"Tuan! Tuan!" jerit Bi Tini berlari tunggang langgang dari puncak tangga ke lantai dasar rumah itu.
"Ada apa Bi? Kenapa harus berlari dan teriak seperti itu? Seperti sudah melihat setan saja?" tanya Manaf masih memijit-mijit kepalanya, karena masih bingung dengan tingkah Igho yang arogan.
Bi'Tini terengah-engah berdiri di balik kursi yang sedang di duduki oleh Manaf.
"Maaf tuan, bibi mengganggu. Tapi, Nona Alyn ...," Bi Tini sama sekali tidak kuasa mengucapkannya, dan seketika kalimat yang sudah ada di dalam pikiran Bi Tini terjeda begitu saja.
"Ada apa dengan Alyn?" tanya Manaf langsung bangkit dari posisi nyamannya.
Manaf sedikit meregangkan tubuhnya setelah menghabiskan waktu beradu mulut dengan Igho. Baru selang lima menit dia mengistirahatkan tubuhnya, Bi Tini tiba-tiba datang seperti angin ribut.
"Anu-Nona Alyn tuan,"
"Ach!" Manaf gak mau berlama-lama mengunggu penjelasan Bi Tini yang bisa menghabiskan waktunya saja.