"Keyra, apakah semuanya baik-baik saja?" tanya Salsa ketika dia dan Keyra sudah duduk di meja kerja masing-masing. Keyra yang memang sudah mengerti jika Salsa tahu tentang latar belakangnya pun hanya bisa diam, lantas dia memandang sahabatnya itu dengan mata yang berkaca-kaca. Waktu seolah berhenti berdetak sekarang, seolah memberikan ruang kepada Keyra untuk sekadar bercerita tentang semua yang ada di dalam hatinya. Tentang ketakutannya, tentang rasa gundah yang terus menggulung hatinya, dan lebih dari itu adalah … tentang kebingungannya dalam mencari uang sekarang ini. "Aku tahu dari berita, tadi aku tak sengaja melihat berita di internet. Kau tahu, Keyra, aku tahu kau adalah orang yang sangat baik, dan aku lebih dari yakin jika Tuhan akan selalu melindungimu di mana pun kau berada. Aku berdoa jika selalu ada jalan atas apa yang hendak kamu lakukan, kamu pasti bisa melewati semua ini."
"Aku tidak tahu harus berbuat apa, Salsa, sungguh," Keyra kini tampak mengusap wajahnya dengan kasar. Bahkan dia sama sekali tak menyangka jika kehidupannya akan berbalik seperti ini, berubah seratus delapan puluh derajat dan bahkan membuat Keyra belum siap untuk menerima semuanya. "Kau tahu, ayahku terjerat kasus seperti itu dan dia juga harus membayar beberapa denda yang masih kurang, sementara ibuku yang sampai detik ini masih belum sadarkan diri di rumah sakit harus menjalani operasi dan membutuhkan biaya yang tidak murah. Aku tidak tahu bisa mendapatkan uang sebanyak itu dari mana, Salsa. Di saat aku hanya diberikan waktu dua pekan untuk semua masalah yang aku hadapi ini. Lebih dari apa pun, yang aku inginkan adalah kesembuhan Ibu, tapi aku tidak tahu apakah ibuku bisa diselamatkan atau tidak. Kau tahu, aku telah kehilangan Kenny, saudari kembarku. Aku … aku bahkan tidak pernah bisa jika harus menerima kehilangan lagi, Salsa, tidak bisa,"
Ya, Keyra benar-benar tidak bisa menerima semua beban ini sendirian. Bagaimana bisa Tuhan sangat tidak adil untuknya dalam waktu selama ini. Setelah trauma akan meninggalnya Kenny yang bahkan membuat Keyra merasa terpukul dan merasa bersalah bukan main, bagaimana bisa dia harus merasakan kesedihan yang bahkan jauh lebih dari itu? orangPakya, keluarganya kini benar-benar berada di ujung tanduk. Lantas, apa yang bisa dilakukan Keyra untuk keluar dari semua masalah ini?
Semua karyawan yang ada di ruangan langsung berdiri, ketika Marvin datang dengan beberapa petugas keamanan perusahaan. Semua orang yang ada di sana tampak kaget bukan main. Bagaimana tidak, apa yang terjadi sampai seorang Marvin yang merupakan tangan kanan dari Fabian Wijaya yang merupakan CEO dari perusahaan ini datang ke ruang divisi mereka? Sebuah hal yang bahkan nyaris jarang dilakukan. Bahkan biasanya, jika Fabian butuh, dia langsung akan memanggil kepala bagian divisi untuk datang ke ruangannya.
"Maaf, Pak, apa yang Pak butuhkan di sini?" tanya Laura, kepala bagian divisi keuangan yang ada di sana.
"Maaf, Mbak Laura, aku sama sekali tidak bermaksud lancang. Namun, aku mendapatkan sebuah pesan misterius jika, salah satu karyawan yang ada di divisi ini telah melakukan tindakan curang. Yaitu mengambil beberapa keuntungan pribadi dengan nama perusahaan, ada beberapa laporan keuangan yang diubah, dan salah satu hal yang membuat janggal adalah, ada beberapa aliran dana perusahaan yang masuk ke dalam salah satu rekening pribadi milik salah satu karyawan yang ada di sini. Karena kami merasa penasaran, akhirnya kami berniat untuk menyelidiki langsung dan melihat bagaimana busuknya karyawan itu,"
Semua orang yang ada di sana agaknya merasa panik. Bagaimana tidak, kejadian ini baru pertama kali terjadi. Semua karyawan dari perusahaan Fabian adalah karyawan yang sangat loyal. Bukan karena mereka begitu takut dengan seorang Fabian Wijaya, melainkan Fabian memang sangat baik dalam masalah memberikan gaji serta bonus kepada karyawan. Itulah mengapa, dibandingkan mereka melakukan hal kotor, mereka jauh lebih memilih untuk melakukan sesuatu yang lebih berguna lagi dari pada harus membahayakan posisi mereka dan pada akhirnya mereka akan kehilangan pekerjaan mereka.
Marvin langsung menyuruh beberapa anak buahnya, dan juga pegawai keamanan perusahaan untuk menggeledah satu-satu setiap karyawan yang ada di sana. Hingga kemudian, seorang tangan kanan milik Marvin menggeledah meja kerja milik Keyra, kemudian ….
"Pak Marvin, aku telah menemukan barang buktinya!"
Suara itu berhasil membuat semua orang yang ada di sana menoleh, mereka agaknya terkejut melihat apa yang telah didapat oleh tangan kanan Marvin. Beberapa surat-surat, serta barang bukti seolah sudah disiapkan dengan sangat nyata. Membuat yang tersangka—Keyra tidak bisa mengelak dengan semua bukti yang ada.
"Keyra Alfaro, kau kah itu?" selidik Marvin, berjalan mendekati Keyra yang saat ini hanya bisa memandang semua bukti di tangan tangan kanan Marvin dengan begitu bodoh. bagaimana tidak, bahkan dia sama sekali tidak menyangka jika ada benda-benda semacam itu di meja kerjanya. Dia bahkan tidak merasa telah memiliki semua benda-benda itu sebelumnya.
"Maaf, Maaf, Pak Marvin, aku sama sekali tidak mengerti dengan apa yang kau ucapkan, aku—"
"Dengan adanya bukti, dengan adanya semua hal ini, kau masih menyangkal dan berkata jika tidak tahu dengan semua hal yang ada di sini? Apakah kau gila? Seberapa naif kau ini, Mbak Keyra? Terlebih lagi adalah, apa yang bisa membuatmu melakukan pembelaan atas dirimu sendiri di saat rekening pribadimu bahkan sudah terekam semua transaksi yang telah kau lakukan dengan sangat menjijikkan."
"Tapi, aku …."
"Dari yang aku dengar, saat ini Mbak Keyra sedang membutuhkan banyak uang. Asal kalian tahu …" kata Sisi—salah satu rekan kerja dari Keyra membuka suara. "Kalian tahu, Mbak Keyra Alfaro ini adalah putri dari keluarga Alfaro, yang saat ini sedang sangat heboh karena ayahnya terbukti melakukan kecurangan, sehingga mengakibatkan perusahaannya bangkrut dan mendapatkan sanksi dari semua jajaran pemegang saham yang lain, dia dijebloskan ke dalam penjara, dan disuruh mengembalikan uang perusahaan yang digelapkan dengan jumlah yang tidak sedikit. Aku yakin, karena bangkrutnya keluarganya lah yang membuat Mbak Keyra melakukan semua ini. Intinya, kemungkinan Mbak Keyra tidak mau hidup susah, dengan cara seperti ini dia bisa mendapatkan apa yang dia mau, dia tidak perlu hidup susah dan bisa melakukan semua hal yang dia inginkan."
"Sisi …" ucapan Keyra terhenti, dia benar-benar tidak menyangka jika sosok yang sudah dia anggap sebagai teman malah menusuknya dari belakang seperti ini. Dia tidak menyangka jika Sisi tega memberikan tuduhan yang sangat kejam kepada dirinya dengan sangat nyata. "Kenapa kau berbicara sepeeti itu, Sisi? Apa salahku kepadamu? Aku tidak melakukan semua itu, demi Tuhan aku tidak pernah melakukannya!" kata Keyra yang sudah mulai bingung harus berbuat apa untuk meyakikan semua orang yang ada di sana. "Pak Marvin, percaya kepadaku, aku … aku akan mencari bukti untuk membuktikan diriku tidak bersalah. Aku mohon, beri aku waktu untuk membersihkan nama baikku, Pak!"
"Aku mohon, Pak, sudilah untuk percaya dengan sahabatku karena aku yakin dia tidak bersalah," imbuh Salsa.
Rahang Marvin mengeras, dia memandang Keyra dengan tatapan dinginnya yang benar-benar tidak bersahabat sama sekali.
"Aku bahkan baru saja melihat wanita yang paling rendah yaitu kau, Mbak Keyra. Setelah semua yang terjadi dan semua bukti yang ada, kau bahkan masih berkilah. Bukankah kau sangat pandai dalam masalah melakukan sandiwara? Lantas kenapa kau tidak menjadi seorang aktris saja dari pada bekerja di perusahaan ini?"
"Pak Marvin, aku …."
"Lekas ikut aku menemui Pak Fabian, biarkan dia sendiri yang akan menentukan hukuman yang paling pantas untuk tikus busuk sepertimu!"