Ariela tersenyum dengan senang, ia terus menghisap di bagian-bagian yang membuat Rey semakin gila.
Baru kali ini ia merasakan sesuatu getaran yang berbeda. Wanita ini memang lain dari yang lainnya. Rey jadi tertarik dengan Ariela. Namanya cukup indah dan sangat cantik, secantik wajah Ariela yang terlihat sangat manis sekali.
Ariela masih memainkan bibir dan lidahnya, membuat Rey beberapa kali meremas bagian tubuh Ariela yang indah itu.
Percintaan mereka terus berlanjut. Rey merasa puas dengan cara Ariela memuaskannya. Wanita ini sangat berbeda. Benar-benar menarik hati Rey.
Biasanya aku tidak pernah seperti ini pada wanita. Biasanya aku selalu bermain kasar. Tapi kenapa sentuhan yang wanita ini berikan sangat menggetarkan jiwa. Rey terus berpikir. Apa mungkin ia akan ketagihan dengan wanita yang sedang berada di atas tubuhnya itu? Bahkan suara desahan dan rintihan yang dikeluarkan Ariela terdengar merdu di telinganya.
Rey terus menatap wajah Ariela yang sudah terlihat kelelahan. Tapi wanita itu masih terus berjuang menuntaskan hasrat sang Tuan.
Ariela membuka kedua matanya. Sorot matanya langsung menatap pria yang ada di bawahnya. Tatapan mata Rey sungguh menghipnotisnya. Apa ini yang dibilang Madam? Pria ini memiliki daya pikat sendiri untuk menarik wanita yang sudah ditidurinya, batin Ariela.
Tidak, aku tidak boleh terpengaruh. Bagiku, dia hanya pelanggan yang bisa memberikanku banyak uang. Setelah ini, urusanku selesai. Dan aku harus segera membawa ibuku ke rumah sakit.
Rey langsung menarik tubuh Ariela ke dalam dekapannya. Membiarkan miliknya terbuang di dalam tubuh Ariela. Dan untungnya Ariela selalu meminum obat pencegah kehamilan. Ia harus melakukan itu agar tidak hamil saat berhubungan intim. Dan Ariela baru menyadari jika Rey tidak menggunakan pengaman. Biasanya ia akan menolak. Tapi, entah kenapa dengan pria ini. Ia sama sekali tidak bisa menolaknya.
Kenapa dia memeluk aku seperti ini? Bahkan aku bisa mendengar suara detak jantungnya yang begitu cepat. Apa dia benar-benar bisa merasakan hal seperti ini? batin Ariela.
"Lepaskan aku, aku harus membersihkan tubuhku lebih dulu," ucap Ariela yang sejak tadi sedang berusaha melepaskan dekapan pria yang benar-benar belum mengeluarkan miliknya di bawah sana.
"Kenapa harus terburu-buru? Aku bahkan masih menginginkan kamu."
Rey mengusap wajah cantik Ariela yang sudah dipenuhi dengan buliran peluh. Sikap Rey sangat manis, jarang sekali Ariela mendapatkan perlakuan manis seperti ini. Biasanya setelah menuntaskan permainan, ia akan langsung membersihkan diri dan setelah itu pergi.
Tapi Rey berbeda. Dia tipe pria yang tidak mau rugi dalam urusan ranjang. Uang yang dikeluarkannya harus sesuai dengan pelayanannya.
Reu membalik tubuhnya hingga posisi Ariela kini berada di bawahnya.
"Aku tidak akan melepaskanmu. Istirahatlah tiga puluh menit, setelah itu kita lakukan lagi."
Rey menatap lekat bola mata yang sangat indah milik Ariela. Ia benar-benar merasa sangat tergoda dengan wanita ini. Rey sendiri tidak bisa percaya pada dirinya sendiri. Kenapa dia sangat menginginkan wanita ini.
Padahal masih banyak wanita cantik yang lebih menarik dari pada Ariela. Tapi, wanita ini sangat berbeda. Membuat pria yang tidak pernah tidur dengan wanita yang sama itu ingin memiliki Ariela seutuhnya.
'Sial, apa yang ada di kepalanya hanya seks saja? Dua kali seharusnya sudah cukup! Aku bahkan tidak pernah melayani lebih dari satu kali pada satu pelanggan yang akan mengajak aku bercinta. Tapi dengannya, aku sudah dua kali melakukannya. Biasanya aku sudah bisa mendapatkan dua pelanggan. Sial, apa Madam sudah menipuku?' pikir Ariela.
Rey mencium bibir Ariela sejenak sebelum turun dari ranjang tidur.
Dengan santainya Rey menuju kamar mandi dengan tubuh polosnya. Lalu ia berhenti di pintu kamar mandi.
Rey membalikkan tubuhnya, ia melihat Ariela yang masih polos itu di atas ranjang tidurnya.
"Mau mandi bersama?"
Ariela membulatkan kedua matanya. Jelas saja aku akan menolaknya, yang ada tidak jadi mandi, batin Ariela.
"Tidak perlu, Anda duluan saja. Saya masih lelah, Tuan."
Rey mengangguk dan ia pun masuk ke dalam kamar mandi dengan senyum yang mengembang di wajahnya.
Rey bahkan tidak pernah menunjukkan senyumnya itu. Baru kali ini ia merasakan bahagia. Rey memegang dadanya yang masih berdebar dengan hebat. Hatinya seolah sudah tidak ingin mencari wanita lain selain Ariela.
"Aku akan membawanya. Jangan panggil aku Rey jika aku tidak bisa mendapatkan apa yang aku inginkan!" gumam Rey lalu ia bergegas menuju shower untuk membasahi tubuhnya.
Ariela mencari jubah mandi. Ia memakainya dan menunggu Rey keluar. Ariela melihat minuman yang sudah tersaji di atas meja. Ia pun meminumnya. Ariela memang suka meminum minuman beralkohol seperti ini. Dunia malamnya membuat dirinya harus bisa melakukan itu.
Ariela bisa menjadi lebih liar dari sebelumnya jika sudah menyentuh satu minuman itu.
Ariela melihat ke arah pintu. Rey berjalan mendekatinya. Ariela memberikan minuman yang sedang diminumnya saat ini dengan menggunakan gelas yang berbeda. Tapi Rey justru mengambil gelas milik Ariela dan dia meminum di tempat bekas bibir Ariela.
Ariela kaget, ia membuka setengah mulutnya. Ia merasa sangat jarang ada pelanggannya yang mau berbagi gelas seperti ini.
"Mandilah, aku akan memesankan makanan untukmu. Apa kau memiliki alergi pada suatu makanan?"
Ariela menggelengkan kepalanya. "Tidak ada, saya menyukai segala jenis makanan."
Rey mengangguk dan Ariela langsung menuju kamar mandi. Ia mengunci pintunya rapat-rapat. Tidak ingin sampai pria itu masuk ke dalam kamar mandi, atau yang ada ia tidak bisa beristirahat. Walau hanya tiga puluh menit, Ariela akan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
Ariela membersihkan tubuhnya. Ia tidak betah jika tidak mandi setelah melakukan hal gila itu.
Tidak membutuhkan waktu lama, Ariela tidak ingin sampai Rey menunggu lama. Ariela keluar dari dalam kamar mandi dan ia melihat Rey yang sedang duduk dengan santai sambil menyesap sebatang rokok yang terselip di antara jari telunjuk dan jari tengahnya.
"Ke sini," pinta Rey sambil menepuk sofa yang kosong di sampingnya.
Ariela tidak menolak, ia juga ingin duduk. Tubuhnya sudah terasa lelah, tapi ia harus menyelesaikan tugasnya lebih dulu.
Rey memberikan minuman ke wanita yang ada di sampingnya. Ariela mengambilnya dan meminumnya. Ia tidak menolaknya sama sekali. Tenggorokkannya juga terasa sangat kering walau tadi ia sudah meminum whisky.
"Layani aku setiap malam. Aku akan memberikan kamu satu juta dollar untuk sekali main, jika dalam satu malam kita bercinta tiga kali. Maka kau akan menerima tiga juta dollar. Pindahlah ke rumahku, bagaimana?" tawar Rey.
"Aku akan memikirkannya," jawab Ariela dengan tenang. Walau ia bekerja sebagai wanita malam, tetap dirinya masih memiliki harga diri. Ia tidak mungkin tinggal di tempat pria asing.
"Menarik, baru kali ini ada orang yang ingin berpikir lebih dulu untuk mendapatkan tawaran yang fantastis," ucap Rey di dalam hatinya.
Aku harus mendapatkannya. Kita lihat saja, kamu tidak akan pernah bisa lepas dari diriku, batin Rey sambil menatap wajah cantik Ariela.
Bersambung