakin tak percaya melihat apa yang dilakukan istrinya itu. Apakah benar apa yang Bian perkirakan mengenai kembaran si gadis barbar ini. Gadis ini terlihat lembut dan sopan. Bahkan Reno sempat melihat gadis itu melirik takut kepada Steven. Fix, gadis ini berbeda dengan Risma, si gadis barbar.

"Siapa namamu ndhuk?" Risna terlihat bingung.

Reno buru-buru mendekati Risna lalu menjawab pertanyaan Anggoro. "Namanya Risma, kek."

"Kamu ayu ndhuk. Mengingatkan kakek pada neneknya Reno waktu masih muda, yang sama cantiknya dengan kamu. Mréné le!" Anggoro menarik tangan Reno dan Risna lalu menyatukannya.

"Terima kasih kalian mau mewujudkan impian kakek. Maafkan kakek kalau memaksakan perjodohan ini. Kakek sangat bersyukur karena kini kami bukan sekedar sabahat, tapi sudah menjadi keluarga besar. Lé jaga istrimu yo. Dan kowe ndhuk, hormati suamimu. Kakek yakin kalian akan memiliki anak-anak sing ayu dan ganteng seperti kalian. Maafkan kakek tidak bisa mengikuti acara ini sampai selesai. Kakek lelah."

"Kakek istirahat saja biar kakek cepat sembuh. Terima kasih kakek sudah menerimaku dengan tangan terbuka," ucap Risna lembut sambil mengelus lengan Anggoro. Lagi-lagi Anggoro terharu melihat sikap lembut Risna hingga meneteskan air mata. Risna menghapus air mata Anggoro.

Setelah Anggoro beristirahat, mereka berpindah ruangan untuk melanjutkan acara akad nikah yang tertunda. Sebelumnya Anggita menyuruh Reno menggandeng Risna.

"Ren, pengantinnya digandeng dong," ucap Anggita.

Reno memandang Risna yang berjalan menunduk di belakangnya. Ia mengulurkan tangannya namun Risna tak menyambutnya, entah karena malu entah ada alasan lain. Karena kesal, akhirnya Reno menarik tangan Risna.

"Ouch.... pelan-pelan dong," desis Risna pelan. "Kasar banget jadi orang."

Reno tak mempedulikan protes Risna. Ia malah menarik tubuh gadis itu hingga menempel di lengannya. Tanpa sengaja, asset Risna menempel lembut di lengannya. Reno sempat tertegun merasakan asset kenyal itu menyentuh lengannya. Tanpa diminta sentuhan yang tanpa sengaja itu menimbulkan setrum di tubuh Reno. SHIT! Hanya itu komentar Reno dalam hati. Apa gadis ini sengaja menggodanya? Reno berusaja menahan setrum yang mulai menjalari tubuhnya.

"Jalannya jangan kayak keong. Buruan kita selesaikan acara akad nikah ini?" Bisik Reno sambil mendekatkan bibirnya ke telinga Risna.

Sikap dan kedekatan keduanya membuat orang mengira pasangan baru ini mulai bersikap mesra. Anggita merain lengan Bimo yang langsung memeluk pinggangnya mesra. Bian yang melihat kedekatan Reno dan Risna berusaha menahan perasaan aneh yang muncul.

Di ruangan lain tempak penghulu sudah menunggu dengan dokumen terbuka di hadapannya. Di sampingnya Gregory berdiri tegak. Reno menatap Gregory heran. Bukankah kemarin dikatakan kalau dokumen-dokumennya belum disiapkan, tanyanya dalam hati.

"Silahkan duduk tuan dan nyonya Reno." Penghulu mempersilakan keduanya duduk.

Dengan cuek Reno yang telah melepaskan tangan Risna, mendudukan dirinya di kursi. Ia membiarkan Risna yang berdiri mematung di sampingnya. Tiba-tiba dengan sigap Bian menarik kursi untuk Risna.

"Terima kasih, mas Bian," ucap Risna sambil tersenyum. Ia lupa kalau seharusnya ia pura-pura tak mengenal Bian.

"Sama-sama." Bian tersenyum ramah pada Risna sambil menatap mata gadis itu. Entah mengapa, ia merasa familiar dengan tatapan gadis itu. Apalagi saat mendengar cara gadis itu memanggilnya. Gadis ini mengingatkanku pada Ina. Benar-benar mirip.

"Ayo silakan mas dan mbaknya menandatangani dokumennya." Ucap petugas KUA

"Dokumen apa ya pak?" Tanya Reno bingung.

"Ya, dokumen pernikahan mas. Sini masnya baca dulu ini, lalu tanda tangan disini."

Reno membaca dokumen yang ditunjukkan oleh petugas KUA dan betapa terkejutnya saat ia melihat nama gadis itu yang tertera disana. RISNA WIDADARI.

"Pak, ini nggak salah nama kan? Bukankah yang terdaftar adalah RISMA WULANDARI?"

"Lho, tadi pas ijab qobul nama siapa yang mas sebut?"

"RISNA WIDADARI."

"Ya berarti dokumennya benar kan?"

"Tapi katanya ..... "

"Kemarin saat mbaknya ke KUA, membawa dokumen yang dibutuhkan dan mendaftarkan sesuai nama yang ada disitu mas. Apakah istrinya salah orang mas? Coba masnya lihat, foto ini sama nggak dengan wanitas cantik yang duduk di samping masnya?"

Reno menoleh dan menatap Risna yang sedang melihat ke arahnya dengan pandangan cemas. Apakah gadis ini benar-benar tidak tahu apa yang diperbuat oleh kembarannya atau dia hanya berpura-pura? Tanyanya dalam hati.

"Kalau mbak yang bernama Risma Wulandari kemarin sudah menikah dengan tunangannya yang bernama Azzam Fahrezi. Kebetulan saat mereka menikah, saya ada disitu. Saya juga yang bantu urus dokumen mereka. Mereka menikah dengan wali hakim. Tunggu sebentar, lho mbaknya kok mirip banget sama mbak Risma yang kemarin menikah dengan mas Azzam." Petugas KUA baru menyadari hal tersebut.

"Mereka kembar, pak." Gregory memberi penjelasan.

"Oh kembar. Pantas saja mirip banget. Orang tuanya pasti bahagia banget ya punya anak-anak yang cantik seperti mereka."

Reno dan Risna masih saling pandang dengan rasa tak percaya. Ini pasti sudah direncanakan Risma sejak awal.

Setelah penandatanganan dokumen, dilanjutkan dengan memasangkan cincin. Lagi-lagi mata Risna terbelalak saat melihat cincin yang akan dipasangkan. Itu adalah cincin yang dipilihnya. Rismaaaaa.... awas saja kalau nanti ketemu.

Setelah memasangkan cincin, Reno mengulurkan tangannya kepada Risna. Tanpa banyak drama, Risna mencium punggung tangan Reno. Semua yang melihat bertepuk tangan dan mulai bersorak-sorak menyuruh Reno mencium istrinya. Badan Risna langsung panas dingin, bukan karena malu. Mereka sudah dua kali berciuman. Ia masih ingat persis bagaimana rasa bibir pria itu. Yang ia takutkan adalah Reno menyadari bahwa yang diciumnya waktu itu adalah Risna, bukan Risma. Kalau itu terjadi entah bagaimana nasibnya. Ya ampun ma, eloe menjebloskan gue ke dalam permainan ini dan sekarang elo ninggalin gue, omel Risna.

"Haruskah aku menciummu, ISTRIKU?" bisik Reno pelan tapi dengan nada dingin yang terasa seperti ancaman di telinga Risna.

"Terserah padamu, mas."

"Jangan bermimpi aku akan mencium bibirmu di hadapan semua orang. Aku tak ingin memberikan tontonan gratis pada mereka. Dan pastinya aku tak ingin memberikan kepuasan padamu." Selesai mengucapkan hal itu, Reno mencium kening Risna cepat.

Perasaan Risna campur aduk. Lega sekaligus tersinggung mendengar perkataan Reno.

⭐⭐⭐⭐