"Zeldius Sword Technique: Bauldrea Level 1, Swing Impact!!"
PANG!
Aku mengayunkan Pleiades secara Horizontal dari kanan ke kiri dengan kuat. Tapi sesuai dugaan, Golliath bisa menangkisnya dengan gagang panjang kapak besar miliknya tersebut. Dia lalu mengayun kuat ke atas dan membuatku harus terhempas walau tidak terlalu jauh.
"Primrose Sword Technique: Third Style, Thorny Rose Dance!!"
"GRAAH!!"
Melihat kesempatan itu, Erika memberikan rentetan tebasan kepada Golliath dan berhasil membuatnya mengerang karena kesal. Dia lalu menyiapkan serangannya dengan menggenggam kuat gagang kapak besar tersebut. Aku yang menyadari itu sesuatu yang buruk dengan segera berlari ke sisi kiri Golliath dan bersiap melepaskan sihir berupa bola api raksasa padanya.
"Firebolt!"
BLAR! WUSH!
"Masih belum! Chain, Explosion!"
Aku menjentikkan jari dan bola api raksasa tadi berubah menjadi kecil sebelum akhirnya meledak dengan sangat besar.
BOOM!
"Apa itu berhasil?" tanya Erika.
"Tidak, serangan ringan seperti itu tidak cukup untuk melukainya kau tahu?!" jawabku.
Benar saja, sesaat setelah debu menghilang, Golliath bangkit tanpa luka apapun di tubuhnya. Seolah-olah sihir barusan sama sekali tidak berguna padanya.
"Sial! Ini terlalu lama, ada kemungkinan Stampede sudah dimulai!" umpatku.
"Kamu benar! Aku juga khawatir dengan anak buahku diluar Dungeon," sahut Erika.
"Wira, jika dirimu ingin segera mengalahkannya. Maka dirimu tahu apa yang harus dilakukan!" ujar Pleiades.
"Cih, tak ada pilihan lain yah?" keluhku.
"Erika! Aku memiliki rencana untuk mengalahkannya dengan cepat! Tapi sebelum itu, bisa kah kau berjanji akan memenuhi 2 permintaanku?" ungkapku.
"Benarkah?! Jika itu bisa mengalahkannya, maka aku akan memenuhinya! Selama itu bukan permintaan yang tidak masuk akal!" balas Erika.
Aku menyunggingkan senyuman setelah mendengar balasannya. Dengan begini, umpan telah tergigit. Sekarang aku hanya perlu menariknya agar mendapatkan hasil yang sesuai.
"Permintaan pertamaku, setelah ini apapun yang kau lihat berikutnya, tolong rahasiakan! Sedangkan untuk yang kedua, akan ku beritahu nanti!" jelasku.
"Aku mengerti! Atas nama Keluarga Primrose dan pedang ini, aku akan merahasiakan apa yang akan aku lihat berikutnya!" sahut Erika.
Aku mengangguk pelan, sebelum akhirnya melepaskan batasan hingga 20%. Sebuah aura merembes keluar dari tubuhku dan kembali masuk setelahnya. Aku menghela nafas sebelum membuat kuda-kuda menyerang. Hembusan angin mulai berkumpul pada bilah Pleiades. Lalu saat sudah merasa cukup, aku melepaskannya kearah Golliath yang tengah menunggu sesuatu.
"Ancient Sword Technique: Infinite Despair!!"
WUSH! ZRAASH! WUSH! WUSH! ZRAASH! ZRAASH! WUSH! WUSH! ZRAASH! ZRAASH! WUSH! WUSH! ZRAASH! ZRAASH! WUSH!
Rentetan tebasan angin menyerbu Golliath, bahkan itu tidak terlihat akan berhenti. Tapi seperti yang diharapkan dari Dungeon Master. Serangan itu masih belum bisa menumbangkannya kah?
"Tetapi dengan begini, dia sama sekali tidak bisa bergerak kan?!" ucapku yang segera menerjang Golliath.
Namun apa yang terjadi benar-benar membuatku terkejut. Kenapa? Itu karena Golliath hanya butuh satu ayunan kuat untuk bisa lepas dari Infinite Despair!
"Masih.. belum! Jika.. hanya.. segini.. saja.. belum.. cukup.. untuk.. mengalahkan.. diriku!"
"Huh? Aku kira kau tidak bisa bicara? Ini agak mengejutkan, haha!" tawaku.
"Hancurkan.. Dungeon.. Core! Mengalahkanku.. sangatlah.. mustahil.. dengan.. kekuatanmu.. saat.. ini!"
"Huh? Biar aku peringatkan padamu terlebih dahulu. Jangan meremehkan aku, karena aku jauh lebih kuat dari yang kau kira!" kesalku.
"Buktikan.. kalau.. memang.. itu.. kebenarannya!"
"Ya, ya, ya! Akan aku buktikan padamu sekarang juga! Jadi Erika, jangan bantu aku mulai dari sini oke?! Karena aku akan sedikit mengamuk sekarang!" pintaku.
"Uh? Yah! Aku mengerti! Berhati-hatilah!" peringat Erika.
Aku mengabaikan peringatan Erika dan bersiap untuk menyerang Golliath setelah melepaskan batasan hingga 80%. Pleiades sempat memarahiku karena mudah terpancing perkataan Golliath. Aku tidak mengelaknya, tapi bagaimanapun juga saat ini aku tengah dikejar waktu.
"Yah, apa boleh buat. Daku juga sedikit mengerti alasan dirimu seperti ini," ucapnya menghela nafas.
"Kalau begitu, mari mulai sedikit serius!" balasku yang langsung melesat kearah Golliath.
"Zeldius Sword Technique: Aincrad Level 1, Sonic Leap!!"
Aku mengayunkan Pleiades yang telah mendapatkan charge selama beberapa detik dan berhasil membuat Golliath terpukul mundur sesaat sebelum menghantamkan kapaknya ke tanah dengan keras.
"Belum.. cukup! Shockwave!!"
Sebuah gelombang keluar dari tanah dan bergerak lurus menuju ke arahku. Yah, itu bukan masalah besar sih. Aku hanya perlu melangkah satu kali dan kini telah berada di depannya.
"Beast Sword Technique: Tiger Dance, Claw Splitting the Wind!!"
Ratusan tebasan aku berikan dalam waktu singkat, meski itu masih belum cukup untuk menumbangkannya, tapi tidak ada salahnya untuk menyicil HP bukan?
"Belum selesai!" ucapku yang telah berada dibelakangnya dan bersiap melayangkan satu serangan kuat pada Golliath.
"Dragon Sword Technique: Dragon Fang, Roaring Killer Fang!"
ZRAASH!
"GRAAAH!"
"Berteriak tidak akan membuat rasa sakit mereda, bodoh! Dragon Sword Technique: Dragon Fang, Twin Fangs!!" ungkapku melanjutkan menebas punggungnya dua kali.
Aku segera melompat mundur setelah menyadari ayunan kapaknya ke arahku. Belum berhenti disana, dia menggunakan sihir tanahnya dengan niat menahanku dan menghancurkannya dengan kapak besar tersebut. Namun apa yang dia harapkan tidak akan terjadi. Kenapa? Itu karena aku tengah bersiap memberikan serangan terakhir padanya dari atas.
"Berakhir sudah, Golliath!" teriakku yang berhasil menarik perhatiannya.
"Ancient Sword Technique: Splitting the Summit!"
ZRAASH!
Aku membelahnya menjadi dua bagian dalam sekejap, membuatku bermandikan darah segar yang membasahi tubuhku. Tidak lama setelahnya, sebuah pemberitahuan terdengar yang membuatku yakin kalau aku telah berhasil membunuh Dungeon Master.
[Party Anda membunuh Golliath the Rock Dragon! Mendapatkan 500000 Exp! Karena jumlah level Anda lebih dari 480, mendapatkan pengurangan -48% Exp! Anda mendapatkan 260000 Exp! Karena Golliath seorang Dungeon Master, EXP telah dikalikan 1000%! Mendapatkan 2600000 EXP! Exp yang diperoleh telah dibagikan secara merata! Anda mendapatkan 520000 Exp!]
[Anda naik ke level 985!]
[Anda telah membunuh seorang Dungeon Master! Ultimate Skill: Dungeon Master telah berhasil didapatkan!]
[Otoritas Dungeon Rock Valley telah dialihkan kepada Anda! Title Dungeon Master of Rock Valley telah berhasil didapatkan!]
[Dungeon Core mengakui Anda sebagai Dungeon Master yang baru! Fitur Dungeon Shop telah ditambahkan!]
Tunggu! Aku tahu aku telah membunuh seorang Dungeon Master. Tapi apa aku harus menjadi Dungeon Master setelah membunuh Dungeon Master sebelumnya?
"Pleiades, apakah pemilikmu sebelumnya juga mendapatkan Ultimate Skill: Dungeon Master saat berhasil membunuh Dungeon Master?" tanyaku bingung.
"Tidak. Umumnya tidak ada yang bisa membunuh Dungeon Master, tetapi beda cerita kalau mengalahkannya. Biasanya mereka yang berhasil mengalahkan Dungeon Master hanya akan mendapatkan harta yang tersimpan di ruang harta," jelas Pleiades.
[Dungeon Core meminta Anda untuk membangkitkan Golliath! Silahkan buka Dungeon Shop untuk melanjutkan!]
"Huh? Kau memintaku untuk membangkitkan Golliath setelah menjadikanku Dungeon Master?" gumamku menghela nafas.
Aku lalu membuka Dungeon Shop dan mencari apa yang dia pinta. Setelahnya aku menutup kembali Dungeon Shop dan Golliath benar-benar bangkit seolah tak terjadi apapun kepadanya.
"Jadi, bisa kau jelaskan semuanya, Golliath?" tanyaku.
"Perintah diterima! Aku memberikan otoritas Dungeon ini kepadamu, karena hanya itu satu-satunya cara untuk bisa terlepas dari pengaruh orang itu," jawabnya.
"Orang itu? Siapa yang kau maksud? Jelaskan dengan benar!" pintaku.
"Magic Inventor, Vassago!" sahut Golliath.
"Vassago?!" ucap Erika yang menarik perhatianku.
"Apa kau mengenalnya?" tanyaku penasaran.
"Yah. Dia adalah seorang penemu sihir yang datang ke Kota Ethos 3 tahun yang lalu. Tapi beberapa bulan yang lalu, dia menghilang tanpa jejak. Aku tidak percaya dia bisa melakukan semua ini," jelas Erika.
Entah kenapa aku memiliki firasat buruk setelah mendengar penjelasannya. Pikiranku juga mengarah ke Marbas yang pernah aku hadapi saat itu. Ada kemungkinan mereka memiliki hubungan yang berkaitan satu sama lain. Aku mencoba menanyakan hal ini pada Pleiades, tapi sepertinya dia juga tidak mengetahui hal ini.
"Daripada itu, bukankah dirimu harus segera menghubungi Feline?" ingat Pleiades.
Aku segera menghubungi Feline melalui Telepathy, kemudian meminta Feline untuk segera keluar dari Dungeon karena masalah telah teratasi. Feline hanya mengiyakan tanpa mempertanyakan hal lain, jadi itu menghemat waktuku saat ini.
"Kalau begitu, sekarang ayo kita keluar dari sini," ajak Erika.
"Aku mengerti, tapi sebelum itu ada satu hal lain yang harus aku urus," ujarku.
Aku membuka Dungeon Shop sekali lagi dan memberikan Otoritas Dungeon kepada Golliath. Darimana aku tahu cara memberikan otoritasnya? Pleiades memberitahu hal ini setelah aku menghubungi Feline. Jadi dengan begini, aku tidak perlu tinggal di Dungeon dan mengaturnya karena ada Golliath yang mengurus hal tersebut. Sebuah lingkaran sihir muncul di lantai, aku dan Erika berdiri di lingkaran sihir tersebut yang membawa kami keluar dari Dungeon.
"Master! Syukurlah Anda baik-baik saja!" panggil Feline.
"Yah! Maaf karena telah membuatmu khawatir!" sahutku pada Feline sembari mengusap kepalanya.
"Ah, benar. Erika! Sesuai perjanjian, datanglah ke kamarku nanti malam!" ungkapku pada Erika yang tengah menenangkan bawahannya.
Bawahannya yang mendengar itu memasang wajah terkejut dan semakin terkejut saat Erika menanggapinya dengan kalimat persetujuan. Aku dan Feline pun pergi ke penginapan yang telah disediakan oleh Theo. Tentu saja, aku membayarnya sendiri, karena Theo hanya memesankan kamarnya saja dan bukan menyewanya.
"Master, sebenarnya apa yang terjadi pada kalian?" tanya Feline.
"Oh? Mau mendengarnya? Ini bagus untuk membunuh waktu sih," jawabku yang mulai menceritakan semua yang aku dan Erika alami setelah terjatuh ke lantai terdalam.
***
KNOCK! KNOCK!
"Ini aku, Erika!" panggil seseorang dari luar kamar.
"Feline, bisa buka pintunya?" pintaku yang tengah memakai baju.
"Baik! Akan segera saya lakukan!" sahut Feline yang tengah membenarkan pakaian Maid miliknya.
Feline lalu berjalan ke arah pintu untuk membukanya. Sedangkan aku kembali duduk di atas kasur sembari membaca buku pemberian Froster. Apa yang aku baca kali ini? Tentunya tentang Dungeon Master dan hal-hal yang berkaitan dengannya.
Dari apa yang dijelaskan oleh buku ini, Dungeon Master adalah sebuah Entitas yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dunia sekaligus menjadi penguji para penantang yang memasuki Dungeon Mereka. Mereka yang memiliki Skill Dungeon Master akan diberikan hak khusus penggunaan DP atau Dungeon Point.
Dungeon Point, mereka hanya bisa didapatkan saat ada penantang yang mencoba memasuki Dungeon, membunuh Monster dalam Dungeon, kematian dari penantang dan lain sebagainya. Mereka bisa digunakan untuk memperluas Dungeon, maupun hal lain melalui Dungeon Shop.
Aku ingin sekali mencoba fitur Dungeon Shop ini, tapi nampaknya aku harus berada di dalam Dungeon milikku sendiri agar bisa menggunakannya. Lagipula, aku tidak punya banyak waktu untuk mengurus Dungeon. Jadi untuk sekarang, aku akan mengabaikan hal ini terlebih dahulu. Karena sekarang, seorang gadis dengan pakaian tidurnya yang cukup 'Wah' tengah berdiri di hadapanku.
"Kau terlihat sangat cantik saat ini, Erika!" pujiku.
"Terimakasih. Tunggu, apa maksudmu selama ini aku tidak cantik?!" balas Erika kesal.
"Hahaha, tenanglah!" sahutku berjalan mendekatinya.
Aku mengangkat dagu Erika dan membuatnya tersipu malu. Kemudian berkata, "Di mataku saat ini adalah seekor kupu-kupu indah yang tengah berusaha melepaskan diri dari kepompongnya."
Aku mencium bibir manisnya dengan lembut tanpa memainkan lidahnya. Setelah beberapa saat, aku menyudahinya dan melihat Erika yang tengah terasa panas.
"Wira~ Entah kenapa, tubuhku saat ini terasa panas~" ungkapnya.
"Begitu yah? Ingin menyudahinya?" godaku.
"Bodoh! Bertanggungjawab lah atas apa yang kau perbuat!" serunya.
"Hahaha, aku hanya bercanda! Kalau begitu, ayo naik ke ranjang!" tawarku.
Erika hanya tertawa manja dan membiarkan dirinya kutarik ke atas kasur. Aku mengatakan padanya mungkin ini akan sakit diawal, tapi sepertinya dia tidak terlalu memperdulikan hal tersebut. Jadi aku pun segera mulai untuk melakukannya tanpa pikir panjang.
Erangan dan desahan Erika yang keras membuatku sedikit terkejut. Tapi aku tidak terlalu memikirkannya, mengingat tembok penginapan ini cukup kedap suara. Feline yang melihatku melakukannya terlihat sangat kesepian, jadi aku mengajaknya setelah ronde pertama selesai. Hingga tanpa aku sadari, aku melakukannya lagi sampai pagi dan berhasil membuat mereka tidak tidur semalaman.