"Tunggu!" suara parau itu terdengar lantang, Keyra memegangi kaki Fabian yang hendak pergi dari ruangan.
Fabian yang dipegangi seperti itu pun langsung menendang tubuh Keyra, sampai tubuh Keyra terjatuh dengan sempurna hingga genggamannya terlepas begitu saja.
"Apa maksud semua ini, Pak? Kenapa ada masalah kontrak di sini? Aku sama sekali tak mengerti. Aku hanya melakukan kesalahan yang bahkan tidak aku lakukan, tapi kenapa seolah kau malah memanfaatkan keadaan,"
Fabian tampak tersenyum simpul, kemudian dia menghela napas panjang. Memandang Keyra lagi dengan tatapan dinginnya, lalu dia kembali menutup pintu, berjalan mendekati kursi dan kembali duduk di sana dengan sangat angkuh.
"Sekarang aku beri pilihan kepadamu, Mbak Keyra. Lekas lunasi uang yang kau curi dari perusahaanku, dan segeralah mendekam di penjara atau aku membuat semuanya lebih mudah, menjadi wanitaku dan melahirkan keturunanku. Kau juga akan mendapatkan uang, sepuluh milyar, bukankah uang tersebut lebih dari cukup untuk dirimu? Kau terbebas dari tuduhan di perusahaan ini, aku bisa membersihkan namamu, dan kamu juga bisa melunasi uang denda yang harus dibayar ayahmu karena katanya uangnya tidak cukup sama sekali, dan yang terpenting adalah, kau bisa menyelamatkan nyawa ibumu. Bukankah aku sudah sangat baik hati kepadamu?"
Keyra hanya bisa diam, air matanya menetes dengan sempurna di pipi. Apa yang terjadi ini? dia sama sekali tidak mengerti. Bagaimana bisa dia harus menjadi wanita milik orang lain dan hamil anak milik orang lain tanpa ada ikatan pernikahan, dan lebih dari itu adalah tanpa adanya cinta? Ini adalah benar-benar hal paling gila yang Keyra dengar bahkan seumur hidupnya.
"Kenapa?" suara Keyra kembali terdengar, suaranya yang parau itu terdengar sangat menyakitkan. Namun tidak bagi Fabian, semakin banyak Keyra berbicara maka semakin banyak emosinya yang terus bertumpuk-tumpuk kepada wanita yang masih duduk bersimpuh di depannya itu. "Kenapa Pak Fabian ingin melakukan hal ini? memberiku pertolongan kemudian menghapuskan semua masalah yang telah aku lakukan? terlebih, kenapa aku harus menjadi wanitamu dan mengandung anak darimu? Aku sama sekali tidak mengerti sama sekali!"
"Ck!" decakan itu terdengar sangat nyata, dan berhasil membuat Keyra semakin bingung karenanya. Jujur, dalam hati Keyra pun tergiur dengan uang itu. siapa yang tidak menginginkan uang tersebut? Dengan dia mendapatkan uang itu, maka semua permasalahannya akan terselesaikan dengan sangat mudah. Namun, bagaimana bisa dia harus menjual dirinya sendiri kepada seorang lelaki yang bahkan Keyra tidak kenali sama sekali sebelumnya? Keyra benar-benar tidak habis pikir dengan hal itu. "Apakah aku harus jujur kepadamu? Baiklah, aku akan mengatakannya secara singkat kepadamu, Mbak Keyra. Alasan kenapa aku ingin anak darimu adalah, karena aku sangat membenci Dony Alfaro, yaitu ayahmu, pun dengan sebaliknya, bahkan lebih dari itu, ayahmu begitu benci dan jijik kepadaku. Sekarang bayangkan saja, jika dia tahu kenyataannya jika putri satu-satunya yang dia miliki setelah dia membunuh putrinya yang lain berada bersamaku dan melahirkan keturunanku apa yang akan dia lakukan? bahkan seumur hidupnya dia akan merasa dikutuk, setiap kali dia melihat cucunya dia akan merasa melihat nerakanya sendiri. Bukankah hal itu sangat menyenangkan? Dan satu lagi, Mbak Keyra, dengan kau bersama denganku juga sudah sangat membuatku senang, aku akan membuat ayahmu itu semakin ketar-ketir setiap hari, hingga pada akhirnya dia akan semakin merasa bersalah setengah mati. Ya, itulah yang ingin aku lakukan kepada ayahmu. Apakah kau sudah cukup puas dengan jawabanku itu, Mbak Keyra?"
"Kenapa?" tanya Keyra lagi, Fabian pun kembali menyeringai. "Apa salah Ayah kepadamu sampai kau berlaku sekejam itu kepadanya? Sampai kau, sampai kau ingin bayi dariku hanya karena ingin balas dendam kepada Ayah? Aku sama sekali tidak mengerti dengan apa yang ada di otakmu itu, Pak Fabian,"
Fabian pun kembali berdiri, dia tak menjawab ucapan dari Keyra, sembari membuka pintu dia kembali menghentikan langkahnya kemdian dia melirik pada Keyra lagi.
"Lusa, lusa adalah waktu terakhir yang kuberikan kepadamu. Masalah nyawa Ibu sialanmu itu, aku tidak bertanggung jawab jika dia harus mati dengan cara percuma karena kau salah mengambil keputusan,"
Setelah mengatakan itu, Fabian pun langsung keluar dari ruangan tersebut, dan membiarkan pintunya terbuka lebar. Keyra langsung memeluk tubuhnya sendiri kemudian menggigil kedinginan, sebuah hal yang sangat tidak pernah dia bayangkan sama sekali bahkan sampai detik ini sekalipun. Untuk kemudian dia menenggelamkan wajahnya di balik kedua kakinya. Keyra merasa hidupnya benar-benar sudah hancur sekarang, benar-benar sudah hancur.
Keesokan harinya, Keyra tidak masuk ke kantor lagi. Untuk apa dia datang ke kantor kalau semua orang menggunjingnya dengan sempurna. Keyra berusaha untuk menghubungi semua teman-teman dari ayahnya, tapi sayangnya tidak ada satu teman ayahnya pun yang mau mengangkat panggilannya, tidak ada yang mau menghubunginya, dan tidak ada yang peduli dengannya.
Keyra semakin merasa terdesak. Bagaimana tidak, ini adalah kesempatan terakhirnya untuk mendapatkan pertolongan, mendapatkan pinjaman uang demi kelangsungan hidup ibunya. Namun ternyata, apa yang dia usahakan sia-sia belaka, apa yang berusaha dia perjuangkan tidak ada gunanya. Hingga akhirnya, Keyra memutuskan kembali ke rumah sakit, dengan deraian air mata dia memandangi ibunya yang sedang berada di ruang ICU lewat jendela kaca yang ada di depannya, sebuah hal yang membuat hati Keyra semakin hancur.
Ya, Keyra tidak mau kehilangan ibunya, dia sudah kehilangan saudari kembarnya, dan Keyra tidak mau lagi kehilangan keluarganya lagi. Satu-satunya keluarga yang begitu dia cintai setengah mati.
"Keyra, aku tahu jika sekarang ini kau sangat bingung,"
Keyra tahu siapa yang berbicara, tapi matanya seolah enggan untuk lepas dari memandang sosok ibunya yang masih terpejam tidak berdaya di dalam sana dengan berbagai alat medis yang menempel di tubuhnya.
"Benturan di kepala ibumu akibat terjatuh serta syok karena kabar ayahmu mengalami masalah itu benar-benar membuat kondisi ibumu tidak stabil, bahkan setelah kami melakukan operasi yang pertama pun kami masih belum bisa membuatnya menjadi lebih baik lagi. Kita harus melakukan serangkaian tindakan medis lagi, Keyra. Namun biaya itu pun juga harus ada, paling tidak untuk biaya operasi ibumu dan biaya yang lainnya yang sebelumnya itu kau harus segera lunasi agar kami bisa mengambil tindakan medis selanjutnya, Keyra."
"Apakah jika aku bayar nanti, bagaimana, Dok?"
"Kami tidak bisa berbuat apa-apa untuk itu, Keyra. Masalahnya ada beberapa alat dan obat yang harus dibeli langsung, tidak didukung di rumah sakit ini, dan jika sampai kami telat mengambil tindakan, takutnya …" suara dokter itu pun terhenti, kemudian dia memandang Keyra dengan sempurna. "Takutnya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kepada ibumu, Keyra,"
Keyra tampak terdiam, dia hanya bisa memegang dadanya dengan sangat sempurna. dia kembali merasa takut, dia kembali merasa sedih dan kebingungan bukan main. Seolah, semua jalan yang ada di depannya buntu, kecuali jalan yang telah diberikan oleh Fabian kepadanya.
Untuk kemudian, dengan tangan yang bergetar Keyra merogoh saku celananya, Keyra mengambil ponselnya kemudian menghubungi sebuah nomor yang ada di sana.
"Hallo, aku hanya ingin mengatakan kepadamu jika aku … jika aku menyetujui untuk menandatangani kontrak denganmu, Pak Fabian. Namun kau harus berjanji kepadaku, berikan aku uang itu sekarang juga."