Rey menatap bintang di langit. Sudah lama ia tidak mengunjungi kedua orang tuanya. Walau ia tahu bagaimana kondisi orang tuanya. Rey tetap mengawasinya dari jarak jauh.
Pria itu masuk ke dalam kamar. Menatap wanitanya sambil tersenyum tipis. Rey naik ke atas ranjang tidurnya, memeluk tubuh mungil Ariela sambil menyandarkan dahinya di punggung sang kekasih.
"Bersama kamu bisa aku raih, tapi bagaimana dengan hati kamu? Ternyata mendapatkan kamu tidak semudah yang aku bayangkan. Walau aku memiliki segalanya, tapi kamu masih memikirkan jawabannya. Bisa saja aku memaksa kamu, tapi entah kenapa saat menatapmu. Hatiku seolah luluh. Merasakan hal yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Inilah yang membuat aku ingin memiliki kamu!" ucap Rey di dalam hatinya. Ia merasa sangat tenang dan juga nyaman.
Esok hari.
Sinar mentari pagi perlahan-lahan mulai muncul. Cahayanya mulai menerangi bumi ini.
Dua insan yang belum menjadi satu itu masih sama-sama menikmati indahnya mimpi.