Chereads / Terjebak CINTA CEO Posesif / Chapter 7 - Ch 8 Modus

Chapter 7 - Ch 8 Modus

Selamat membaca

.

.

"Kamu sedang apa?" tanya Bastian saat melihat Helena yang urung keluar dari mobil, padahal mereka telah tiba di basement.

"Saya sedang menunggu para fans bapak pergi," Kata Helena dengan santainya.

"Fans saya?" beo Bastian.

"Iya, saya mau kerja dengan tenang. Kalo ada yang lihat saya turun dari mobil bapak, sudah pasti saya jadi bahan gosip satu kantor!" kata Helena.

Gadis itu berdecak kesal beberapa kali saat dia melihat parkiran tak pernah sepi sejak mereka tiba tadi. Bahkan ini sudah 10 menit sejak mereka tiba di basement.

"Kamu yakin tidak keluar sekarang? Sebentar lagi jam masuk. Kamu belum absen kan?" tanya Bastian yang tetap di tempat, menunggu gadis itu keluar.

Helena tak menjawab, dia fokus menatap seorang karyawan yang turun dari motor, dan sepertinya akan meninggalkan basement. Matanya juga mengawasi sekeliling memastikan tidak ada orang lain selain mereka dan juga memastikan tidak ada tanda tanda manusia yang akan datang dalam waktu 1 menit kedepan.

"Kamu-,"

"Sekarang!" teriak Helena membuka pintu mobil memotong ucapan Bastian. "Terima kasih atas tumpanganya pak!" ucap Helena cepat bersamaan dengan tangannya yang menutup pintu dengan kencang.

Sangking kencangnya, Bastian yang ada di dalam mobil menjadi terkejut. Kepalanya hanya menggeleng-geleng dengan sedikit tawa yang terlukis di wajahnya memperhatikan Helena yang berlari meninggalkan basement.

***

Helena berlari menaiki tangga darurat, karena lift sudah penuh. Dan akan memakan waktu jika ia menunggu lebih lama lagi.

Dengan kekuatan super panik, Helena berlari menaiki tangga dengan tote bag di sebelah kiri dan sepatu di tangan sebelah kanan. Kaki gadis itu hanya dilapisi oleh kaus kaki, karena dia tidak mau mengambil resiko jatuh dari tangga karena menggunakan sepatu ber-heels.

Yang paling dicemaskan oleh Helena adalah macbooknya. Bisa mati dia jika benda itu sampai rusak.

Dengan nafas yang tersengal, Helena berdiri di dekat pintu ruangan Personalia dan umum. Di sana dia menempelkan jari jempolnya sejenak untuk melakukan absen.

"Selamat!" kata Helena melihat angka yang memberitahukan jam berapa mereka melakukan absen. Saat ini dirinya beruntung karena tersisa waktu 3 menit sebelum terdata terlambat.

"Whats wrong with you?" tanya Sonia yang baru saja datang dan menempelkan jarinya pada tempat yang sama dilakukan oleh Helena tadi. Wanita itu bahkan 30 detik sebelum terlambat.

"Capek abis olahraga!" kata Helena sembarangan.

Dia meninggalkan Sonia, lalu berjalan ke dalam ruangan sambil tanganya terus saja menenteng sepatu dan totebagnya. Dengan gerakan lemah, Helena membuka kunci loker lalu memasukkan tas totebag kedalam loker.

"Ah laptop!" keluh Helena membuka kembali loker kemudian mengambil macbook dari dalam tas totebagnya, serta beberapa barang yang di perlukan.

"Tumben kek kesetanan?" Tanya adam.

Biasanya Helena juga di waktu yang mepet, hanya saja gadis itu santai karena dia menggunakan lift dan selalu absen di 5 menit sebelum terlambat.

"Saya abis di kejar kucing garong!" kata Helena pula beralasan.

Gadis itu membuka kancing atas kemejanya, lalu berdiri di bawah Ac yang menyala. "Ih ac kantor kita gak dingin banget!" sebel Helena merasa lelah berdiri.

"Kan baru dinyalain!" kata Adam menjawab.

Helena tidak menjawab, dia hanya memanyunkan bibirnya dan kembali fokus pada ac. Tanganya merampas sebuah buku tulis yang biasa digunakan anak sma, lalu menjadikan buku itu untuk mengipasi dirinya.

"Dek, nanti sebelum makan siang antarin ini ke pak Cahyadi, kepala departemen produksi," kata Sonia menunjukkan sebuah map berwarna merah.

"Ga mau ah, kantor kepala Departemen ada di lantai 5, jauh banget. Lagian itu kan bagian mbak!" jawab Helena.

Gadis itu mengenakan kembali kancing bajunya, lalu berjalan menuju kubikel miliknya sendiri. Setelah tiba disana dia menyalakan komputer terlebih dahulu, karena dia hanya perlu menyalin data dari Flash disk.

"Oh iya, Flashdisknya kan di taruh di tas bekal karena hampir kelupaan tadi," kekeh Helena setelah mencari kedalam kotak pensil yang selalu ia bawa.

Helena segera menuju loker lalu membukanya. Saat pintu loker tersebut terbuka yang dilihat oleh Helena hanya celengan koin dari botol air mineral botol, hasil DIY tim humas. Di selain itu di dalam loker itu hanya ada tas.

"Tempat bekal ku ... ah! Ketinggalan di motor Nina!" kata Helena bertanya sendiri, lalu menjawab sendiri.

Helena segera mengambil ponsel, kemudian mengirimkan pesan kepada Nina.

'Nin, Ntar bekal aku bawain sekalian ya' *send

Tidak perlu menunggu lama, sebuah pesan masuk. 'Gak ada, lu tadi gak ninggalin tempat bekal'. Kening Helena berkerut saat membaca pesan tersebut, lalu dia membalas pesan Nina.

'Lah, kalo gak sama mu, sama siapa dong?' *send.

Helena menggigit bibirnya saat membaca balasan dari Nina yang mengatakan kemungkinan bekalnya tertinggal di mobil si bos. Sebastian.

"Ahh ... Tolol banget gua!" Teriak Helena yang langsung mendapatkan plototan dari balik kubikel.

Helena menghiraukan tatapan yang mengarah padanya, dia berlari menuju meninggalkan loker menuju ruangan Sonia. Meski sedikit ragu, Akhirnya Helena pun berkata. "Kak, aku ada perlu di lantai 4, kakak jadi ga nitip map?" tanya Nina dengan wajah jutek pura pura bahwa dia menawarkan bantuan.

Padahal, faktanya Helena butuh alasan untuk ke lantai 5. Memang tidak akan ada yang mempermasalahkan hal itu, hanya saja pasti akan canggung jika ada yang bertanya keperluan ke lantai 5.

"Ngapain?"

"File aku kebawa Nina, mau ambil kesana." Jawab Helena berbohong.

"Oh, yaudah ini," kata Sonia dengan mudahnya.

Awalnya Helena khawatir Sonia akan banyak tanya sehingga membuatnya jengkel, tapi kegelisahan itu menguap saat melihat Sonia mengulurkan map dengan mudah tanpa banyak tanya.

"Pak Cahyadi kan?" tanya Helena memastikan.

Setelah mendapatkan anggukan dari Sonia, dia segera melesat meninggalkan ruangan divisi Personalia.

Langkah kaki Helena dengan cepat menapak lantai ubin yang keras dan dingin, diikuti dengan suara ketukan heels sepatu yang beradu dengan lantai.

"Mau kemana?" tanya Seorang wanita yang bekerja sebagai OG di gedung itu.

"Ke atas Buk, antar map!" jawab Helena sopan.

"Iya, iya, Helena benar benar anak rajin," puji wanita itu mengulas senyuman manis pada Helena.

"Hehe, gak juga bu. Ibu mau kemana?" Helena balik bertanya.

"ibu mau bersihkan ruangan rapat, pak bos bilang ruangannya mau di pake jam 10," kata Wanita paruh baya itu.

Helena menganggukan kepalanya paham. Saat lift berhenti di lantai lima Helena keluar dari Lift sebelumnya dia berpamitan dengan sopan.

Setelah pintu lift tertutup ia berlari menuju ruangan yang ada paling sudut sebelah kanan di lantai 5. Dia mengabaikan beberapa orang yang memperhatikanya.

"Cari siapa?"

.

.

TBC