Ify berdiri di balkon, menikmati pemandangan pekatnya malam dengan perasaan gusar. Mau tak mau malam ini ia harus menemui ibunya yang diketahui olehnya benci setengah mati. Untuk membujuknya agar mau merestui serta hadir di hari pernikahan nanti.
Selagi menunggu Naran bersiap di dalam, ia diajak naik oleh ayah Naran. Katanya, sih, ingin mengajak Ify keliling rumah, agar nanti setelah menjadi menantunya, wanita itu tak akan terlalu asing dengan tempat ini.
Davin kembali dengan membawa segelas jus untuk Ify setelah sebelumnya ia izin pergi sebentar.
"Terima kasih, Om," ucap Ify menerima gelas jus itu ragu-ragu. Seragu ketika dirinya hendak menegak minuman tersebut.
"Kenapa? Kamu kira saya memasukan racun di dalam sana? Atau kamu kira saya meludahinya?" Alis Davin terangkat tinggi, ia tersinggung.
Ify tersenyum sinis.