Rey masih mendekap tubuh Ariela yang entah kenapa ia jadi semakin merasa nyaman. Rey seperti sudah melupakan apa yang sudah dia lakukan sebelumnya. Bagaimana jika Ariela tahu soal sifat asli Rey yang merupakan psikopat?
Rey tentu saja tidak ingin Ariela mengetahuinya. Kehadiran wanita itu sungguh membuatnya menjadi merasa tenang. Rey sendiri juga sebenarnya tidak ingin menjadi pria jahat. Hanya saja, ia merasa sangat aneh jika tidak melenyapkan seseorang. Tapi, jangan salahkan Rey. Karena ia tidak akan memulai jika orang lain tidak memulainya lebih dulu.
"Mau makan? Aku akan membuatkannya untukmu."
"Kau bisa memasak?" tanya Ariela kaget.
"Tidak terlalu, tapi bisa."
Ariela tidak pernah menyangka jika Rey mau menyentuh dapur. Ia sendiri jadi penasaran, apa benar pria ini bisa masak? Atau jangan-jangan dapur akan hancur karena ia memasak?
Ariela mengikuti langkah kaki Rey. Kedua tangan mereka saling menggenggam.
Ariela sebenarnya merasa tidak biasa dengan hal ini. Banyak hal juga yang belum ia ketahui tentang Rey. Bagaimana pria ini sebenarnya? Hingga detik ini, Ariela tidak mengetahuinya.
Ariela sedikit ngeri saat melihat banyak penjaga di rumah mewah milik Rey ini. Hampir di setiap lantai mereka berdiri seperti patung yang tidak bergerak sama sekali.
Bahkan para penjaga juga merasa aneh dengan bosnya. Baru kali ini, Rey membawa seorang wanita ke rumahnya. Biasanya ia akan menyewa hotel dan meninggalkan wanita itu begitu saja. Tapi, mereka semua hanya bisa diam, tidak berani membuka mulutnya. Apa lagi sampai bertanya soal pribadi bosnya. Bisa-bisa nyawa mereka melayang semuanya.
"Kamu duduk di sini ya," ucap Rey sambil menarik kursi yang ada di meja bar dapur.
Ariela mengangguk ia memerhatikan ruang dapur yang cukup luas. Padahal banyak asisten rumah tangga. Kenapa ia harus repot-repot memasak untuknya?
Rey memberi kode agar para asisten rumah tangganya pergi semuanya. Ia mengambil sebuah minuman dari dalam lemari pendingin lalu memberikannya ke Ariela.
Rey mulai memakai apron. Ia mengambil beberapa bahan yang dibutuhkan. Entah apa yang ingin dibuat oleh pria itu. Ariela hanya bisa menunggunya saja.
Rey terlihat sangat professional sekali. Bahkan cara ia memotong bawang sudah seperti cheff pada umumnya. Ariela jadi semakin penasaran, kenapa pria misterius ini sungguh membuatnya jadi ingin mengetahui lebih banyak lagi.
Ariela hanya diam saja, ia memerhatikan punggung kekar pria yang sudah beberapa malam ini menemaninya. Sebenarnya, Ariela senang jika hanya fokus dengan satu pria saja. Hanya saja, ia tidak bisa terikat kontrak. Ariela masih ingin hidup dengan bebas. Apa lagi ia tahu jika Rey bukan orang sembarang, sudah pasti akan banyak yang membicarakannya nanti.
Atau Rey tidak akan mengizinkannya keluar rumah? Ariela tidak bisa membayangkannya jika ia hanya sendiri di rumah sebesar ini. Yah, walau ada banyak penjaga. Tapi tetap saja, ia merasa ada yang aneh dan juga pasti Ariela akan merasa kesepian.
"Ah, Ibu. Apa yang harus aku lakukan? Tapi, aku ingin kamu sembuh," ucap Ariela di dalam hatinya.
Ariela larut dalam lamunannya, ia tidak sadar jika Rey sedang memerhatikannya. Walau pria itu sedang sibuk memasak, ia masih bisa mencuri pandang untuk melihat wanita yang sedang menunggunya.
Rey sedang memikirkan sebuah rencana, bagaimana agar Ariela bisa menerima tawarannya. Ia merasa jika wanita itu akan selalu menolaknya. Tapi bukan Rey namanya jika tidak bisa mendapatkan Ariela. Dengan cara apa pun, ia akan berusaha membawa wanita itu ke dalam dekapannya.
Dan Rey sudah tidak sabar ingin menunggu hari itu tiba.
Rey membuat ikan panggang dengan taburan saus yang ia buat sendiri. Dan sebagai pelengkap, Rey memberi brokoli rebus dan kentang tumbuk untuk bahan pelengkapnya.
Rey tersenyum saat melihat hasil karyanya yang sangat cantik. Ia membawa dua piring hasil karyanya ke meja bar di mana Ariela sudah menunggunya sejak tadi.
Ariela terpana saat melihat hasil masakan Rey yang mirip sekali dengan masakan restoran mewah. Bahkan Ariela tidak pernah membuat ini di rumah.
Rey bisa melihat betapa terkejutnya Ariela. Ia akan melakukan cara apa pun untuk menarik perhatian wanita itu. Ariela memang sangat berbeda. Ia bukan tipe wanita yang suka mengejar pria kaya seperti wanita pada umumnya. Itulah yang membuat Rey jadi semakin tertarik dan penasaran dengan wanita tersebut.
"Dimakan."
Ariela membuyarkan lamunannya. Ini adalah pertama kalinya ada seorang pria membuatkannya makanan untuknya. Dulu saat ia kecil, ayahnya suka membuatkannya. Tapi saat ini ayahnya sudah tidak ada di dunia ini lagi.
Ariela sedikit ragu, ia sedang berpikir apa mungkin makanan yang ada di hadapannya dicampur dengan sesuatu agar ia tetap tinggal di rumah besar ini?
"Kenapa? Kau tidak suka ikan?" tanya Rey memastikan. Ia sebenarnya sudah mencari tahu apa yang wanita itu sukai. Hanya saja Rey jadi ragu saat melihat Ariela hanya diam saja seperti ini.
Ariela mengambil garpunya. Ia memotong daging ikannya yang terlihat sangat empuk sekali. Ariela mencobanya dan ia mulai merasakannya.
Rey terus memerhatikannya. Ia sangat penasaran sekali, apa Ariela menyukainya atau tidak sama sekali.
"Bagaimana?"
Ariela menatap pria yang ada di sampingnya. Lalu ia menganggukkan kepalanya.
"Enak, kamu pandai juga memasak."
Mendengar pujian dari wanita yang disukainya. Rey merasa sangat senang. Tapi Rey tetap memasang wajah datarnya seperti biasanya. Ia terlalu gengsi untuk memperlihatkannya. Padahal aslinya, hatinya kembali menaburkan banyak bunga di sana.
"Kalau setiap hari bisa lihat senyum di wajahnya. Bisa-bisa aku meleleh beneran," ucap Rey di dalam hatinya.
Rey ikut memakannya, pandangannya tak lepas dari wanita cantik yang ada di hadapannya. Rey sangat suka melihat senyum di wajah cantik Ariela, Rey suka melihat mata Ariela yang sangat indah, Rey suka melihat bibir merah Ariela yang terasa sangat manis. Semuanya, Rey sangat menyukai semuanya.
Ariela melirik Rey yang terus memerhatikannya. "Kenapa kamu tidak makan?" tanya Ariela yang jadi takut sendiri. Bagaimana jika makanan ini benar-benar ada racunnya? Pikiran Ariela sudah melayang ke mana-mana.
"Ini lagi makan," jawab Rey dengan santai. Tanpa ia tahu jika hati Ariela sangat cemas.
Tidak ada lagi pembicaraan di antara mereka berdua. Rey ingin sekali menghabiskan waktu dengan Ariela. Kini ia sedang memikirkan, ke mana akan membawa wanita itu pergi tanpa harus menolaknya.
Rey tidak pernah berkencan. Ia bahkan tidak pernah memiliki wanita yang pernah singgah di hatinya. Jadi ia merasa bingung sendiri. Apa yang harus dilakukan pada orang-orang yang biasanya suka berkencan.
Rey memutar otaknya. Sepertinya, ia harus bertanya pada orang kepercayaannya. Tapi sekretarisnya itu sudah berada di kantornya. Pria itu tahu kalau bosnya sedang menghabiskan waktu bersama dengan calon kekasihnya.
Apa mungkin mereka akan menjadi kekasih nanti?
Bersambung