Chereads / Kill My Beloved Wife / Chapter 29 - Pria menyeramkan?

Chapter 29 - Pria menyeramkan?

Cukup lama tatapan remeh nona Dhanda tertuju hanya untuk tuan muda Dravinda tersebut, menyingir gak karuan, justru itu membuat gurat keganasan nya semakin memancarkan kecantikan luar biasa, rasanya Vin terbuai oleh pesona polesan makeup natural apa adanya itu.

Sangat istimewa ketimbang CEO Dhanda Development yang saban hari di hiasi oleh dandanan full makeup, yah meski tak di pungkiri dia tetap saja sangat kelewatan cantiknya.

"Enyahlah lagi Vin, silahkan duluan kau pergi dari sini hm?" Ucapnya dalam nada yang lambat, senyum tersungging tampak terukir pada bibir pria tersebut.

Sang nona kembali mengkesal, mengamuk senonoh, mendorong dorong tubuh pria itu untuk keluar dari rumah tersebut dengan segera, namun tetap saja dia tersenyum menanggapi nya, seakan dia pria yang sudah tidak memiliki rasa marah ataupun emosi terhadap wanita satu ini.

Tanisha bersikeras tetap mendorong nya, Vin semakin menjadi jadi dalam godaan nya, mengedipkan mata nakalnya, kadang mencubit hidung nya, dalam langkah mundur karna dorongan kuat dari tangan halus tersebut.

Dorong dan terus di dorong nya hingga menuju arah pintu luar, pria itu tetap saja menggoda nya, wajah sang nona sampai memerah padam.

Namun kedua telapak tangan halus nya terus saja menghantam dada bidang itu, hingga tiba tiba punggung tuan muda Dravinda menubruk sosok tubuh besar dan tegap, yang nyaris membuat nya terdampar pada dada sang nona.

"Aak" pekik pria tersebut, sang nona malah spontan menghindari tubuh pria itu, agar jangan sampai terpental ke arah tubuhnya, hingga Vin tergugu nyaris terjerembab. Tanisha pun tersenyum samar menyaksikan kesengsaraan pria tersebut.

"Siapa kalian?" Bentak pria yang tanpa sengaja di tubruk oleh tuan muda Dravinda itu.

Keduanya langsung mengarahkan pandangannya, hingga empat lawan dua pasang mata kini beradu lekat, namun Vindra tampak mengepal kan kuat kuat jemari nya, serta rahang nya yang mengeras secara tiba tiba, mata nona Dhanda justru mengisyaratkan ketakutan, karna sosok itu lumayan serem dalam pandangan nya.

Sosok pria bertubuh besar, tato di lengannya yang kekar, rambut gondrong nya yang tak terawat serta bibir tebal hitam nya pecandu rokok, selain itu mata pria ganas itu tampak tidak stabil seperti nya selain perokok akut dia juga seorang pemakai atau bahkan maniak miras.

Suasana senyap seketika, pria yang berdiri didepan pintu masuk itupun akhirnya mengarah kan matanya hanya pada satu titik yaitu Tanisha. gadis muda yang saat ini sudah persis seperti bidadari dari kayangan dalam pandangannya tubuh nya pun serasa atas kayangan sangat sempurna, kilau mata yang indah, di tatapnya mata sang nona dengan lekat, hingga Tanisha bergidik, sontak menghindar.

"Apaan kau pria kurang ajar, beraninya menatap nya seperti itu?" Cegah Vin, sembari mendorong dada lebar pria tersebut.

Pria itu pun kemudian tertawa sangat lebar, hingga terlihat seluruh deretan gigi hingga geraham nya, bukan hanya bergidik yang dirasakan Tanisha saat ini tapi juga jijik terhadap pria yang memberikan kesan pertama sebagai sosok iblis di benak nona Dhanda tersebut.

"Haha... Kau putri nya Arkandra?" Ocehnya, Tanisha pun terkesiap.

"Brengsek jangan berani kau ganggu dia" bentak tuan muda Dravinda, kembali di dorong nya dada lebar itu.

"Hehe... Sok suci, kau bangsat yang sesungguhnya hm?" Timpal pria tersebut lalu tersenyum seringai, murka Vindra tak terbendung akhirnya lepas lah satu tonjokkan bebas nya ke pipi pria itu.

Tanisha sontak menjerit histeris ketakutan, seiring suara dengkringan pecahan gelas serta jatuhan nampan mencelantang keras di lantai, seketika teh panas menggenang di sana, asap hangatnya masih tampak menyebar kemana-mana.

Persis di samping telapak kaki wanita paruh baya yang mana saat ini kedua lutut itu tampak bergetar hebat seiring dengan gerakan tangan serta wajah dan bibir yang memucat, mata lebar serta merta hanya tertuju pada sosok pria menyeramkan tersebut.

Tanisha berhamburan memeluk dan mendekap wanita setengah abad itu, selain itu sesegukan karena ketakutan nya terasa berat di dada ibu Asih.

"Mau apa kau?" Ucap wanita paruh baya tersebut.

"Mau ku? Hm? Biasalah sayang, aku kangen sama kamu, bulan ini belum dapat jatah" jawab pria tersebut sambil tersenyum seringai, Tanisha pun mendongak.

"Ibu kenal pria seram itu?" Tanya nya dengan gurat cemas yang terasa getir ketakutan.

"Pergilah nak, Vin bawa Tan dari sini!" Titah nya kemudian dengan tegas.

Vindra lantas mengangguk bergegas menarik pergelangan kecil itu, namun Tanisha menampis nya.

"Gak mau, ibu ku dalam bahaya, pria itu bukan pria baik baik, hei bandit liar mau apa kau dengan ibu ku?" Ocehnya dengan beraninya meskipun gemetar di sekujur tubuhnya.

Vindra dan ibu Asih semakin meresah

ulah tingkah yang sangat gegabah itu.

"Haha...ibu?? Heh? Dia bukan ibumu, sudah jelas jelas kau putri nya Arkandra" ucap pria tersebut.

"Tau apa kau tentang ibu tiri ku yang jalang itu? Siapa kau hah?" Teriak nya dengan wajah bengis.

"Tan, dia bahaya Tan, ayo kita harus pergi dari sini" bujuk Vin, namun gadis keras kepala tersebut tetap menggelengkan kepalanya.

"Nak, dengar ucapan Vin, pergilah, dia kesini mencari ibu, dia ayahnya Rindu, dia tidak akan mencelakakan ibu, dia datang hanya untuk meminta hak nya, pergilah hm?" Bujuk ibu Asih dengan lemah lembut.

"Gak Tan gak percaya, ayah Rindu itu jahat, ibu sudah pernah cerita juga kan?"

"Tenang lah dia tidak akan mencelakakan ibu" balas ibu Asih, berusaha meyakinkan.

Namun Tanisha tetap keras kepala, teguh pada pendiriannya.

"Kau yang harus pergi pria jahat, berandal busuk kurang ajar, kau pria tidak bertanggung jawab kau mencampakkan anak dan istri mu, sekarang seenaknya kau meminta hak mu, kau tidak punya hak apa apa, kau mengerti, aku bisa memenjarakan mu jika aku mau, pergi kau dari sini pria terkutuk" ocehan sarkas pedas dan tegas, sekarang sang nona semakin menjadi berani, memaki pria yang di anggap berada pada level dangerous tersebut.

"Hei mulutmu, kau tidak ada ubahnya dengan ibu tirimu, tapi kau lumayan juga, eits bukan lagi lumayan kau sempurna, kau datang kesini mau apa? Mau menggantikan Rindumu itu? Ayo lah sini, haha... Rindu melakukan tugasnya dengan sangat baik, jika kau menggantikan dirinya maka kau juga harus bersedia menjadi budak ku?" Sebuah ocehan yang membuat telinga tuan muda Dravinda memerah padam, tanpa aba aba dia sontak melayangkan kaki nya dengan sangat keras hingga tepat pada tulang rusuk pria itu, tubuh nya terpental lalu meringis di lantai.

"Pria kurang ajar" gemerutuk nya.

"Ibu ayo ikut Tan ibu, disini udah gak aman buat ibu" Oceh sang nona dengan nafas yang kian terasa memberat, namun ibu Asih menggeleng sendu dengan permintaan nya tersebut.