"Ini sudah yang ke sekian kalinya kamu mengacaukan nama baik resto ini. Kau ku pecat!" teriak seseorang ibu tua dengan menunjuk seorang gadis muda yang terlihat sedang menunduk sambil mengetuk-ngetuk kaki kanannya ke lantai. Wajahnya terlihat menahan marah karena dia baru saja dipecat dari pekerjaannya.
Luna kemudian melepas jaket seragam karyawannya dan menyerahkan pada ibu itu dengan wajah yang tidak tersirat sebuah penyesalan.
"Hei Luna jangan dulu pergi sebelum kau mengganti semua kekacauan yang kamu buat hari ini!" teriak ibu pemilik resto itu tanpa belas kasih. Sudah memecat tanpa uang pesangon, dan sekarang Luna diminta untuk membayar ganti rugi atas semua hal yang sama sekali bukan salahnya.
Luna menggerutukkan gigi saking kesalnya. Pasalnya ini semua bukan murni karena kesalahannya saja. Kalau si pemesan itu tidak membatalkannya, mungkin hari ini dia tidak dipecat.
[Tiga jam sebelumnya ...]
Luna mendapat pesanan antar dua puluh paket mie pangsit yang harus dia antar ke sebuah lokasi syuting di sebuah daerah dekat gedung pengadilan negeri Jakarta . Seorang staf atau kru film memesan ke restonya. Dan Luna pun yang ditugaskan untuk mengantar paket pesanan itu ke sana.
Dengan mengendarai sekuternya Luna pun menuju ke sana membawa semua pesanan itu penuh dalam kotak pengirimannya. Dengan berpacu dengan waktu Luna berusaha untuk bisa tepat waktu mengantar pesanan dua puluh paket mie pangsit itu ke sana. Namun di tengah perjalanan, Luna mengalami kejadian yang tidak terduga. Dia terhalang oleh beberapa massa yang sedang unjuk rasa. Karena tidak bisa lewat Luna pun mencoba memutar arah, meskipun itu membutuhkan waktu yang sangat lama dan tidak mudah. Tapi jika dia menunggu dan menerobos kerumunan massa itu, itu juga akan memakan waktu yang lebih lama juga. Luna pun kemudian memutar arah menuju lokasi itu. Dan hampir saja dia sampai di lokasi, hal terduga lainnya pun datang kembali. Kali ini ada seorang anak kecil yang menyebrang tanpa memperhatikan kalau ada kendaraan lewat. Luna hampir saja menabrak anak kecil itu, kalau dia tidak membanting stang motornya ke arah kiri. Dan rupanya di sebelah kiri terdapat parit. Alhasil Luna pun terjatuh dan menyebabkan beberapa kotak mie pangsit-nya tumpah.
"Aiish, sial sekali hari ini!" umpat Luna sambil mencoba bangun dan meraih sekuternya. Dan begitu sadar kalau ada beberapa kotak mie pangsit yang terjatuh, Luna pun kembali mengumpat serapah. Baru saja dia mau memarahi anak kecil yang sudah menyeberang tanpa hati-hati itu, Luna sudah melihat anak kecil itu lari ketakutan.
"Pffffhh," Luna mengumpat sambil mendengus kesal.
Kemudian Luna menghitung jumlah kotak mie pangsit yang tumpah. Ternyata ada tujuh kotak yang tumpah tanpa bisa diselamatkan. Kemudian Luna merapihkan sisa-sisa kotak yang masih bisa diselamatkan ke dalam keranjangnya. Lalu kembali bersiap-siap untuk melanjutkan perjalananya. Dia tidak memedulikan kalau tangannya terkilir dan terluka karena benturan. Yang ada di dalam pikirannya saat ini dia harus segera mengantarkan pesanannya. Dan dia sudah terlambat selama sepuluh menit.
Saat Luna berhasil menuju lokasi sana. Dan menghubungi orang yang sudah memesan mie pangsit di resto tempat dia bekerja. Setelah menunggu lima belas menit, akhirnya orang itu datang menghampirinya.
"Kau sudah terlambat hampir setengah jam," protes orang yang memesan.
"Sebenarnya aku sudah datang sekitar lima belas menit yang lalu Tuan," jawab Luna sambil mengasongkan pesanan itu.
"Ini sudah lewat jam istirahat makan, kami harus segera bekerja lagi karena harus mulai pengambilan gambar lagi. Dari tadi kami menahan lapar dan dua puluh menit yang lalu kami sudah memesan mie dingin di sekitar lokasi ini. Maaf jadi aku tidak jadi memesan," kata orang itu sambil berlalu.
"Tapi Tuan, ini sudah dipesan dan tidak bisa dikembalikan lagi," jawab Luna menahan tangan orang itu agar mau bertanggung jawab dengan pesanan makanan itu.
"Kau sudah terlambat sekali, dan aku sudah membatalkan pesanannya dua puluh menit yang lalu dengan menelepon ke resto, apa bosmu tidak memberi tahumu?" kata orang itu dengan wajah yang tidak bersahabat.
"Tapi Tuan, aku terlambat karena harus memutar arah. Rute yang terdekat tadi ada unjuk rasa, jadi aku ...."
"Maaf Nona, sesuai motto resto kalian. Kalau kalian tidak bisa tepat waktu, kami bisa membatalkan dan boleh tidak membayar dan gratis memakannya. Berhubung aku masih berbaik hati. Jadi aku tidak mengambil mie pangsit itu. Kau bawa pulang lagi ke restomu itu!" jawab orang itu kemudian melepas tangan Luna.
"Tuan, tidakkah kau kasihan padaku. Sekali ini saja kau tolong aku, aku cuma pekerja paruh waktu, dan pasti aku akan dipecat ..."
"Maaf Nona, aku tidak punya waktu lagi, karena kami harus segera syuting lagi. Jadi tolong pergi!" usir orang itu kemudian segera berlari menuju set syutingnya.
Luna menghela napas panjang dan melihat dari jauh lokasi syuting itu. Dia juga sempat melihat beberapa artisnya yang sedang siap-siap kembali untuk syuting. Luna menatapnya dengan penuh tatapan sedih. Kemudian dia pun mengambil paket mie pangsit itu dan memasukkannya lagi ke dalam kotak pengiriman di jok belakang sekuternya.
[Saat ini ...]
"Kau sudah menumpahkan tujuh kotak mie pangsit, jadi kau harus membayarnya!" ucap ibu tua itu sangat kejam tak berperasaan. Namun bagi Luna yang hanya seorang pekerja paruh waktu, tentu saja dia tidak bisa mendapat uang pesangon, karena dia baru dua bulan bekerja di sana. Parahnya lagi kemarin malam dia juga baru saja dipecat dari restoran tempatnya bekerja di hari pertamanya dia bekerja. Sungguh nasibnya kurang beruntung. Luna kemudian merogoh dompet di tas pinggangnya dan mengeluarkan sisa uangnya yang tinggal 2 lembar pecahan sepuluh ribuan saja.
"Nyonya, aku hanya punya uang dua puluh ribu saja," kata Luna itu menyerahkan seluruh uang yang ada di dompetnya. Sementara harga satu paket mie pangsit 20.000 rupiah.. Dan dia hanya bisa membayar 1 paket mie pangsit dari 7 paket mie pangsit yang dia tumpahkan tidak sengaja karena sebuah kecelakaan itu.
"Ini tidak cukup, apalagi kau sudah merusak sekuterku itu!" kata pemilik resto itu protes.
"Wahh aku memang sial karena sudah mempekerjakanmu di sini. Aku malah rugi," ucap si pemilik resto terlihat kesal.
"Nyonya,, nanti aku akan mengganti sekuter itu dan sisa 6 paket mie pangsit yang belum terbayar kalau aku sudah mempunyai uang," kata Luna berjanji.
"Ti-tidak, aku tidak ingin. Lebih kau jangan ke sini lagi.Aku tidak mau tambah sial. Jadi lupakan saja itu, asalkan kau tidak kembali lagi ke sini!" ucap pemilik resto itu sambil mengusir Luna.
Dengan perasaan terluka dan sedih, Luna pun kemudian melangkah pergi dari resto itu. Berjalan kaki menuju halte bus.
Luna pun kemudian duduk di kursi tunggu halte bus menunggu bus jurusan ke rumahnya datang. Dia pun melihat keramaian kendaraan yang berada di hadapannya. Kendaraan lalu lalang di depannya membuat Luna leluasa untuk melamun tanpa seorang pun yang peduli dengan dirinya di halte itu. Luna kemudian meringis kesakitan. Dia baru tersadar kalau tangannya terluka. Kemudian dia menggulung lengan kemejanya yang panjang, dan melihat beberapa luka gores dan lecet di lengan kanannya. Luna pun meniup-niup lengannya. Lalu membasuhnya dengan air di botol minumannya.
"Shhhh ..." Luna meringis karena merasa perih.
Tak lama kemudian bus jurusan ke rumahnya datang. Luna pun segera naik ke bus ini. Ini masih siang, pasti neneknya akan curiga kalau dia pulang terlalu cepat.