"Ibu, ibu baik-baik saja?" ucap Anggun setengah panik. Matanya membulat cemas. Dahinya berkeringat karena sepanjang perjalanan teringat Ibunya.
"Ibu ndak papa, Nak. Gimana? Tempatnya bagus?"
"Ibu... maafin Anggun, yah? Anggun egois banget mentingin ego Anggun sendiri. Padahal Ibu lagi sakit," tuturnya lembut.
"Sst... tidak usah minta maaf begitu. Ibu yang kurang hati-hati pas ke kamar mandi."
"Jadinya jatuh begini. Malah ngrepotin kamu lagi."
"Mana Nak Ali, Nak?"
"Mas Alu di luar, Bu."
"Kenapa? Kalian tidak sedang berantem bukan?"
Anggun terdiam sejenak. Sebenarnya ia urung menceritakannya pada Ibunya. Namun, ia juga tak bisa mencari alasan untuk berbohong dengan Ibunya sendiri.
Anggun menunduk sekilas. Seolah mencari kata-kata yang pas untuk diucapkan pada Ibunya. Begitu ditegakkannya kembali kepalanya.
Sebuah senyum berhasil ia bawah dari bibirnya. Mata yang sendu tak bisa ia tutupi dengan bahasa kalbu apapun.