Ariela masih penasaran. Ke mana sebenarnya Rey ingin mengajaknya pergi? Kenapa sejak tadi mereka tidak sampai dan kenapa sejak tadi Rey terus merahasiakannya.
'Apa mungkin aku akan dibawa pergi jauh dan dipisahkan dari Ibu?'
Wanita itu menggelengkan kepalanya. Merasa jika semua yang ada di pikirannya saat ini benar-benar sangat gila sekali. Mana mungkin pria yang sudah melamarnya ingin mencelakainya?
Tapi semua itu bisa saja terjadi. Lantas kenapa hati ini tidak merasa gelisah?
Ariela membuyarkan lamunannya saat tangan dinginnya di genggam oleh tangan besar Rey. Pria itu begitu menghangatkannya.
"Kenapa? Kamu takut?"
Ariela menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku hanya penasaran saja."
Rey tersenyum. "Sebentar lagi kita akan sampai."
Wanita itu menganggukkan kepalanya lalu kembali menatap keluar jendela.
Ariela mengernyitkan dahinya saat melihat sebuah bangunan yang sangat indah itu.
"Gereja?"