Sofia keluar dari ruangan dengan keadaan hati setengah galau. Sampai tak menyadari kehadiran Nazam di ambang pintu. Ia melewatinya begitu saja seolah laki-laki tinggi itu tak terlihat oleh mata.
Nazam berpangku tangan, membuntuti istrinya sambil berpikir ngeri. Apakah jangan-jangan dia sudah mati sampai tak terlihat olehnya?
"Mbak, bisa lihat saya?" tanyanya membisik pada orang asing yang berjalan berlawanan dengannya. Konyol.
Wanita itu nyengir takut dengan tingkah aneh Nazam. Jangankan ingin menjawab, yang ada malah ketakutan dan akhirnya kabur.
"Lah, dia kenapa?" Nazam memutar bola matanya ke atas, kebingungan sendiri, sebelum akhirnya ia berlari menyusul istrinya yang semakin jauh dari pandangan mata.
Sofia menautkan kedua alisnya ketika melihat ranjang pasien kosong. Ia melangkah cepat menuju toilet, takut suaminya ada di sana. Namun, pintu kamar mandi terbuka dan laki-laki itu tak ada.
