"Namaku adalah Louis, seorang Saint Sword dari Katedral St. Luminous yang memuja Dewa Dewi yang memberkati dunia ini," jawabnya sembari menggendong Nayla dibawah lengannya.
"Oh, Tuan Louis! Senang melihat Anda datang kemari! Ngomong-ngomong, apa Anda bisa menurunkan gadis itu? Dia adalah salah satu penyintas yang kami panggil," mohon Raja Julius.
Begitu yah, mungkin saja orang ini jauh lebih berbahaya. Bahkan seorang Raja sampai memohon seperti itu padanya. Tapi apa hubungannya dengan Kerajaan ini? Lalu kenapa dia terus menyebarkan aura intimidasi? Lagipula, sejak kapan aku bisa merasakannya?
[Skill: Intimidation Aura, Fear Resistance berhasil didapatkan!]
Suara wanita? Mungkinkah ini suara sistem yang ada didalam game? Tetapi kenapa aku bisa mempelajari Skill dengan mudah? Apa karena Job milikku adalah Hero?
"Tidak! Aku tidak akan menyerahkan gadis ini pada kalian. Memanggil para penyintas lalu membuang mereka yang dianggap tak layak. Apa aku bisa mempercayakan nasib gadis yang telah kehilangan orang berharganya kepada kalian?
Yang mana kalian juga lah penyebab gadis ini melakukan hal nekat seperti itu. Ya ampun, aku tidak habis pikir, kenapa kalian memperlihatkan semua ini kepadaku?" balas Louis.
"Mohon tunggu, Tuan Louis. Tapi kami hanya mengikuti apa yang dikatakan oleh Yang Mulia Kaisar. Jadi--"
"Apa yang kalian katakan? Kaisar memang meminta untuk membuang mereka yang tidak berguna. Tapi bukan membunuhnya! Apa yang kalian lakukan adalah membuatnya lebih menderita dengan mengirimnya ke Lostia Labyrinth," potong Louis.
"Lagipula, bukankah kalian yang membuat Raja Iblis Diabolica marah? Kalian mungkin dapat bantuan dari aliansi. Tapi itu karena kalian beruntung, karena beberapa pihak di aliansi tidak terima dengan perkataan mereka yang menghina Manusia. Hanya itu saja, kok!" lanjutnya.
Huh? Tunggu sebentar, jadi semua ini bukan karena Raja Iblis yang ingin melakukan invasi, tapi karena Kerajaan ini yang membuat masalah lebih dulu?
"Tetapi, kami bahkan sudah meminta maaf. Hanya saja mereka yang tidak mau menerima permintaan maaf kami!"
"Mari anggap seperti itu. Tetapi tidakkah kalian ingat kejadian 2000 tahun yang lalu? Jika kalian nanti yang mengalaminya, jangan pernah berpikir kalian bisa mendapatkan bantuan dari kami lagi, pihak Katedral St. Luminous!"
Louis melanjutkan langkahnya, tetapi aku segera tersadar ketika melihat Nayla yang dibawa pergi olehnya.
"Tunggu, kemana kau akan membawa Nayla?!"
"Jika kalian ingin menemuinya, maka datanglah ke salah satu Gereja Luminous yang dibangun disini. Tapi aku tidak yakin dia ingin bertemu dengan beberapa dari kalian lagi," balasnya pergi.
"Setidaknya untuk sekarang, Nayla akan aman dengannya," ucap Siska.
"Yah, aku tahu itu. Tapi yang jadi masalahnya adalah, mereka juga yang telah memicu perang dengan Iblis. Jadi aku tidak ingin kalian terjebak dengan perang itu," jelasku.
"Apa yang kau katakan, Tuan Sirius?" sahut Raja Julius berbalik dan memperlihatkan senyum menyeringainya.
"Kalian tidak bisa lari dari kewajiban! Jika kalian melakukannya, kami mungkin juga akan membuang, tidak. Tapi mungkin kami akan menghabisi kalian dan menjadikan kalian sebagai makanan para monster," lanjutnya.
"Kau?! Apa begini caramu meminta bantuan?"
"Terserah bagaimana cara kalian melihatnya. Jika kalian menolaknya, maka akan ada jutaan jiwa yang akan kehilangan nyawanya karena pilihan kalian yang salah,"
"Heh! Siapa peduli? Aku sudah muak tinggal disana! Lagian juga kedua orang tua bodoh itu hanya sibuk bekerja! Jadi aku akan membantu kalian!" ungkap Fredrik.
"Kalian pun akan membantuku bukan?"
"Tentu saja, bos!"
"Seperti yang diharapkan dari Bos Fredrik!"
"Aku tidak ingin disalahkan, jadi aku akan ikut membantu!"
"Ini pasti akan menyenangkan kalau kita bisa berpetualang bukan?"
"Benar tuh!"
Siska menepuk pundakku dan memasang senyuman diwajahnya. Seolah berkata, "Ayo kita bantu mereka!" kepadaku. Aku menghela nafas panjang, sebelum akhirnya memutuskan untuk ikut membantu. Tapi tentunya dengan beberapa persyaratan.
Apa yang aku minta pertama adalah, mereka tidak boleh memaksa kami yang tidak ingin bertarung. Kedua, kami memiliki hak 60% dari perolehan material yang kami dapatkan dari perang. Ketiga, jika masalah terselesaikan, maka kami akan dipulangkan ke dunia asal kami.
"Mohon maaf, Tuan Sirius. Aku mungkin dapat memenuhi dua persyaratan lainnya, tapi tidak dengan persyaratan ketiga. Sejauh ini tidak pernah ada berita tentang para penyintas kembali ke dunia asalnya," jelas Raja Julius.
Begitu yah, memang aku sudah menduganya. Tapi siapa yang sangka kalau kita benar-benar tidak bisa kembali lagi. Aku lalu melirik kearah yang lainnya, mereka memasang wajah sedih saat mendengarnya.
"Aku mengerti, cukup dengan dua syarat itu saja dan kami akan membantu. Kalian semua tidak keberatan dengan itu bukan?" tanyaku pada semua orang.
"Kami tidak masalah!"
"Serahkan saja pada kami!"
"Memang agak menyedihkan, tapi aku akan berjuang!"
Lalu setelah mendengar berbagai jawaban dari kami. Raja Julius menyuruh seorang pelayan untuk mengantarkan kami ke ruangan yang telah disiapkan. Jadi kami pun mengikuti pelayan tersebut sembari membicarakan langkah apa berikutnya yang akan kami ambil besok.
POV Sirius Diego END
***
"Oh, dirimu sudah sadar?" tanya seseorang padaku.
Ugh, kepalaku rasanya pusing. Ada apa dengan informasi yang tiba-tiba masuk kepalaku ini? Juga entah kenapa aku merasa mengingat seluruh gerakan tehnik pedang serta berbagai sihir yang masuk kedalam kepalaku tadi.
"Terimakasih telah mengkhawatirkan diriku, Pleiades," sahutku.
Aku menoleh kesana-kemari, mencari gadis yang sempat memberikan pangkuan pahanya padaku. Meskipun aku sudah sering menerimanya dari Nayla. Tetapi sekarang aku mungkin sudah tidak bisa menerimanya lagi. Bagaimanapun juga, aku sudah dibuang oleh mereka.
"Uhm.. bukankah tadi ada seorang gadis kecil disini? Apa hanya perasaanku saja yah?" gumamku.
"A-apa yang dirimu katakan? Tidak ada seorang gadis disini! Apa dirimu tengah mengigau?" balasnya.
Pleiades sempat bergetar di tanganku, aku tidak mau percaya hal ini. Tapi entah kenapa aku merasa dia tengah menyembunyikan sesuatu dariku.
"Ada apa, Pleiades?"
"Ti-tidak ada! Lupakan itu, sebaiknya dirimu segera bersiap,"
"Bersiap? Untuk apa?"
Tak lama setelah itu, puluhan mahluk setengah ikan dan setengah manusia keluar dari dalam air. Mereka masing-masing membawa pedang, busur dan panah, serta trisula. Kemudian sebuah panah dilesatkan kearah diriku, tapi secara tak sadar aku berteriak dan membelah panah tersebut terbelah menjadi dua.
"Woah! Mengejutkan saja!"
"Apa yang membuat dirimu panik? Mereka hanya sekelompok Sahagin dengan level rata-rata 80 saja kok!"
"Bagaimana aku tidak panik setelah mendengar penjelasanmu itu?! Tunggu, level 80? Aku saja masih level 1 sialan!" umpatku sembari menghindari semua panah yang diarahkan kepadaku.
Entah kenapa tubuhku bergerak menghindari semua panah tersebut. Aku juga tidak mengerti, tetapi seolah-olah ada sesuatu yang mengendalikan tubuhku, padahal itu hanyalah reflek semata. Tunggu, apa reflek milikku memang sebagus ini?
"Tenanglah, apa yang terjadi pada tubuhmu hanyalah sebuah pengaruh dari hasil Sharing Skill yang daku berikan kepadamu," jelas Pleiades.
"Sharing Skill? Sebentar, apa kau juga bisa memberikan Skill Appraise padaku? Aku benar-benar membutuhkannya untuk memastikan mereka benar-benar berlevel 80," balasku.
"Sayang sekali, itu tidak bisa. Tapi daku dapat meminjamkannya padamu, selama dirimu menggenggam daku, maka dirimu bisa menggunakan segala Skill yang dimiliki daku," ujarnya.
Bukankah itu sedikit curang? Itu artinya aku mendapatkan semua Skill tadi dari Pleiades? Jadi, selama Pleiades di tanganku, aku bisa meminjam seluruh skill yang dia punya, bahkan jika mau, dia bisa memberikan skill itu padaku secara gratis?
"Kalau begitu, aku pinjam sebentar yah! Skill: Appraise!!" ucapku pelan. Namun setelah menunggu lama, tidak ada yang terjadi sama sekali.
"Eh, tidak terjadi apapun?"
"Tentu saja tidak, bodoh! Dirimu harus mengarahkan salah satu tanganmu pada target untuk mengetahuinya!"
"Tapi, bukankah kau sempat menggunakannya padaku?"
"Daku ini istimewa! Jangan samakan daku dengan dirimu yang bodoh itu!"
"Kau tidak perlu mengatai diriku dua kali dengan kata bodoh juga! Appraise!!"
Kali ini aku melakukannya dengan benar dan sebuah layar transparan muncul di hadapanku. Aku melakukannya kepada setiap Sahagin yang membawa senjata berbeda, demi mengkonfirmasi status mereka semua.
Sahagin Swordsman
Level: 80
HP: 30000
MP: 15000
STR: 2500
INT: 1500
AGI: 1000
VIT: 3000
Skill: Sword Art's, Swimming, Diving.
Ultimate Skill: -
Sahagin Archer
Level: 80
HP: 10000
MP: 5000
STR: 3500
INT: 500
AGI: 2000
VIT: 1000
Skill: Archery, Swimming, Diving.
Ultimate Skill: -
Sahagin Guardian
Level: 80
HP: 50000
MP: 5000
STR: 500
INT: 500
AGI: 1000
VIT: 5000
Skill: Spear Art's, Guard, Swimming, Diving.
Ultimate Skill: -
Mereka benar-benar berlevel 80? Tetapi aku bisa menghindari semua serangan mereka? Sulit dipercaya, tapi inilah kenyataannya. Mereka berhenti menyerang menggunakan anak panah, mungkin karena kehabisan amunisi.
"Pilihanmu hanya ada dua sekarang. Bertarung untuk hidup, atau menyerah untuk mati. Manakah yang dirimu pilih?" tanya Pleiades.
"Kau menanyakannya padaku?" balasku. Tubuhku bergerak sendiri sekali lagi, menyiapkan kuda-kuda bertarung tanpa aku sadari.
"Tentu saja, bertarung untuk hidup!" lanjutku yang segera berlari kearah para Sahagin.
Entah kenapa setelah aku berhenti ditengah mereka, waktu berjalan begitu lambat. Apakah ini yang disebut dengan mode adrenalin? Entahlah, tapi aku cukup menyukainya. Aku menghentikan langkah dengan kaki kanan, lalu menjadikannya tumpuan untuk berputar 360° atau searah jarum jam.
Sahagin Swordsman dan Sahagin Guardian yang ada disekitar terkena serangan tersebut dan menghempaskan mereka cukup jauh akibat angin yang tercipta. Benar, aku menambahkan sihir angin untuk menghempaskan jauh mereka.
Bahkan beberapa Sahagin Swordsman dan Sahagin Guardian menabrak Sahagin Archer. Membuat Sahagin Archer tersebut tertindih rekannya sendiri hingga mati karenanya. Sungguh menyedihkan, tapi berkat itu aku naik level secara signifikan.
[Anda membunuh Sahagin Archer! Mendapatkan 800 Exp! Karena selisih level lebih dari 10, mendapatkan tambahan +100% Exp! Anda mendapatkan 1600 Exp!]
[Selamat! Anda naik ke level 6!]
[Anda membunuh Sahagin Archer! Mendapatkan 800 Exp! Karena selisih level lebih dari 10, mendapatkan tambahan +100% Exp! Anda mendapatkan 1600 Exp!]
[Selamat! Anda naik ke level 8!]
[Anda membunuh Sahagin Archer! Mendapatkan 800 Exp! Karena selisih level lebih dari 10, mendapatkan tambahan +100% Exp! Anda mendapatkan 1600 Exp!]
[Selamat! Anda naik ke level 9!]
[Anda membunuh Sahagin Archer! Mendapatkan 800 Exp! Karena selisih level lebih dari 10, mendapatkan tambahan +100% Exp! Anda mendapatkan 1600 Exp!]
[Selamat! Anda naik ke level 11!]
Notifikasi tersebut terus terdengar, tapi entah mengapa aku masih bisa berkonsentrasi dengan baik. Bahkan aku cukup menikmatinya sembari menyerang beberapa Sahagin yang lain. Tanpa sadar, aku sudah membereskan mereka semua tanpa sisa sedikitpun.
"Fiuh! Siapa yang menduga aku bisa mengalahkan mereka semua sendiri," gumamku.
"Maaf, bisakah dirimu mengatakannya lagi?" sahut Pleiades.
"Ah, maksudku, jika bukan tanpamu, aku tidak bisa mengalahkan mereka," balasku.
"Status!"
Status
Name: Wira Hardianto
Race: Manusia
Level: 48
Title: Orang yang Terpanggil, Yang Terlemah, Pemimpi Dunia Lain, Reinkarnasi, Orang yang Terbuang, Penantang Labirin, Contractor Merope Pleiades, Zeldius Sword Mastery, Beast Sword Mastery, Arcane Magic Mastery.
Job: Freelancer
HP: 4800
MP: 4800
STR: 480
INT: 480
AGI: 480
VIT: 480
Skill: Unknown, Heat Resistance, Zeldius Sword Technique, Beast Sword Technique, Fallen Night Sword Technique, Reptile Sword Technique, Garuda Sword Technique, Dragon Sword Technique, Fire Magic, Water Magic, Wind Magic, Earth Magic, Light Magic, Dark Magic, Support Magic, Enchant Magic, Self Recovery, Mana Absorb, Persistance, Mana Converter, Magic Combination.
Ultimate Skill: Ancient Sword Technique, Inferno Magic, Ice Magic, Storm Magic, Crystal Magic, Lighting Magic, Chaos Magic, Magic Creation.
Tunggu, apa ini benar-benar statusku? Aku baru naik level gila-gilaan dari 1 ke 48? Bahkan itu kurang dari satu hari lho! Karena penasaran, aku juga menggunakan Appraise pada Pleiades.
Pleiades (Intelligence Sword)
Level: 48 (Menyesuaikan Pengguna)
Rarity: Phantasm
Damage: 5800 (Bertambah 100 untuk setiap kenaikan level)
Defense: 580 (Bertambah 10 untuk setiap kenaikan level)
Durability: 10000
Skill: Sharing Skill, Appraise, Self Repair, Limit Breaker, Talking, Telepathy, Piercing Damage, Magic Absorber, Dimensional Inventory.
"Apa dirimu menggunakan Appraise padaku?"
"Apa itu mengganggumu? Aku hanya penasaran sih,"
"Tidak mengganggu. Lagipula mulai sekarang dirimu adalah pemilikku yang baru!"
"Haha, senang mendengarnya, rekan!"
"Rekan, kah? Kata yang cukup bagus, mari kita gunakan kata tersebut saat pertarungan mencapai klimaksnya!"
"Kau benar-benar ingin kita melakukannya?"
"Tentu saja!"
Aku hanya bisa menghela nafas saat mendengarnya. Ngomong-ngomong, sepertinya para Sahagin itu berubah menjadi drop saat aku membunuh mereka. Tetapi setidaknya itu butuh waktu sekitar 5 menit untuk merubah mereka menjadi drop item.
Sahagin Meats (Raw Food)
Rarity: Rare
Jika dimakan dapat mengembalikan HP sebanyak 100. Bisa digunakan untuk bahan memasak.
Serius? Daging ini bisa dimakan? Membayangkannya saja bisa membuatku muntah. Tapi mau bagaimana lagi, ini adalah dunia lain.
Sahagin Scale (Scale Material)
Rarity: Rare
Sisik dari Sahagin, dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat maupun memperkuat peralatan.
Sahagin Bone (Bone Material)
Rarity: Rare
Tulang dari Sahagin, dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat maupun memperkuat peralatan.
Life Crystal (Mana Material)
Rarity: Rare
Inti kehidupan setiap mahluk hidup yang berasal dari Dungeon maupun Labyrinth.
Sahagin Scale Armor (Light Armor)
Level: 75
Rarity: Rare
Defense: 750
Durability: 83/3000
Sebuah armor ringan yang digunakan oleh Sahagin, terbuat dari Sahagin Scale dan beberapa material lain.
Sahagin Scale Sword (Short Sword)
Level: 75
Rarity: Rare
Damage: 1500
Defense: 750
Durability: 30/3000
Sebuah pedang yang terbuat dari Sahagin Scale dan beberapa material lain.
Sahagin Scale Bow (Long Bow)
Level: 75
Rarity: Rare
Damage: 2000
Defense: 400
Durability: 1290/3000
Sebuah busur yang terbuat dari Sahagin Scale dan beberapa material lain.
Sahagin Scale Trident (Spear)
Level: 75
Rarity: Rare
Damage: 3000
Defense: 1500
Durability: 1894/3000
Sebuah tombak trident yang terbuat dari Sahagin Scale dan beberapa material lain.
Aku memasukkan semuanya kecuali Sahagin Scale Armor yang masih memiliki Durability cukup banyak dan mengenakannya. Jika apa yang dikatakan oleh Pleiades benar, maka aku dapat mengenakannya tanpa masalah dengan level yang dibutuhkan agar bisa mengenakan Sahagin Scale Armor tersebut.
"Hmm, ini cukup ringan, tapi entah mengapa tidak terlalu cocok bagiku," komenku.
"Dirimu bisa menjual mereka menjadi uang nantinya. Lalu jika lapar, makan saja daging yang dijatuhkan oleh para monster. Tentu akan lebih baik jika dimasak lebih dulu," sahut Pleiades.
"Kau benar. Tapi aku tidak bisa melakukannya disini. Jadi, mungkin lebih baik kita pergi menuju bawah. Kira-kira ada berapa lantai lagi yang tersisa?" tanyaku.
"Kalau tidak salah, kita hanya perlu turun sekitar 20 lantai lagi. Dimana setiap 5 lantai akan ada Bos Lantai yang cukup mengerikan untuk dihadapi," jawab Pleiades.
"Lima lantai? Berarti ada 4 Bos yang mengerikan? Memang apa saja itu?"
"Adamantite Turtle, Crimson Phoenix, White King Tiger dan terakhir adalah, Blizzard Dragon yang mana merupakan Bos Labirin ini. Artinya, jika mengalahkan dia, maka dirimu akan bisa keatas dengan mudah," balasnya.
Meskipun dia mengatakannya, tetap saja aku harus menaiki ribuan atau mungkin jutaan anak tangga agar bisa keluar dari sini. Jika saja ada Teleport Circle, pasti akan sangat mudah bukan?
Dengan begitu, petualangan atau bisa dibilang penaklukan labirin dengan terpaksa, serta penyiksaanku menghadapi makhluk-makhluk mitos seperti para penjaga mata angin pun akan dimulai. Aku harap bisa keluar dengan mudah dari labirin ini sih. Juga aku harap, Nayla tidak melakukan hal nekat seperti bunuh diri. Karena aku sangat ingin bertemu dan menyampaikan perasaanku yang sebenarnya pada dia.