Jam masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Reno menatap pantulan dirinya di cermin yang ada di kamarnya. Pakaian khas pengantin pria warna putih yang ia kenakan untuk ijab kabul menambah kadar kegantengannya. Namun wajahnya masih saja terlihat gusar.
"Gileee.. ganteng maksimal brother." Puji Bian yang sejak semalam menginap di rumahnya. "Elo nggak deg-degan kan?"
"Gue masih kesal karena keluarga opa Steven kayak mempermainkan keluarga gue, Bi."
"Pikiran lo jangan picik gitu dong. Elo bisa bilang keluarga mereka menipu kalau uncle Greg nggak memberitahu yang sebenarnya. Semalam kan sudah dijelaskan kejadiannya. Lagipula tujuan utamanya kan tercapai. Ingat elo melakukan ini karena ingin membahagiakan kakek lo. Toh cewek yang bernama Risna ini masih cucu opa Steven kan?" Bian berusaha menyemangati Reno yang wajahnya masih ditekuk.
"Bagaimana kalau tuh cewek lebih jelek dari pada si Risma. Atau gimana kalau ternyata sikapnya jauh lebih barbar daripada Risma?"
"Kalau jelek tinggal lo ajak operasi plastik di Korea Selatan. Kalau sikapnya lebih barbar ya asyik dong. Bisa diajak gaya yang ekstrim-ekstrim."
"Dasar otak mesum!"
"Tapi kayaknya dia nggak se-barbar yang elo bilang deh. Buktinya dia panggil gue pakai sebutan MAS. Lalu waktu kalian di butik kak Laura, dia juga panggil elo pakai sebutan MAS. Kalau dia barbar, nggak mungkin dia melakukan itu bro."
Reno terdiam mendengar ucapan Bian. Kini pikirannya malah melayang pada ciuman mereka. Dua kali mereka berciuman dan tubuh itu terasa lembut dalam pelukannya. Bahkan gadis itu terasa pasrah dan menikmati ciuman mereka. Kalau gadis itu benar-benar barbar pasti gue sudah babak belur karena dua kali menciumnya. Apakah benar gadis itu bipolar?
"Apakah gadis itu bipolar ya, bro?"
"Entahlah menurut gue gadis itu normal-normal saja. Nggak menunjukkan sesuatu yang aneh. Gue bisa tahu kalau seseorang memiliki kepribadian ganda atau nggak. Sudahlah elo nggak usah khawatir, everything will be okay bro. Are you ready to go to the hospital and meet your bride?"
Sekali lagi Reno menatap bayangan gagah di cermin. Gue harus melakukan ini untuk kakek. Pemikiran pernikahan yang akan dilakukan adalah pernikahan siri membuatnya tersenyum. Gue bakal bikin tuh cewek menyesal menikah sama gue dan setelah perusahaan terselamatkan gue akan ceraikan dia lalu menikah dengan Sandra.
Tiba-tiba pintu kamarnya diketok.
"Sayang, boleh mommy masuk?" terdengar suara Anggita dari balik pintu.
Bian buru-buru membuka pintu kamar.
"Masuk tante."
"Sahabatmu masih cranky, Bi?"
"Masih tante. Biasalah kanebo kering susah banget dibujukin. Tapi jangan khawatir tante, Bian akan menjaga ketat supaya dia nggak kabur meninggalkan calon istrinya."
"Dasar sahabat kam***t!"
"Ren, terima kasih ya kamu mau menuruti permintaan mommy untuk membahagiakan kakek di penghujung usianya. Mommy berharap dengan melakukan pernikahan ini di hadapannya mampu menumbuhkan semangat hidup kakek hingga beberapa tahun lagi."
Wajah Reno langsung berubah saat mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Anggita. Waduh, gawat kalau kakek hidupnya lebih lama. Bukan, bukan karena gue nggak sayang kakek. Gue sayang banget sama beliau, tapi kalau dia sembuh dan mampu bertahan beberapa tahun lagi itu artinya gue akan terjebak dalam pernikahan gila ini. Lalu bagaimana dengan rencana gue menikahi Sandra? Perubahan wajah Bian disadari oleh Bian. Ia langsung menggelengkan kepalanya ke arah Reno yang sepertinya hendak mengutarakan sesuatu yang ia yakin bisa menimbulkan kesedihan di hati Anggita.
"Ren, mommy punya permintaan lain kepadamu."
"Permintaan apa mom? Reno akan coba memenuhi keinginan mommy."
"Kamu tahu kan kalau mommy sangat menyayangi tante Alena?" Reno mengangguk. Hatinya mulai merasa resah menunggu kelanjutan ucapan Anggita. "Tolong jaga Risna baik-baik. Cintai dan sayangi dia. Mommy baru mendengar cerita dari uncle Greg kalau selama ini opa Steven sangat membenci Risna karena mengingatkan dia pada Alena. Tadinya mommy pikir kehadiran kedua cucunya ini mampu merubah sikap opa Steven. Mommy merasa itu penyebab opa menjodohkan Risma denganmu, bukan Risna. Ia tak menginginkan perusahaan jatuh ke tangan Risna. Kamu bisa kan berjanji pada mommy untuk menjaga dia? Hanya ini yang mommy bisa lakukan untuk tante Alena."
"Tapi mom, Reno bahkan belum pernah bertemu dengannya. Bagaimana mungkin Reno melakukan apa yang mommy minta padahal Reno belum mengenalnya."
"Please Ren, mommy merasa bersalah tidak bisa melindungi Risna." ucap Anggita sambil memandang Reno dengan pandangan memohon.
"But mom, I hav...
"Don't worry tante, Bian akan membantu Reno untuk menjaga gadis itu. Bian akan bantu Reno untuk jatuh cinta pada istrinya," potong Bian cepat sebelum Reno menyelesaikan ucapannya. Bian sudah bisa menebak apa yang akan Reno katakan. Ia pasti akan mengatakan kalau ia memiliki wanita lain yang dicintai yaitu Sandra. "Kalau perlu Bian akan paksa Reno jatuh cinta pada Risna."
"Terima kasih Bian. Tolong ingatkan Reno. Mommy keluar dulu ya. Daddy dan yang lain sudah menunggu di bawah."
"Bi, elo sudah gila?! Apa maksud lo bakal memaksa gue jatuh cinta pad gadis itu?"
"Elo benar-benar nggak peka ya. Elo nggak bisa melihat bagaimana sedihnya tante Anggita karena mengetahui fakta opa Steven masih membenci Risna. Mommy lo itu merasa bersalah kepada sahabatnya karena membiarkan calon istri lo diperlakukan nggak adil oleh opa Steven. Lagian apa susahnya sih mengiyakan permintaan tante Anggita. Dasar bego!"
Reno termanggu mendengar ucapan Bian. Tapi apakah mungkin memaksakan cinta hadir sementara ia menginginkan wanita lain?
⭐⭐⭐⭐