Setelah Nia dan Rika telah ditenangkan oleh Nayla. Aku memberikan kode padanya untuk mencoba mendapatkan maaf dari Nayla. Dia pun melakukannya dengan sungguh-sungguh hingga bersujud.
"Sudahlah, aku tidak terlalu mempermasalahkannya lagi. Selain itu aku yakin, Wira masih hidup," ucap Nayla yang membuat kami agak terkejut.
"Apa maksudmu? Bukankah sudah jelas kalau Wira dikirim ke Labirin Berbahaya tersebut?" balas Siska bertanya.
"Siska, tenanglah. Aku yakin ini ada hubungannya dengan kejadian 2000 tahun lalu itu bukan?" ungkapku.
Nayla hanya mengangguk pelan, dia kemudian menjelaskan semua yang telah dia ketahui selama beberapa hari dengan membaca buku-buku yang berada di perpustakaan Katedral ini dan juga cerita yang dia dengar dari beberapa Nun, Sister, Bishop dan juga Louis.
"Jadi begitu yah," ujarku.
"Apa kau tahu sesuatu, Sirius?" tanya Randy penasaran.
"Randy, kamu lihat Job apa yang didapatkan oleh Wira bukan?"
"Yah. Itu Freelancer bu-- Tunggu, sebentar! Jadi maksudmu, ada kemungkinan kalau Wira dapat selamat?"
Aku mengangguk pelan untuk memberikan jawaban. Nia, Rika dan Siska yang menyadari seberapa mengerikannya potensi dari Job Wira hanya bisa membuka matanya lebar-lebar. Randy yang selalu khawatir apakah Wira bisa selamat dari labirin tersebut atau tidak, melihat secercah harapan dimatanya.
"Syukurlah.. setidaknya ada kemungkinan kalau kau selamat kawan," lirihnya pelan.
Job Freelancer yang dimiliki oleh Wira dapat membuatnya menggunakan peralatan jenis apapun tanpa memikirkan level miliknya. Lalu untuk Skill Unknown miliknya, sama seperti namanya, tidak diketahui. Tidak ada informasi jelas tentang Skill tersebut. Bahkan dengan Ultimate Skill: Clairvoyance yang merupakan salah satu Skill penilai terbaik pun tidak dapat mengetahui maksud dari skill tersebut.
"Namun, meskipun dia memiliki kemungkinan selamat, itu hanya sampai 3,14% saja. Angka yang cukup kecil bagi orang dengan status terendah sepertinya. Jika dia beruntung mendapatkan peralatan berlevel tinggi dan mengenakannya, mungkin saja persentase tersebut akan meningkat," jelas Louis.
"Meski begitu, aku tidak akan berhenti berharap. Aku akan tetap mendoakan yang terbaik untuknya!" balas Nayla.
"Baiklah, sudah cukup pembahasan tentang ini. Ada sesuatu yang ingin aku diskusikan dengan kalian, para penyintas. Sebagai perwakilan dari teman-temanmu, aku harap kamu mendengarkannya baik-baik dan menjelaskannya pada mereka," ujar Louis pada kami.
"Aku mengerti, serahkan saja padaku. Akan aku dengarkan semuanya dan menyampaikannya pada mereka," sahutku dengan pandangan serius.
Kami pun mulai berdiskusi banyak hal, hingga jam makan siang tiba.
POV Sirius Diego END
***
Ugh.. kepalaku cukup sakit, tapi entah kenapa tubuhku terasa cukup ringan. Apakah evolusinya sudah selesai? Aku harap evolusinya berhasil, karena aku sama sekali tidak ingat apapun lagi setelah kehilangan kesadaran.
"Ah, benar. Status," lirihku.
Status
Name: Wira Hardianto
Race: High Human
Level: 438
Title: Orang yang Terpanggil, Reinkarnasi, Orang yang Terbuang, Penantang Labirin, Contractor Merope Pleiades, Zeldius Sword Mastery, Beast Sword Mastery, Arcane Magic Mastery.
Job: Freelancer
HP: 4380000
MP: 4380000
STR: 438000
INT: 438000
AGI: 438000
VIT: 438000
Skill: Unknown, Heat Resistance, Zeldius Sword Technique, Beast Sword Technique, Fallen Night Sword Technique, Reptile Sword Technique, Garuda Sword Technique, Dragon Sword Technique, Fire Magic, Water Magic, Wind Magic, Earth Magic, Light Magic, Dark Magic, Support Magic, Enchant Magic, Self Recovery, Mana Absorb, Persistance, Mana Converter, Magic Combination, Crafting.
Ultimate Skill: Ancient Sword Technique, Inferno Magic, Ice Magic, Storm Magic, Crystal Magic, Lighting Magic, Chaos Magic, Magic Creation.
Apa?! Tunggu, apa ini benar-benar status milikku? Jika aku mencapai level 500 lagi, bisa dikatakan statusku ini 10 kali lipat lebih kuat. Bahkan mungkin 5 kali lipat lebih kuat pada level yang sama dengan Sirius.
"Sepertinya Pleiades telah mengembalikan seluruh skillnya padaku lagi yah?" gumamku.
"Terserahlah, sekarang lebih baik mengambil drop dari Crimson Phoenix," lanjutku.
"Ah, kau sudah terbangun rupanya?"
Aku segera mengambil jarak menjauh tepat setelah sapaan tersebut. Seorang pria dengan jubah oranye dengan berbagai motif api disekitarnya tengah berdiri di hadapanku. Aku tidak tahu siapa dia dan kapan dia masuk kesini. Selain itu, dimana Pleiades? Tanpanya, aku tidak akan bisa memeriksa statusnya! Aku berdecak kesal dan memasang kuda-kuda tangan kosong untuk berjaga-jaga jika dia menyerang.
"Hahaha, tak perlu waspada seperti itu. Lagipula, bukankah kau sudah mengalahkan aku? Lalu, jika kau mencari Merope. Tenang saja, dia akan kembali kesini sebentar lagi," jelas pria tersebut.
Mengalahkan? Tunggu, mungkinkah dia, Crimson Phoenix? Selain itu, dia juga tahu tentang Pleiades? Apa dia benar-benar Crimson Phoenix yang mencoba membunuhku sebelumnya?
"Aku mengerti kebingungan yang kau alami. Lagipula sebenarnya, aku adalah salah satu keturunan dari 12 Mythical Beast yang tersebar di seluruh dunia ini. Mungkin kau bisa memanggilku Hiito," ungkap Hiito.
"Jadi, apa yang kau inginkan?" tanyaku.
"Tidak ada. Aku hanya ingin berbincang saja denganmu. Sekaligus, menjelaskan sesuatu tentang labirin ini," jawabnya membuatku tertarik.
Hiito pun mulai menjelaskan semuanya kepadaku. Mulai dari awal mula labirin ini terbentuk, hingga sampai sekarang. Dia menjelaskan kalau labirin ini dibuat hanya untuk satu tujuan. Yaitu membuat para penantang melampaui batasan yang mereka miliki. Tetapi karena tidak ada yang berhasil melakukannya, membuat mereka sedikit kecewa.
"Dari 300 lantai, hingga sekarang lantai yang bisa dicapai oleh para penantang hanyalah lantai 80. Kebanyakan mereka mati oleh jebakan yang diletakkan pada lantai 21 hingga 49,"
"Tunggu, lantai berapa ini?"
"Huh? Aku kira Merope telah memberitahukannya. Kau berada di lantai 290, atau lebih tepatnya ruanganku," jawab Hiito.
290?! Sedalam itu? Sialan! Aku tidak tahu dilantai berapa mereka membuangku. Tapi aku yakin, tidak mungkin jebakan teleportasi itu benar-benar mengirimku cukup jauh ke lantai dalam. Jika dihitung dari lima lantai yang aku lewati setelah lantai dimana aku bertemu Pleiades.
"Setidaknya aku dikirim ke lantai 250 atau diatasnya, kah?" ujarku.
"Ada apa, Hiito?" tanyaku saat menyadari raut wajah terkejut milik Hiito.
"Tidak, aku hanya sedikit terkejut saat mendengar tebakanmu yang hampir tepat. Setidaknya, jika dari yang diberitahukan oleh Blizzard Dragon, Froster. Kau dikirim ke lantai 252, hanya berbeda 2 lantai dari tebakanmu tadi," balas Hiito.
Aku hanya menghela nafas, siapa yang menyangka kalau jebakan teleportasi itu mengirimku hingga 28 lantai seketika. Tapi kalau begitu, apa yang akan terjadi jika aku mengalahkan Bos Labirin ini? Apakah labirin ini akan runtuh?
Saat aku ingin menanyakannya, sebuah lingkaran sihir muncul beberapa meter dari tempatku berada. Seorang gadis kecil dengan rambut biru panjang yang mengenakan gaun putih polos keluar dari sana. Sepertinya aku pernah melihat dia sebelumnya? Tapi dimana?
"Oh? Dirimu sudah sadar rupanya? Mungkin ini pertama kalinya daku menggunakan wujud ini di hadapanmu selama satu minggu terakhir. Tapi, izinkan daku memperkenalkan diri sekali lagi. Daku adalah salah satu dari Seven Sisters of Pleiades, Merope Pleiades. Mohon kerjasamanya yah, Wira!" ucapnya memperkenalkan diri dengan senyuman diwajahnya.
Tunggu, sebentar. Merope.. Pleiades?
"EEEEHHH!!"
"Tunggu! Kau benar-benar seorang gadis?!" tanyaku terkejut.
"Huh? Apa yang dirimu tanyakan? Bukankah itu sudah jelas dari gelar daku, Seven Sisters of Pleiades? Sudah pasti daku adalah seorang gadis bukan? Yah, seorang gadis.." sahutnya dengan wajah murung.
Wajar saja jika dia murung, karena dalam cerita mitologi sekalipun, dari ketujuh saudari, hanya Merope saja yang tidak pernah menikah sama sekali. Tunggu, bahkan meskipun dia seorang gadis. Bukankah seharusnya pemiliknya sudah pernah menyentuhnya?
"Pleiades, aku benar-benar kasihan padamu yang telah tersegel ribuan tahun dan tetap tersegel meskipun sudah bersama dengan berbagai pemilik yang berbeda," ledekku.
"Be-Berisik! Memangnya salah jika daku masih perawan?!"
"Aku tidak mengatakannya, kau sendiri yang mengatakannya," ujarku.
Wajah Pleiades memerah seperti tomat, dia bahkan menundukkan kepalanya karena terlalu malu saat tahu dia mengucapkan kata "Perawan" dengan keras.
"Mengabaikan leluconku barusan, kau darimana saja?" tanyaku mengalihkan topik.
"Ugh.. inikah caramu membalas lelucon daku sebelumnya?" balas Pleiades, tapi aku mengabaikannya.
Dia pun menghela nafas, sebelum menceritakan semuanya kepadaku apa yang dia lakukan. Pleiades pergi menemui Blizzard Dragon, Froster untuk menuntut perbuatannya yang membuat lingkaran sihir teleportasi di lantai 290. Tapi Blizzard Dragon, Froster menjelaskan kalau ini dia lakukan setelah mengetahui potensi dari Wira. Terlebih lagi, dengan adanya Pleiades, dapat membuatku berevolusi menjadi High Human.
"Jadi intinya, dia tertarik untuk bertarung denganku?" tanyaku setelah mendengar penjelasan panjang lebarnya.
"Begitulah," sahut Pleiades singkat.
"Tapi tunggu, satu minggu? Apa aku tidak sadarkan diri selama itu?"
"Itu hal yang wajar, mengingat selama 3 hari itu, dirimu memutuskan untuk tetap terjaga. Sudah sewajarnya dirimu tertidur lebih dari 4 hari ditambah dengan pemulihan evolusi. Biasanya akan membutuhkan waktu satu minggu, tapi ini baru pertama kalinya ada yang hanya butuh waktu 4 hari saja untuk pulih," jelas Pleiades.
"Hah, kalau begitu, ayo kita segera berangkat. Aku ingin secepatnya keluar dari tempat kematian ini," ajakku.
"Dirimu baru saja sadar bukan? Akan lebih baik jika beristirahat lebih lama lagi disini. Terlebih lagi, Blizzard Dragon itu juga tidak masalah jika dirimu berisitirahat. Karena setelah ini kita akan dikirim ke lantai 295, tempat dimana White King Tiger berada," jelas Pleiades.
"Terimakasih atas kekhawatirannya. Tapi aku tidak masalah kok! Bukan berarti aku tidak lelah, lagipula tertidur selama 4 hari itu sudah cukup bagiku," balasku.
"Ya ampun, dirimu benar-benar keras kepala yah. Lagipula, dirimu adalah pemilik daku. Jadi daku hanya bisa mendukung dirimu saja," sahutnya dengan tersenyum dan telah berubah kembali menjadi pedang di tanganku.
"Kalau begitu, Wira. Terimalah jubah ini sebagai penghargaan dariku," panggil Hiito menyerahkan jubah yang dia kenakan.
Crimson Phoenix Robe (Robe)
Level: 800
Rarity: Genesis
Defense: 250000
Durability: 9000
Skill: Self Repair, Self Recovery, Heat Resistance, Freeze Resistance.
"Kau yakin?" tanyaku yang hanya dibalas dengan anggukan kepalanya.
"Kalau begitu aku akan menerimanya," lanjutku yang segera memakai jubah itu tanpa ragu.
Aku pun segera berjalan menuju tangga, dimana didepan tangga itu terdapat sebuah lingkaran teleportasi yang akan mengirim kami ke lantai 295 untuk bertarung dengan White King Tiger. Tidak lupa juga, aku mengucapkan kalimat perpisahan pada Hiito sebelum kami benar-benar dikirim ke lantai 295.
"Hmm, jadi kau sudah datang yah. Wahai orang yang telah mengalahkan Adamas dan Hiito, aku harap kau tidak membuatku kecewa," ucap seorang harimau putih raksasa.
White King Tiger
Level: 1500
HP: 3500000
MP: 2000000
STR: 650000
INT: 200000
AGI: 800000
VIT: 350000
Skill: Wind Magic, Self Recovery, Beast Instinct.
Ultimate Skill: Storm Magic.
"Heh! Bukankah seharusnya itu kata-kataku?" balasku.
Dengan begini, pertarunganku melawan White King Tiger dan Blizzard Dragon akan segera dimulai. Sekaligus, aku akhirnya bisa keluar dari labirin ini.