Vindra menyeret nyeret kaki nya, membawa tubuh sempoyongan nya itu sembari tersenyum seringai hingga memasuki bungalow.
Lumayan sepi malam ini para penghuni tengah berlibur ke kota lantaran setiap minggunya memang rutinitas para petugas bungalow seperti itu, Vin sangat baik dengan asisten asiten nya yang berjaga disini, sangat royal dan ramah, berbeda dengan apa yang di perlihatkan nya ketika dirinya berada di mansion Dravinda.
Sambil tersenyum seringai, mulut manis serta tatapan Tanisha tak pernah lepas dari bayang-bayang dan angan angannya, Tanisha seakan-akan telah berhasil mencuri warasnya seorang tuan muda Dravinda, hingga pria itu kini meneler, senyum senyum gak karuan, meracau dan senonoh.
Dia hendak membuka handle pintu kamar nya, namun terkunci, pandangan nya sudah sangat menyayu, namun ingatan nya sedikit masih ada, dia merogoh kantong nya, cepat cepat mengambil kunci kamar itu lalu membuka nya, senyum gila tak juga lepas, tetapan tajam nya lenyap, matanya benar bear telah sayu terbuai begitulah tubuh nya saat ini.
"Hei aku beneran sudah gila, tergila gila, ada Tan di mana-mana haha.." ocehnya selengek gak karuan, sembari melangkah huyung ke arah ranjang yang mana Tanisha tengah tertidur dengan cantiknya di sana.
"Tuh kan dia tidur di ranjang ku?" Ocehnya lagi sambil tersenyum seringai.
"Kau seperti nya ingin menjadi milikku malam ini, baiklah ayo segera jadilah milikku aku kangen sama kamu hehe" ocehnya lagi dan kali ini dia melepaskan jaketnya, lantas mengurai manik kemeja nya, memamerkan bentuk otot perut nya yang keras itu serta dada bidangnya yang lebar.
Lantas sembari tersenyum seringai dia merebahkan tubuhnya kearah sang nona hingga gadis itu langsung terpekik tak kala merasakan di tengah lelapnya tidur sosok tubuh yang begitu berat tiba tiba menghimpit tubuhnya yang kurus namun padat itu.
"Aakh...." Teriak sang nona sembari membuka mata lebar lebar.
"Vin???" Ucapnya dengan tangan yang berusaha menahan tubuh pria itu. Namun Vin bertahan pada senyum seringai, menatap lewat tatapan turun, jantung Tanisha langsung berdebar hebat.
"Apa yang terjadi padamu Vin?" Bentak sang nona lagi dengan wajah yang terperangah, memucat di barengi dengan gemuruh yang semakin hebat di dadanya.
"Aku kangen matamu" ucap pria itu, lalu mengecup kedua mata sang nona secara bergantian, nafas Tanisha rasanya sudah sangat sesak debaran dada nya semakin kuat saja.
"Kau mabuk Vin?" Ucap nya, tidak bisa berbohong ataupun bersembunyi, karna Tanisha tidak segitu polosnya dalam membedakan bagaimana aroma alkohol menguasai nafas pria itu saat ini.
Tubuh kokoh yang begitu kuat nya mengurung tubuh nya hingga membuat sang nona kewalahan menahan nya, Vin lantas menggapai kedua tangan kecil itu dengan telapak tangan nya yang lebar menguncinya di kasur, sang nona tidak bisa berbuat apa apa selain dari meronta dengan mulutnya, karna tubuh nya telah di kungkung kuat oleh tubuh pria itu.
"Lepaskan aku Vin?" Teriaknya.
"No, gak akan ku lepaskan lagi, gak akan" jawabnya sambil tersenyum nyeleneh. Lalu merebahkan tubuhnya lebih lekat, Tanisha bisa merasakan hangatnya dada bidang itu saat ini, membuat debaran jantung nya kian menanjak.
"Aku ingin memiliki mu, Tan, kenapa menolak ku, hm?" Ocehnya lagi, dan kali ini dia mengecup hangat kening sang nona, mata bulat yang indah itu sontak semakin mencalang, namun mulut nya membungkam, tubuh nya tak lagi meronta untuk di lepaskan, dia sedikit termangu terhadap kelakuan pria itu padanya.
"Vin lepaskan aku" ucapnya kali ini dengan nada yang lebih halus. Pria itu menggeleng sambil mengerucutkan bibirnya, seperti anak manja.
"Aku kangen matamu, caramu menatap ku" ocehnya lagi, dan kembali mengecup bergantian kedua mata sang nona. Tanisha terpaku heran, dada bidang itu semakin hangat di rasakannya saat ini, tubuh itu semakin terasa berat menindih tubuh nya.
"Tan jangan menolakku, aku tidak suka penolakan" nada bertele lagi yang keluar dari bibir pria itu.
"Kamu mabuk Vin, kamu tidak sadar Vin, kamu hang over Vin?" Ucap sang nona.
"No, No, No, aku waras haha, hanya saja cara ku mencintaimu itu sedikit tidak waras haha.." Ocehnya lagi, udah mulia nembak dia, sang nona merasa semakin kikuk gak karuan.
"Kau mencintai ku Vin?" Dia beranikan diri untuk menanyai pria mabuk tersebut, mungkin pikirnya kalau dia mabuk dia mau jujur tentang perasaan nya. Sang nona gugup setengah mati, lewat metode menenang dalam kungkungan tubuh kokoh itu.
"Haha... no? Aku tidak mencintaimu but aku tergila gila padamu, kau gak liat aku menggilaimu haha, sudah ku bilang kan aku ingin menjadi milikmu, seutuhnya, ayo jadilah milikku, kau setuju kan? Hm? Haha..." Balas nya.
Sadar atau tidak sadar ucapan seperti ini seakan sudah seperti gurauan sehari hari nya Vindra saja.
Baru ketemu saja wakti itu dia sudah mengajak sang nona menikah, bahkan mengaku sebagai calon suaminya, dia sangat bangga mengatakan Tanisha adalah kekasih nya, itu yang selalu keluar dari mulut Vin selama ini, tapi kenapa hari ini mendengar ucapan itu di saat akal waras Vin tengah terguncang justru Tanisha terlena?
Hingga membiarkan bibir pria itu mulai mendekat ke arah bibir nya, seperti menerima perlakuan tersebut dia bahkan memejamkan matanya.
Namun sang nona merasakan justru tubuh Vin terasa semakin berat menindih tubuh kurus nya, dada pria itu semakin hangat melekat dengan dada sang nona, sebelum akhirnya nafas beraturan berhembus di telinga sang nona, pria itu terkapar, di tubuhnya, sebisa mungkin Tanisha mengenyahkan tubuh berat itu dari tubuh nya, hingga berhasil menggulingkan tubuh pria itu kesampingnya, dengan nafas yang terengah engah.
Tanisha menyatukan kembali manik kemeja dari pria itu meski dadanya masih saja bergemuruh, setelah berhasil melakukannya dia lantas menyelimuti nya.
Hal yang belum pernah di alami seorang nona Tanisha Dhanda yang terhormat berada di malam buta dengan seorang pria di sebuah kamar. Meski terlihat seperti gadis nakal namun sebetulnya dia termasuk jajaran gadis gadis yang sangat mencintai dan menjaga kesucian dirinya, membatasi pergaulan bebasnya, meski terlihat bebas bahkan Vindra sendiri tidak yakin kalau sang nona adalah seorang wanita yang masih tersegel hebat.
Setelah beberapa kali memergoki nya di Bar, Tanisha cukup sangat sering putus asa hingga merayap kemana mana, Vin sering menemukan dia di sana, namun tidak pernah terlintas untuk mendekati nona yang kesongongan nya sudah sangat totalitas itu.
"Kau bilang aku tidak percaya cinta Vin? Sebelum kau mengenal cinta Aku sudah jatuh cinta, sudah, dan kau tidak perlu tau siapa dia" batinnya.
Tanisha mengambil selimut di lemari, berikut dengan bantal dan guling nya lalu melangkah ke arah sofa, berbaring di sana sembari menatap wajah polos Vin yang terpulas itu, senyum samar mengukir di bibir indahnya, hingga perlahan lahan mata sang nona pun mulai mengatup.