Saat mentari mulai tepat berada di atas ubun-ubunnya Alyn, ia dengan ikhlas mengayuhkan langkah kakinya memakai sebuah high hells hitam untuk memberi kesan tinggi pada tubuhnya.
Di sertakan rok span pendek,kemeja putih dan alas blazer mocca Alyn terlihat siap untuk melamar pekerjaan.
Ia memasuki sebuah cafe ternama di kota metropolitan itu. Cafe itu khusus sekali memproduksi kopi-kopi dengan kualitas yang sangat baik. Itu sangat cocok untuk Alyn sebagai pencinta aroma kopi.
Tapi, belum lama Alyn masuk kedalam ruangan itu.
Plak!
Berkas lamaran yang di tulis tangan oleh Alyn nampak di lempar begitu saja di atas meja resepsionis khusus untuk menerima tamu.
"Maaf, kami sedang tidak menerima orang yang belum lulus sekolah. Itu hanya akan membuat kami repot saja, karena susah mengatur waktunya."
"Apa tidak bisa di pertimbangkan lagi, Pak?" tanya Alyn nampak memelas.
"Maaf sekali. Kalau anda masih kuliah seperti ini, bagaimana dengan jadwal kuliah anda? Pasti akn bentrok?"