Siang itu, Alyn pun sama ikut duduk termangu di dasar titian tangga kampusnya.
Ia nampak murung sambil memebenamkan seluruh buku tebal di atas dadanya.
"Lyn, kamu masih ingat sama ibumu ya?" tanya Anjar baru saja datang dan menghampiri Alyn.
Banyak perubahan yang teman-teman rasakan pada Alyn di akhir-akhir ini.
Alyn si ceria dan suka menghangatkan suasana kelas, tiba-tiba jadi pemurung.
Anjar pun sudah tidak bisa tahan lagi wajah Alyn yang selalu muram.
Alyn sama sekali tidak menjawab saat itu hanya wajah semakin murung ketika Anjar menanyainya.
"Sudahlah, Lyn. Jangan bersedih seperti itu. Ibu kamu sudah tenang di surga sana. Dia bakalan sedih kalau kamu tetap bersedih seperti ini.
"Anjar, bisakah aku mempercayaimu?"
"Ada apa?"
"Maukah kamu mengantarku ke sebuah tempat?"
"Kemana?"
"Akan aku tunjukan nanti. Aku ingin bercerita pada kamu tentang banyak hal. Maukah kamu mendengarkan aku?"