Chereads / Rahim Sewaan : Istri Bayaran Sang Bos / Chapter 3 - Tidak Berdaya.

Chapter 3 - Tidak Berdaya.

Kenny nyaris terjatuh, dadanya terasa sakit bukan main mendapatkan kenyataan yang sangat memilukan ini. Air matanya terjatuh dengan sempurna, bahkan dia tidak pernah menyangka jika ayahnya akan melangkah sejauh ini.

Ya, dia ingat. Dia ingat betul kejadian beberapa bulan yang lalu, yang membuat Kenny tahu, jika hubungannya dengan Fabian tidak akan pernah maju. Hubungan keduanya, seolah hanya bisa menjadi mimpi. Mimpi panjang yang tidak akan pernah menjadi kenyataan.

Plak!!

Kenny hanya bisa menundukkan wajahnya, jemari kecilnya memegang pipinya yang terasa panas. Untuk yang pertama kali, ayahnya menampar dirinya. Sebuah hal yang nyaris tidak pernah dilakukan oleh ayahnya sama sekali. Namun, Kenny tidak pernah menyesali apa pun keputusan yang dia perbuat. Jangankan tamparan, ribuan cambukan dari ayahnya pun akan Kenny terima dengan senang hati, asalkan restu itu diberikan ayahnya dengan sangat nyata.

"Apakah kamu gila, Kenny!" teriakan itu terdengar menggema di seluruh ruangan. Semua pelayan yang ada di rumahnya hanya bisa menunduk. Sementara Ibu Kenny menangis tersedu sambil terduduk, merasa sangat frustasi karena tak bisa melakukan sesuatu untuk putrinya. "Sudah Ayah bilang kepadamu berapa kali, Kenny, putuskan laki-laki itu! Kenapa kau masih saja menemuinya!" bentak Doni lagi. Kenny masih terdiam, dia bahkan tidak mengatakan apa pun juga.

"Apa yang kau peroleh darinya, Kenny? Apakah kamu bisa kaya dengan bersamanya? Apakah dia punya orang tua? Apakah dia dari keluarga kaya? Hah!" bentak Doni kepada putrinya.

Air mata itu kembali mengalir deras di pipi Kenny, dia sama sekali tak menyangka jika hubungannya dengan Fabian harus menjadi menyedihkan seperti ini.

"Ayah—"

"Dia hanya yatim-piatu, dia hanya seorang petani miskin yang bahkan tidak berpendidikan, dan yang lebih dari itu adalah, dia tidak memiliki masa depan. Apa yang kamu harapkan dari pemuda seperti itu, Kenny? Kamu hanya akan menghancurkan hidupmu, kamu hanya akan menghancurkan reputasi Ayah!"

"Ayah, Abi adalah pemuda yang baik, dia adalah pemuda yang sangat mengerti aku, dan mencintaiku dengan begitu tulus, dia—"

"Apa?" Doni tampak tersenyum getir, kini tangannya menggenggam kuat rahang Kenny, membuat Kenny harus mendongak dan memandang ayahnya dengan sempurna. "Dia adalah pemuda yang mencintaimu? Ck! Bahkan puluhan pengusaha muda di negeri ini yang sudah Ayah pilihkan untuk menikah denganmu juga sangat mencintaimu, kau tahu itu!"

"Tapi aku mencintainya, Ayah! Aku mencintai Abi!"

Plak!

Pukulan kedua kali mendarat di pipi Kenny, bahkan sekarang sampai membuat Kenny terjatuh dengan sempurna di lantai. Ibunya yang melihat itu pun langsung berlari, memeluk putrinya dengan deraian air mata. Jujur, Ibu mana pun di dunia, bahkan sesalah apa pun anak-anaknya tidak akan pernah tega jika anaknya disakiti oleh siapa pun termasuk itu Ayah kandungnya sendiri.

"Suamiku, sudahlah, hentikan semua ini. Kenny pasti masih sedang bimbang, hubungannya dengan pemuda itu pasti hanyalah cinta sesaat. Aku mohon, berhenti memukulinya seperti ini,"

"Kamu … kamu juga membela putrimu, Mariam? Apa kamu tahu bagaimana ada cinta sesaat bahkan sampai berjalan selama tiga tahun? Apa kamu gila! Pergi, pergi dari sana atau aku akan memukulmu juga!" bentak Doni kesetanan. Dia lantas melirik pada beberapa tangan kanannya, membuat tiga laki-laki perawakan besar itu pun mendekati Doni dengan sempurna.

"Kenny, ini adalah peringatan terakhir kalinya untukmu. Jadi, dengarkan Ayah …" kata Doni, memandang putrinya yang masih bersimpuh, rahang Doni mengeras setiap kali melihat pancaran kebencian di mata Kenny untuknya. Bahkan selama ini, bukan hanya Kenny, Keyra pun tidak pernah berani untuk menentangnya sampai seperti ini. "Berhenti menemui pemuda miskin itu, kalau tidak—"

"Kalau tidak apa, Ayah? Kamu akan membunuhku?" tantang Kenny kemudian.

Doni semakin geram dengan semua ucapan, dan bantahan yang diterimanya. Kedua tangannya mengepal kuat, rasanya ingin sekali dia menembak Kenny, kalau saja dia tidak ingat jika gadis kecil itu adalah putrinya. Ya, salah satu putri kesayangannya yang lain.

"Kalau tidak, Ayah akan melenyapkan pemuda miskin itu dari dunia ini," Doni hendak berjalan pergi, tapi dia langsung menghentikan langkahnya, memalingkan wajahnya dengan tatapan tajamnya kepada putrinya itu. "Kalian, bawa Nona Alfaro ke kamarnya. Kurung dia, dan jangan biarkan dia keluar rumah. Jangan ada yang berani memberinya makan sampai dia sadar akan kesalahannya,"

"Suamiku!"

"Diam kamu, Mariam!" sentak Doni lagi. Kini, jarinya menunjuk Kenny dengan dengan amarah yang memnuncah di wajahnya. "Kamu, kamu memang berbeda dari Keyra. Kamu adalah putri pembangkang, kamu bukan yang terbaik di keluarga ini,"

Napas Kenny kembali tersengal, saat kepingan masa lalu itu merasuki otaknya dengan sempurna, dan ternyata apa yang dikatakan oleh ayahnya benar-benar ayahnya lakukan, dengan mengirim anak buahnya, ayahnya sekarang telah memiliki niat untuk melukai Fabian.

"Tolong, Pak, hentikan. Aku tahu kalau kalian adalah tangan kanan ayahku, jadi aku mohon. Hentikan semua ini, Pak. Aku akan mengikuti apa pun perintah Ayah, tapi tolong lepaskan Abi, lepaskan dia," mohon Kenny. Ketika dia melihat jika kedua tangan Fabian sudah dipegang oleh dia orang, dan Fabian kini mulai dipukuli membabi buta. Bukan hanya bagian perut, bagian pipi, bahkan seolah-olah tangan kanan Ayah Kenny benar-benar tidak peduli dengan rasa sakit yang dirasakan oleh Fabian. Darah segar itu terus mengucur dengan sempurna, membuat Kenny semakin tak berdaya melihat apa yang terjadi.

Kenny kini menundukkan wajahnya, dia pun langsung berlutut tepat di depan salah satu kaki tangan yang ada di sana. Fabian yang melihat itu langsung menggelengkan kepalanya, dia benar-benar tak menyangka jika Kenny akan melakukan ini hanya untuknya.

"Kenny, hentikan. Apa yang kamu lakukan itu? jangan merendahkan dirimu di depan mereka. Aku tidak akan pernah rela kamu sampai melakukan ini di depan mereka, Kenny! Berdirilah aku mohon!" pinta Fabian. Rasanya dia benar-benar hancur, melihat wanita yang dia cintai sampai berlutut, merendahkan dirinya seperti itu. Namun bodohnya, bahkan dia tidak bisa melakukan apa pun untuk menolong kekasihnya. Laki-laki macam apa dia? Yang tidak becus menjaga martabat wanitanya? Laki-laki macam apa dia? Yang bahkan tidak bisa melindungi wanitanya.