"Sofia! Tunggu! Kamu mau ke mana? Jawab aku!" Laki-laki berperawakan besar itu menyusul istrinya yang lari setengah gila.
Dan sialnya Sofia tertangkap juga.
"Lepas! Aku mau ketemu teman-temanku!" Suaranya menggema memenuhi setengah dari ruang dekat lift itu. Kencang. Tangan yang memeganginya terhempas begitu mudah, membuat pegangan Nazam lepas.
Mata mereka beradu tatap, tetapi memancarkan kilatan amarah. Baik Nazam atau Sofia, sama-sama dipenuhi emosi yang bergejolak, bahkan hampir meledak.
Sofia berbalik tanpa menunggu Nazam mengeluarkan kata-kata, tetapi tangan kekar itu segera melingkar memeluk Sofia. Erat.
"Kamu tak akan ke mana-mana tanpa izinku," kata Nazam serius. Suara beratnya terdengar penuh penekanan.
Sofia mulai gemetar, takut. Tubuhnya terus meronta sampai akhirnya ia berhenti sendiri karena lelah dan sakit sekulit setulang tangan. Wanita itu menangis juga akhirnya.
Deg!