Chereads / Seven Stars of Pleiades / Chapter 31 - Chapter 2: Sisi Lain Bagian 3

Chapter 31 - Chapter 2: Sisi Lain Bagian 3

"Job milikku, berubah?" gumamku bingung.

Sunrise Hero of Galatine

Pahlawan yang dipilih oleh Sunrise Sword of Galatine.

Kelebihan: Unggul dalam pertarungan jarak dekat dan menengah. Kebal terhadap Fire Magic, Earth Magic, Wind Magic, Light Magic, Dark Magic, Inferno Magic, Crystal Magic, Storm Magic, Lighting Magic, Chaos Magic.

Kelemahan: Lemah terhadap Water Magic dan Ice Magic.

Evolusi Berikutnya: Tidak Ada

Aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang aku baca dari informasi tersebut. Bahkan sesaat sebelumnya aku mendapatkan sebuah pengetahuan tehnik pedang mentari atau Sunrise Sword Technique ketika memegang Galatine.

Galatine, adalah sebuah pedang yang menyerap energi matahari dan melepaskannya. Dalam beberapa sumber buku yang aku baca, Galatine adalah tiruan pedang legendaris Excalibur. Selain itu, aku pernah dengar dari Wira kalau pengguna Galatine adalah salah satu dari Ksatria Meja Bundar, yaitu Sir Gawain.

"Aku tidak tahu kalau pedang milik Sir Gawain benar-benar ada di dunia ini," kagumku.

"Oh, apakah di duniamu juga memiliki cerita para Ksatria Meja Bundar?" tanya Louis.

"Ah, tentang itu.. aku hanya mendengarnya dari temanku saja," jawabku.

"Begitu yah. Baiklah, kita akan membawa semua harta ini dan segera pulang ke Ibukota!" ungkap Louis.

"Tunggu, bukankah kita harus melaporkan hal ini pada guild terlebih dahulu?" tanya Randy menghampiri.

"Seharusnya memang begitu, tetapi Raja Julius memerintahkan kita untuk segera kembali setelah menaklukkan Dungeon. Sedangkan urusan melapor pada Guild akan diserahkan pada Raja dan pihak berwenang lainnya. Jadi jangan khawatirkan hal tersebut dan ayo segera pulang!" jelas Louis.

Kami hanya bisa menurut dan segera masuk ke lingkaran sihir yang akan membawa kami keluar dari Dungeon ini.

***

"Akhirnya, udara segar!!" teriak Siska.

"Haha, kamu benar. Sudah lebih dari 3 minggu kita berada di dalam Dungeon. Jadi aku mengerti apa yang kamu rasakan," sahutku.

"Bagaimana kalau makan dulu? Saat aku mengumpulkan informasi, aku menemukan tempat makan yang enak!" ajak Randy.

"Benarkah! Kak Louis, tidak apa kan?" tanya Nayla bersemangat.

"Yah, aku rasa tidak masalah jika mau makan sebelum kembali," jawab Louis.

Kami pun pergi menuju tempat makan yang ditemukan oleh Randy. Sesampainya disana, kami duduk dan memesan makanan yang kami inginkan. Kami juga bicara banyak hal tentang apa yang harus dilakukan kedepannya.

"Hey, kau sudah mendengar cerita Petualang yang mencapai B Rank dalam waktu 3 minggu setelah mendaftar?"

"Oh, itu yah! Aku sudah mendengarnya! Katanya dia juga selalu bersama dengan Gadis Elf yang memiliki badan yang luar biasa kan?"

"Benar! Aku penasaran dimana dia menemukan Gadis Elf secantik dan semanis itu?"

"Hey, hey! Sebaiknya kau jangan macam-macam dengan gadis itu jika tidak mau kehilangan nyawa! Hahaha!"

"Mana mungkin aku berani, bodoh! Aku kan hanya memuji tubuh gadis itu saja, haha!"

Sepertinya petualang itu sangat berbakat. Dari apa yang aku dengar dari Guild, setidaknya untuk naik Rank itu perlu mengerjakan 10 Request. Belum lagi adanya Ujian Kenaikan Rank yang dimulai dari Rank C. Jadi bisa dikatakan untuk mencapai Rank B dalam waktu 3 minggu itu dapat dikatakan berbakat.

"Petualang yah?" gumamku pelan.

"Kau mau berpetualang, Sirius?" tanya Randy.

"Jika bisa, maka iya. Tetapi saat ini kita masih harus disibukkan dengan perang melawan Ras Iblis," jawabku.

"Kau benar," sahut Randy yang kembali melanjutkan makannya.

***

Malam pun tiba. Meskipun pada awalnya Louis meminta kami untuk segera kembali secepat mungkin, tapi dia telah menyewa kamar penginapan untuk kami. Dia menyuruh kami untuk tidur agar besok pagi kami bisa berangkat lebih awal.

"Hey, Sirius," panggil teman sekamarku, Randy.

"Kenapa? Apa ada masalah dengan kasurnya?" sahutku.

"Tidak, bukan itu. Hanya saja, apakah Wira benar-benar masih hidup? Entah mengapa setelah melawan Reyva hari ini, aku mulai berpikir kalau Wira tidak mungkin selamat," ungkapnya.

"Kamu benar. Aku juga memikirkan hal yang sama," balasku.

Sampai saat ini, tidak ada kabar kalau seseorang berhasil keluar dari Lostia Labyrinth. Dari informasi Guild yang dikumpulkan oleh Randy mengatakan, kalau dibutuhkan 10 Party Rank S untuk bisa menaklukkan labirin itu hingga lantai 100 dan itu memakan waktu sampai 8 bulan untuk perjalanan pulang pergi.

Inilah yang mulai membuat kami semua berpikir kalau kemungkinan Wira untuk bisa selamat hidup-hidup perlahan-lahan menghilang. Bahkan Nayla pun mulai terlihat gelisah saat mendengar informasi ini, meskipun dia bisa menutupi rasa kegelisahannya. Tetapi setiap malam dalam tidurnya, dia selalu menangis.

"Kita tidak bisa berbuat apapun untuk sekarang. Jadi jangan terlalu menyalahkan dirimu sendiri, Randy," ujarku.

Randy tidak menjawabnya dan hanya termenung, sebelum akhirnya memutuskan untuk tidur. Aku hanya bisa menghela nafas dan mengharapkan yang terbaik untuk kedepannya.

***

"Baiklah, tidak ada yang tertinggal lagi kan?" tanyaku pada semua orang.

"Tidak ada, semuanya sudah ada di Dimensional Ring!" jawab Siska.

"Kalau begitu, seperti sebelumnya, tolong lakukan pengintaian secaa bergantian yah!" pintaku pada Randy dan Siska.

Kami pun segera berangkat menuju Ibukota Kerajaan Einhard. Selama perjalanan, tidak ada masalah apapun dalam 3 hari tersebut. Bahkan hingga sampai kembali di Ibukota, tidak ada masalah apapun. Entah kami harus bersyukur atau waspada. Tapi entah kenapa, aku memiliki firasat aneh tentang hal ini.

"Oh! Selamat datang kembali Tuan Pahlawan, Sirius dan rekan-rekannya! Aku telah mendengar keberhasilan kalian dalam menaklukkan Dungeon Tingkat Tinggi di Kota Logberg dari adikku, Darius!" sambut Raja Julius saat kami memasuki Istana.

"Terimakasih atas sambutannya, Raja Julius! Semua ini berkat kerjasama yang kami miliki hingga berhasil menaklukkan Dungeon tersebut!" sahutku menunduk untuk memberikan rasa hormat.

"Kalau begitu, silahkan beristirahatlah terlebih dahulu! Juga tolong letakkan Dimensional Ring yang berisikan harta dari Dungeon disini. Bagaimanapun juga, itu akan menjadi kebutuhan dalam perang yang akan terjadi 5 bulan lagi!" jelas Raja Julius.

Aku hanya mengangguk dan menyerahkan Dimensional Ring padanya. Kemudian, aku pergi keluar dari ruangan ini setelah pamit. Aku segera menuju ruangan dimana teman-temanku berada. Tapi saat sampai disana, semua orang kecuali Fredrik dan teman-temannya tengah berkumpul membicarakan sesuatu.

"Apa yang kalian bicarakan?" tanyaku menghampiri mereka.

"Sirius? Apa kau mendengar tentang Petualang berbakat yang mencapai B Rank dalam waktu 3 minggu?" tanya salah satu dari mereka, Umar Abraham. Dia memiliki Job Spearman.

"Yah, kami mendengarnya saat masih di Logberg. Memangnya ada apa?" tanyaku bingung.

"Sirius, Petualang itu memiliki nama yang sama dengannya, yaitu Wira," jawab Randy yang membuatku terkejut.

"Tunggu, itu artinya Wira masih hidup?!" sahutku.

"Kami tidak tahu informasi pastinya. Terlebih lagi, ada kemungkinan mereka hanya memiliki nama yang sama. Namun orang yang berbeda," balas Kevin William yang memiliki Job Paladin.

"Hmm, itu masuk akal. Tetapi bagaimana cara kita memeriksanya?" tanyaku bingung.

"Kalau begitu, aku yang akan pergi memeriksanya!" ungkap Randy yang mengejutkan kami.

"Tunggu sebentar! Bukankah kau ada di Party Pahlawan? Jika kau pergi, lalu siapa yang akan mengisi kekosongannya?" tanya Ilham Firmansyah yang memiliki Job Samurai.

"Tidak masalah! Aku sudah bertanya pada Master. Beliau bilang kalau tidak ada lagi yang bisa dia ajarkan padaku. Jadi bisa dibilang aku cukup bebas saat ini. Setidaknya sampai perang dimulai," jelas Randy.

"Tetapi jarak Ibukota dengan Kota Etos di Benua tengah itu sangat jauh lho! Setidaknya butuh 3 bulan untuk sampai disana dengan kereta kuda," ujar Umar.

"Jangan khawatir! Dari semua orang disini, aku yang paling cepat. Mungkin akan butuh waktu 1 setengah bulan untuk bisa sampai disana," balas Randy.

Memang benar Agility miliknya mungkin yang paling tinggi dari kami semua. Tetapi pergi sendirian itu cukup beresiko. Terlebih lagi, kita akan berperang 5 bulan lagi, artinya tidak ada cukup banyak waktu untuk kami pergi bersama. Namun nampaknya, kami juga tidak punya pilihan selain melakukannya kah?

"Aku mengerti. Tetapi sebelum kamu pergi, buatlah perlengkapan terbaik dengan material ini!" ucapku memberikan Gorgon Scale, Gorgon Fang dan Gorgon Claw kepada Randy.

"Sirius, kau yakin? Bukankah kau yang mengalahkannya?" tanya Randy.

Aku menggeleng dan berkata, "Lebih tepatnya kita bukan? Tenang saja, tidak akan ada orang yang keberatan jika aku yang memberikannya padamu. Lagipula, hanya ini satu-satunya bantuan yang bisa aku berikan padamu. Jadi sisanya terserah kepadamu."

"Terimakasih! Aku sangat berhutang padamu, Sirius!" balasnya.

Aku hanya tersenyum sebagai balasannya. Kemudian aku menanyakan apakah Nayla mengetahui hal ini atau tidak. Ilham menjelaskan kalau para gadis tidak mengetahuinya saat ini, termasuk Fredrik dan teman-temannya.

"Kalau begitu, jangan beritahu mereka sampai kita benar-benar memastikannya," pintaku yang dibalas dengan anggukan pelan semua orang.

"Baiklah, karena sudah tidak ada yang ingin didiskusikan lagi. Aku akan pergi menemui Anna," ucapku berniat pergi meninggalkan ruangan.

"Eh? Sirius? Apa Raja tidak memberitahukannya kepadamu?" panggil Kevin.

"Huh? Memberitahu? Tentang apa?" tanyaku bingung.

"Putri Pertama saat ini tengah melakukan kunjungan diplomasi ke Kerajaan lain. Raja tidak memberitahukan di Kerajaan mana sih, tetapi entah kenapa tingkahnya saat menjelaskan itu sangat aneh," jawab Zaenal Arief yang memiliki Job Brawler.

"Benar juga! Saat kau mengatakannya, aku juga berpikir kalau Raja terlihat sedang menyembunyikan sesuatu dari kita," sahut Riski Hidayat yang memiliki Job Ranger.

"Sudah-sudah, berprasangka buruk itu tidak baik!" balasku.

Aku sedikit terkejut saat mendengarnya. Tetapi jika itu memang keperluan mendadak apa boleh buat? Aku hanya berharap dia baik-baik saja saat disana. Itulah yang ada di pikiranku sebelum mengetahui kebenaran yang mengejutkan di masa depan nanti.

POV Sirius Diego END

Benua Iblis pada saat yang sama ketika Sirius Diego kembali ke Ibukota Kerajaan Einhard. Benua yang menyatakan perang pada Manusia, atau lebih tepatnya Kerajaan Einhard itu tengah melakukan pelatihan dalam skala besar untuk berperang nanti.

Benua yang menjadi tempat tinggal Demon, Vampire, Succubus, Incubus, Imp, Goblin, Ogre, Orc, Lamia, serta mahluk yang disebut Monster oleh Manusia lainnya itu dipimpin oleh seorang Raja Iblis atau Demon Lord bernama Diabolica Bloodlust yang merupakan seorang gadis Vampire dan selalu mengenakan pakaian Gothic berwarna hitam.

"Minerva, bagaimana dengan persiapan perang kita?" tanya Diabolica yang sibuk dengan berbagai dokumen dimeja miliknya.

"Baik! Kita memiliki banyak sekali orang yang mau ikut dalam perang nanti. Setidaknya ada 250.000 Pasukan Tempur dengan 30.000 Pasukan Berat, 75.000 Pasukan Ringan, 25.000 Pemanah, 60.000 Pasukan Sihir dan 60.000 Pasukan Kavaleri!" jelas wanita Vampire yang mengenakan jas bernama Minerva.

"Bagaimana dengan regu pengintai yang pergi bersama dengan Shadow King?" lanjut Diabolica bertanya.

"Pasukan pengintai dibawah perintah Shadow King telah sampai di tempat yang akan menjadi perang nanti! Saat ini, mereka tengah memeriksa tempat-tempat strategis yang memungkinkan untuk dijadikan tempat penyergapan nantinya," jelas Minerva.

"Katakan padanya untuk memikirkan bawahannya juga! Jangan memaksakan diri!" pinta Diabolica.

"Perintah dimengerti! Saya akan segera memberitahukan hal ini pada Shadow King melalui surat!" sahut Minerva yang mulai menulis surat.

TOK! TOK! TOK!

"Ini aku! Apakah kita bisa bicara, Lica?" panggil seorang wanita yang memasuki ruangan setelah mengetuk pintu.

"Oh? Deus? Apa ada masalah dengan penelitian yang kamu lakukan?" tanya Diabolica yang masih sibuk mengurus dokumen.

"Itu juga termasuk sih, tetapi ada yang lebih penting dari itu!" jawab wanita yang dipanggil Deus.

"Ada yang lebih penting dari penelitian? Aku jadi penasaran dengan itu?" balas Diabolica yang menghentikan aktivitasnya.

"Sungguh? Jangan terkejut saat mendengar Lostia Labyrinth telah ditaklukkan yah!" ungkap Deus.

Diabolica yang mendengarnya terkejut bukan main. Dia bahkan mengkonfirmasi pendengarannya pada Minerva, tetapi Minerva mengatakan kalau apa yang di dengar olehnya itu sama sekali tidak salah. Menyadari hal itu, Deus memberikan sebuah surat kepada Diabolica untuk dibaca.

"Froster sudah tahu kalau Labirin miliknya akan ditaklukkan oleh seseorang? Ya ampun, setidaknya beritahu aku agar tidak panik saat mendengarnya!" ucap Diabolica menghela nafasnya.

Diabolica bangun dari duduknya dan mengajak Minerva serta Deus untuk ikut dengannya mengunjungi Lostia Labyrinth.

"Tetapi, bagaimana dengan pekerjaan ini?" tanya Minerva.

"Jangan khawatir! Aku tinggal meminta Iruna untuk mengerjakannya sementara!" jelas Diabolica.

Minerva yang mendengarnya hanya bisa menghela nafas dan merasa kasihan pada Iruna. Tetapi dia tidak bisa menolak keinginan Diabolica, jadi hanya bisa mengikuti tanpa memberikan penolakan.