"Ariela, kamu bukannya seharusnya pergi ke kantor? Jangan sampai atasan kamu menunggu kamu nanti. Kita sudah memiliki banyak hutang budi padanya. Jangan sampai kamu menyakiti hatinya."
"Ini yang sejak awal Ariela takutkan, Bu."
"Tapi, Nak Rey sangat mencintai kamu. Jadi, kamu jangan cemas. Walau Ibu tidak bisa melihatnya, Ibu bisa merasakan bagaimana besarnya cinta Rey untuk kamu. Bukan karena kebaikannya karena sudah membantu Ibu. Tapi, Ibu benar-benar bisa merasakannya," ucap Elise tulus.
"Aku mengerti, Bu. Baiklah, aku pergi bersiap dulu. Ibu harus hati-hati dan jaga diri selama aku pergi."
Elise mengangguk. Ia membiarkan putrinya pergi. Ariela langsung memanggil perawat yang akan menjaga ibunya. Sejak tadi, Ariela memang hanya ingin berdua saja dengan ibunya. Menikmati udara pagi yang menyegarkan sambil menatap taman yang indah.