Chereads / Seven Stars of Pleiades / Chapter 30 - Chapter 2: Sisi Lain Bagian 2

Chapter 30 - Chapter 2: Sisi Lain Bagian 2

"Reyva the Red Gorgon? Appraise!" ucapku menggunakan Appraise padanya.

Reyva the Red Gorgon

Level: 592

HP: 1118200/2236000

MP: 1963200/1964000

STR: 249600

INT: 196400

AGI: 330400

VIT: 223600

Skill: Poison Bite, Tail Whip, Body Bind, Water Magic.

Ultimate Skill: Venom Bite, Ice Magic.

Selain levelnya, semua statusnya meningkat dua kali lipat dari sebelumnya. Bukan hanya itu, bahkan aku tidak yakin kalau serangan seperti sebelumnya bisa mengalahkannya.

"Kalau begitu, sebagai hadiah karena telah membuatku sampai seperti ini. Biar aku tunjukkan sesuatu yang menarik!" ucapnya memejamkan mata.

"Ini gawat! Semuanya! Tutup mata kalian! Jangan ada yang sampai melihat matanya!" teriak Randy.

"Apa yang kau katakan pecundang? Memangnya apa yang akan terjadi jika kau menatap matanya?" ledek Fredrik.

"Bodoh! Legenda mengatakan kalau kau menatap mata Gorgon, maka kau akan berubah menjadi batu!" balas Randy.

Tapi sayangnya itu terlambat. Aku memalingkan pandanganku kearah belakang. Terlihat kalau Fredrik perlahan berubah menjadi batu karena menolak untuk menutup atau mengalihkan pandangannya. Sedangkan sisanya, masih aman karena menuruti apa yang dikatakan oleh Randy.

"Oh? Dari dulu hingga sekarang, belum pernah ada yang bisa lolos dari Mystic Eyes of Petrify. Kalian benar-benar hebat bisa menyadari kemampuan mata ini yah!" jelas Reyva.

"Randy, kau tahu sesuatu tentangnya?" tanyaku penasaran.

"Tidak, lebih tepatnya aku mengetahui mitologinya. Wira selalu bersemangat saat menceritakan tentang mitologi, jadi aku tahu sedikit tentangnya," jawab Randy.

"Begitu. Apa kau tahu kelemahannya? Tanpa bantuan sihir dari Fredrik, kita akan kesulitan untuk mengalahkannya," balasku.

"Tentang itu, aku tidak tahu. Tapi mungkin dengan Anti Curse ataupun mengalahkannya, Fredrik mungkin bisa kembali lagi!" jelas Randy.

Aku lalu meminta Nayla untuk mencoba menggunakan Anti Curse. Awalnya dia enggan untuk menggunakannya pada Fredrik. Tetapi setelah aku memohon kepadanya, akhirnya dia mau menggunakannya.

"Asal kau tahu saja yah! Ini bukan berarti aku telah memaafkan perbuatanmu pada Wira di masa lampau! Tetapi ini untuk mengalahkan Monster itu!" ucapnya pada Fredrik yang masih dalam kondisi membatu.

"Berikan aku 10 menit! Aku akan mencoba menyembuhkannya!" pinta Nayla pada kami.

Kami menyanggupinya dan bersiap untuk menahan Reyva. Tetapi saat aku menyiapkan kuda-kuda, Louis berdiri di sebelahku sembari memegang pedang dan perisai miliknya.

"Mengulur waktu saja tidak akan cukup. Aku akan ikut dalam pertarungan, karena ini adalah keadaan darurat!" ujar Louis.

"Aku mengerti, terimakasih!" balasku singkat.

"Randy! Siska! Strategi D!!" teriakku yang langsung berlari.

"Okay!/Oke!" sahut Randy dan Siska bersamaan.

"Shadow Dive!"

"Magic Arrow: Rain of Fire!!"

"Sword Art, Rush Slash! Impact Crush!"

Aku mengayunkan pedang kepada Reyva yang masih dihujani panah api tersebut. Aku tidak takut terluka karena Self Recovery yang aku miliki. Tetapi disaat yang sama, Reyva mengibaskan ekornya kearah ku dan membuatku bersiap ke mode bertahan.

BAMN! WUSH!

"Jangan berhenti menyerang!" teriak Louis yang berhasil menahan kibasan ekor milik Reyva dengan perisainya.

"Hyaah!"

Tanpa ragu, aku mengayunkan pedangku dengan cepat. Aku juga beberapa kali melihat Randy keluar dari bayangan dan menyerang Reyva. Begitupula dengan Siska yang melepaskan anak-anak panah sihirnya pada Reyva.

"Berpikir bahwa kalian bisa merepotkan aku hingga sejauh ini? Kalian semua menjengkelkan!!" umpat Reyva yang membuat lingkaran sihir besar di tempatnya berdiri.

"Frost Temple!!"

Aku yang menyadari bahaya, segera meminta semua orang menjauh. Lalu dalam sekejap, sebuah es keluar dari tanah dan mengelilingi Reyva. Bahkan panah api yang masih menghujaninya langsung membeku seketika.

"Semuanya apa baik-baik saja?" tanyaku.

"Jangan khawatirkan barisan belakang!" jawab Louis yang melindungi Siska, Nayla dan Fredrik.

"Entah bagaimana, aku juga selamat," sahut Randy yang keluar dari bayangan Louis.

Aku menghela nafas lega saat mengetahui semua orang tidak terluka. Tetapi pada saat yang sama, aku juga bingung bagaimana untuk menyerang Reyva. Itu karena dia membuat dinding es untuk dinding pertahanan miliknya.

"Ular sialan! Beraninya kau mengubahku menjadi patung!" umpat seseorang yang ternyata adalah Fredrik.

"Itu yang kau ucapkan saat kembali seperti semula?" tanya Nayla dengan tatapan sinisnya.

"Ah, Nayla! Terimakasih karena telah mengembalikan diriku seperti semula! Kau memang gadisku yang sangat baik!" jawab Fredrik.

"Iuh, siapa yang kau panggil gadismu? Menjijikan!" kesal Nayla menjauhi Fredrik.

"Bisakah kalian berdua berhenti berdebat? Kita memiliki Boss yang harus dikalahkan sekarang!" peringat Siska.

Fredrik yang mendengarnya langsung berdecak kesal dan maju untuk segera melantunkan sebuah syair. Melihat Fredrik menyadari perannya, aku segera meminta Randy untuk menyerang dari balik bayangan sekali lagi. Aku juga meminta Siska untuk menyiapkan serangan lainnya dan Louis untuk menjadi pertahanan sementara.

"Ulurlah waktu sebanyak mungkin!" pintaku.

"Kau bisa percayakan semuanya pada kami!" sahut Louis.

"Hell Fire!!"

BLAR!

Sebuah api raksasa keluar dari bawah tempat Reyva berada. Membuat es yang mengelilinginya mencair dan membakar Reyva pada saat yang sama. Bahkan raungan kesakitan terdengar cukup keras, tepat setelah Reyva menerima Inferno Magic milik Fredrik.

"Masih belum selesai! Giant Tornado!!"

WUSH!

Sebuah badai muncul tepat dimana Reyva berada, membuatnya menerima luka tambahan dari Storm Magic Fredrik. Aku yang melihatnya hanya bisa kagum sembari fokus mengumpulkan semua kekuatanku pada satu titik. Setelah beberapa saat, badai itu mulai mereda dan menunjukkan Reyva yang memiliki banyak luka pada sekujur tubuhnya.

"Pergi kau pengecut!" teriak Fredrik.

"Tanpa kau bilang pun, aku akan pergi sampah!" sahut Randy yang kembali masuk dalam bayangan.

Beberapa saat kemudian, sebuah bayangan besar muncul dibawah Reyva. Lalu ratusan bayangan keluar dari sana dan melepaskan serangan mereka dengan cepat.

"Phantom Dance!!"

ZRAASH! ZRAASH! ZRAASH! ZRAASH! ZRAASH! ZRAASH! ZRAASH! ZRAASH!

"Manusia keparat!" umpat Reyva yang menyiapkan tombak es miliknya.

BOOM!

"Apa?!"

"Fire Bomber, Barrage!!"

BOOM! BOOM! BOOM! BOOM! BOOM! BOOM! BOOM! BOOM! BOOM! BOOM! BOOM! BOOM!

Ratusan ledakan muncul dimana Reyva menciptakan tombak es miliknya. Membuat Reyva terkejut dibuatnya, tapi apa yang dikatakan Fredrik berikutnya membuatnya semakin terkejut.

"Berhenti menghindarinya sialan!" kesal Fredrik.

"Kau memang sengaja melakukannya yah, sampah!" umpat Randy.

Benar, apa yang diincar oleh Fredrik adalah Randy yang terus-menerus berada dihadapan tombak es yang dibuat oleh Reyva. Lalu menghindarinya tepat setelah Fredrik melemparkan Fire Bomber miliknya.

"Mereka selalu bertengkar, jadi aku sempat khawatir apa yang terjadi jika mereka bekerjasama. Namun nampaknya itu tidak perlu dipikirkan yah?" gumam Siska.

"Baiklah, aku juga tidak boleh kalah!" lanjutnya yang mengambil anak panah dan mulai membidik.

"Fire Arrow, Fourth Form - Phoenix Rain Feather!!"

Panah milik Siska berubah menjadi seekor burung api raksasa dan kembali berubah menjadi ribuan bulu berapi yang menghujani Reyva.

"Kalian para manusia benar-benar membuatku murka!!" umpat Reyva membuat lingkaran sihir besar yang memenuhi ruangan ini.

"Serahkan saja padaku!" ucap Nayla yang kemudian melantunkan syair miliknya.

"Absolute Zero!!"

"Absolute Barrier!!"

Gelombang badai es menuju kearah kami, tetapi dengan perlindungan absolut milik Nayla, kami bisa bertahan dari sihir tersebut tanpa mengalami pembekuan.

"Louis! Tolong!" ucapku berlari keluar dari barrier.

Bersamaan dengan itu, Louis mengayunkan pedangnya dua kali menciptakan dua buah gelombang energi. Satu kearah ku dan satu lagi ke samping kanan Reyva. Lalu saat gelombang energi tersebut mengenai diriku, dalam sekejap aku sudah berpindah di tempat dimana gelombang energi lainnya berada.

"Bagaimana kau--"

"Ini akhirnya, Reyva!" potongku.

"Judgement! Execution!!"

Aku mengayunkan pedangku dan mengenai leher Reyva. Tanpa ragu, aku menekannya sekuat tenaga sampai akhirnya berhasil memenggal kepalanya.

[Party Anda membunuh Reyva the Red Gorgon! Mendapatkan 100000 Exp! Karena selisih level lebih dari 100, mendapatkan tambahan +250% Exp! Anda mendapatkan 250000 Exp! Karena Reyva the Red Gorgon adalah Bos Dungeon, Exp telah dikalikan 500%! Anda mendapatkan 1250000 Exp! Exp yang diperoleh telah dibagikan secara merata! Anda mendapatkan 625000 Exp!]

[Selamat! Anda naik ke level 300!]

[Skill: Limit Breaker berhasil didapatkan!]

Limit Breaker? Skill seperti apa ini? Tidak, untuk sekarang, mari pergi periksa Drop Item seperti apa yang kami dapatkan.

Gorgon Scale (Scale Material)

Rarity: Ultra

Sisik dari Gorgon, dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat maupun memperkuat peralatan.

Gorgon Fang (Fang/Claw Material)

Rarity: Ultra

Taring dari Gorgon, dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat maupun memperkuat peralatan.

Gorgon Tail (Scale Material)

Rarity: Ultra

Ekor Bersisik dari Gorgon, dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat maupun memperkuat peralatan.

Gorgon Claw (Fang/Claw Material)

Rarity: Ultra

Cakar dari Gorgon, dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat maupun memperkuat peralatan.

Poison Powder (Powder Material)

Rarity: Ultra

Bubuk Racun, dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat maupun memperkuat peralatan, serta bahan untuk membuat obat-obatan.

Life Crystal (Mana Material)

Rarity: Ultra

Inti kehidupan setiap mahluk hidup yang berasal dari Dungeon maupun Labyrinth.

"428 Gorgon Scale, 2 Gorgon Fang, sebuah Gorgon Tail, 2 Gorgon Claw, 8 Poison Powder dan sebuah Life Crystal yah?" gumamku.

"Sirius! Aku menemukan ruangan hartanya!" panggil Randy.

"Aku akan segera kesana!" sahutku.

Aku segera menyusul Randy dan yang lainnya menuju ruangan harta yang ditemukan Randy. Apa yang aku lihat berikutnya benar-benar sangat memukau. Ribuan Koin Emas, serta puluhan Equipment berada di ruangan tersebut.

"Aku telah menaksir semuanya. Setidaknya ada 24.794.689.350 yang setara dengan 25 Koin Emas Putih jika digenapkan. Lalu ada 1 Artifact Equipment, 5 Legendary Equipment, 10 Unique Equipment, 27 Epic Equipment serta 138 Ultra Equipment. Ada juga beberapa buku dan material lainnya," jelas Louis pada kami.

"Hehe! Aku akan mengambil gelang, jubah dan kalung ini!" ucap Fredrik yang telah mengenakan peralatan yang dia pilih.

"Mungkin aku akan mengambil busur dan mantel ini?" gumam Siska.

"Belati ini cukup bagus!" ungkap Randy setelah mencoba sebuah belati.

"Sirius, aku ingin kau menggunakan pedang ini mulai sekarang!" panggil Louis menyerahkan sebuah pedang padaku.

Galatine (Long Sword)

Level: 500

Rarity: Artifact

Durability: 8000

Skill: Self Repair, Fire Control, Mana Zone.

Ultimate Skill: Sun Sword Technique.

"Tunggu, apa? Kamu ingin aku menggunakan pedang ini? Level milikku bahkan belum mencukupinya!" balasku setelah melihat status pedang tersebut.

"Sama sekali tidak masalah! Justru karena hal inilah, kau harus terbiasa dengan semuanya dari awal!" jelas Louis.

Aku sedikit ragu saat mendengarnya, tapi saat aku memegang Galatine, sebuah pemberitahuan muncul di hadapanku.

[Title Sang Pahlawan telah terpicu oleh Galatine! Mulai sekarang Anda akan dikenal sebagai Pahlawan Mentari!]

[Job Hero telah berubah menjadi Sun Hero of Galatine!]

[Ultimate Skill: Sun Sword Technique telah ditransfer kepada pengguna!]